Islam, Rahmat Bagi Alam Semesta

Friday, February 27, 2009

Kematian Dan Hidup Setelah Mati

Ada orang yang menganggap bahwa kematian adalah akhir segalanya. Padahal, kematian hanyalah jembatan antara kehidupan di dunia dengan hidup di akhirat. Kematian seolah pintu gerbang kehidupan setelah mati. Di seberang pintu gerbang ini, yaitu kehidupan di akhirat, kita akan memasuki surga atau neraka tergantung pada iman kita yang murni pada keesaan Allah dan ridha Allah atas amal perbuatan kita di dunia ini.

Kematian hanyalah akhir dari suatu jangka waktu saja. Kematian sama dengan membunyikan bel di sekolah, yang menandai berakhirnya ujian. Allah memberi jangka waktu yang berbeda untuk menguji setiap manusia. Ada yang diberi waktu tiga puluh tahun, ada pula yang menikmati hidup selama seratus tahun. Seperti halnya Allah memutuskan tanggal lahir kita, yang merupakan awal ujian kita, Allah memutuskan pula waktu berakhirnya jangka waktu tersebut. Dengan kata lain, hanya Allah yang tahu pada umur berapa kita akan meninggal.


Bagaimana Seharusnya Kita Memikirkan Kematian? Kematian, yaitu berakhirnya masa ujian kita di dunia ini, adalah sumber kebahagiaan dan kenikmatan bagi orang beriman. Kita hampir tidak pernah menyesali orang yang berhasil melalui ujian, bukan? Merasa berduka karena seseorang meninggal sama saja lucunya. Mungkin benar kita kehilangan kerabat dekat atau seseorang yang kita cintai. Namun, orang yang beriman mengetahui bahwa kematian pasti bukanlah perpisahan abadi, dan bahwa seseorang yang meninggal hanya sekadar menyelesaikan masa ujian di dunia ini. Dia tahu bahwa di akhirat, Allah akan mengumpulkan kaum Muslimin yang hidup menurut perintah-Nya dan memberi mereka balasan surga. Dalam hal ini, mereka akan merasakan kebahagiaan besar, bukan rasa penyesalan.


Allah bisa mengambil jiwa kita kapan pun. Oleh sebab itu, kita harus berjuang untuk memperoleh ridha Allah. Kesimpulannya, kematian bukanlah akhir, melainkan sebuah gerbang yang mengantar kita menuju akhirat. Kehidupan di akhirat adalah kehidupan sesungguhnya yang akan abadi, dan kita perlu bersiap-siap untuk itu. Apakah kita berpikir bahwa seseorang yang menjalani ujian ingin tetap dalam ujian itu selamanya? Tentu tidak. Dia hanya ingin menjawab pertanyaan dengan benar, lalu meninggalkan kelas. Di dunia ini pun, seorang manusia harus berjuang untuk melalui ujiannya, mendapatkan ridha Allah, dan mencapai surga-Nya.


Dalam dunia ini, tujuan terpenting manusia haruslah untuk mencintai Allah dan mendapatkan ridha-Nya. Hal ini karena Allah, Yang Maha Penyayang, mencintai kita dan melindungi kita di segala waktu. Salah satu ayat Al Qur'an, yang menyebutkan perkataan salah seorang nabi, berbunyi: “…Tuhanku adalah Pelindung segalanya.” (QS Hud: 57)


AKHIRAT
Allah menggambarkan sifat sementara dunia ini dalam banyak ayat Al Qur'an dan menegaskan bahwa tempat tinggal manusia yang sebenarnya adalah di akhirat. Manusia yang diuji di dunia ini suatu hari akan diambil melalui kematian, sehingga memulai kehidupan barunya di akhirat. Inilah hidup tanpa akhir. Di kehidupan yang abadi, jiwa manusia tidak akan hilang. Allah menciptakan nikmat yang tak terhingga di dunia ini. Dia menciptakan kehidupan di dunia ini untuk melihat bagaimana kita berbuat untuk mensyukuri nikmat yang kita peroleh. Sebagai pahala atau siksa, Allah juga menciptakan surga dan neraka. Allah memberi tahu kita bagaimana seseorang diberi balasan di akhirat, di hadapan Allah: "Barangsiapa membawa amal yang baik maka baginya pahala sepuluh kali lipat amalnya. Dan barangsiapa yang membawa perbuatan yang jahat, maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikit pun tidak dianiaya (dirugikan)". (QS Al-An’am: 160)

ALLAH MAHA PENYAYANG KEPADA MANUSIA
Dia memberi mereka pahala dengan berlimpah. Tetapi orang yang memperoleh siksa hanyalah dibalas sesuai dengan kejahatan mereka. Allah tidak menzalimi siapa pun. Manusialah yang mungkin memperlakukan orang lain dengan tidak adil. Di dunia ini, seseorang yang berdosa bisa saja menipu atau menyesatkan orang lain, tetapi di akhirat, jika dia tidak beriman kepada Allah dan keesaan-Nya, Allah pasti akan menghukumnya, dan jika dia adalah seorang Muslim, Allah mungkin akan menghukum atau memaafkannya. Allah Maha Melihat dan Mendengar segalanya, sehingga Dia membalas segala perbuatan.

SURGA DAN NERAKA
Surga dan neraka adalah dua tempat terpisah. Di kedua tempat ini manusia akan menghabiskan kehidupannya setelah mati. Al Qur'an-lah yang memberi kita informasi yang benar tentang kedua tempat ini.

Kita mungkin pernah pergi ke daerah-daerah yang pemandangannya indah atau melihat adegan-adegan yang menegangkan dalam film. Mungkin ada tempat-tempat yang tidak ingin kita tinggalkan. Surga tidak dapat dibandingkan keindahannya dengan tempat-tempat apa pun yang kita sebutkan itu. Makanan yang dinikmati orang-orang beriman dalam surga jauh lebih lezat daripada makanan di dunia ini. Allah, Pencipta segala keindahan di dunia, memberi tahu kita bahwa Dia menciptakan keindahan yang jauh lebih hebat di surga bagi orang-orang beriman yang ikhlas. Kesulitan di Dunia Ini Membuat Kita Lebih Memahami Keindahan Surga Kita mengalami berbagai kesulitan di dunia ini. Kita sakit, kita mengalami patah tangan atau kaki, kita merasa sangat dingin atau panas, perut kita lapar, atau kulit kita memar, dll. Lihatlah foto orang tua kita yang masih muda, dan pikirkanlah tentang wajah mereka sekarang. Kita akan melihat perbedaan. Allah khusus menciptakan kelemahan seperti itu bagi manusia di dunia ini. Tak satu pun kelemahan itu ditemukan di akhirat.

Begitu kelemahan di dunia ini direnungkan, kita bisa mengenal kehebatan surga dengan baik. Memasuki surga menghapus semua penderitaan. Pikirkanlah hal-hal yang tidak kita sukai di dunia ini... Di akhirat, semua itu tidak akan ada lagi. Surga dihias dengan nikmat-nikmat yang paling disukai oleh manusia. Segala hal terbaik dari yang kita makan dan minum di dunia ini ada di surga, dalam bentuk yang sempurna. Manusia tidak pernah merasakan dingin atau panas di surga. Mereka tidak pernah sakit, takut, berduka, atau menjadi tua. Kita tidak akan menemukan orang jahat di sana. Ini karena orang jahat, yaitu orang yang tidak percaya pada Allah dan mengingkari-Nya, akan tinggal di neraka, tempat yang pantas buat mereka.

Orang-orang di surga berbicara dengan lemah lembut satu sama lain. Mereka tidak pernah mengumpat, marah, berteriak, atau saling menyakiti. Seluruh orang baik yang mempunyai keimanan sejati atas keesaan Allah, dan orang yang beramal demi ridha Allah, sehingga pantas mendapat surga, akan berada di sana, berkumpul sebagai teman selamanya. Dari Al Qur'an kita tahu bahwa hal-hal luar biasa terdapat dalam surga: kediaman yang luar biasa, taman-taman yang teduh, dan sungai yang mengalir menambah sukacita penghuni surga.

Memang, apa yang telah kita gambarkan di atas belumlah cukup untuk melukiskan nikmatnya surga. Keindahan surga berada di luar khayalan kita. Dalam Al Qur'an, Allah memberi tahu kita bahwa dalam surga, manusia akan mendapatkan lebih dari yang mereka pikirkan. Pikirkanlah sesuatu yang kita ingin miliki atau tempat yang ingin kita kunjungi.

Dengan kehendak Allah, kita akan mendapatkan semua itu dalam sekejap. Dalam satu ayat, Allah menyatakan bahwa: "… Kalian akan memperoleh di dalamnya apa yang kalian minta." (QS. Fussilat: 31)

Beberapa ayat dalam Al Qur'an yang menceritakan keindahan surga adalah sebagai berikut:

"Perumpamaan surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa: Di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tidak berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai khamar arak yang lezat rasanya bagi peminumnya, dan sungai-sungai dari madu yang disaring, dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Tuhan mereka." (QS. Muhammad: 15)

"Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, sesungguhnya akan Kami tempatkan mereka pada tempat-tempat yang tinggi di dalam surga, yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya. Itulah sebaik-baik balasan bagi orang-orang yang beramal." (QS. Al-'Ankabut: 58)

"(Bagi mereka) surga Adn, mereka masuk ke dalamnya, di dalamnya mereka diberi perhiasan dengan gelang-gelang emas, serta dengan mutiara, dan pakaian mereka di dalamnya adalah sutera." (QS. Fatir: 33)

"Sesungguhnya penghuni surga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan (mereka). Mereka dan isteri-isteri mereka berada dalam tempat yang teduh, bersandar di atas dipan-dipan. Di surga itu mereka memperoleh buahbuahan dan memperoleh apa saja yang mereka minta." (QS. Ya Sin: 55-57)

"Di antara pohon bidara yang tidak berduri, dan pohon pisang yang bersusun (buahnya), dan naungan yang terbentang luas, dan air yang tercurah, dan buah-buahan yang banyak, yang tidak pernah berhenti (berbuah) dan tidak terlarang mengambilnya, dan kasur-kasur yang tebal lagi empuk." (QS. Al-Waqi'ah: 28-34)

"Allah juga memberi tahu kita bahwa orang-orang yang pantas mendapatkan surga akan tinggal di dalamnya selamanya: Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, kami tidak memikulkan kewajiban kepada diri seseorang melainkan sekadar kesanggupannya, mereka itulah penghuni-penghuni surga. Mereka kekal di dalamnya." (QS. Al-A’raaf: 42)

Pada dasarnya, seorang yang beriman akan memperoleh kesenangan karena mendapatkan ridha Allah. Mengetahui dan merasakan hal ini adalah kesenangan terbesar yang kita rasakan di dunia. Siksa Neraka Akan Abadi Selamanya Orang yang durhaka kepada Allah dan menolak mengakui adanya Allah juga akan diberi balasan karena apa yang mereka lakukan itu. Mereka tidak mengakui Allah dan tidak percaya bahwa Allah-lah Yang telah menciptakan segalanya, dan mereka bersikap sombong, tidak mampu melakukan ibadah yang diperintahkan kepada mereka, sehingga mereka membangkang di dunia ini. Karena semua ini, mereka akan disiksa dalam neraka.

Beberapa orang melakukan berbagai kejahatan di dunia ini. Ketika tidak ada orang yang melihat mereka, mereka mungkin tidak akan dihukum. Tetapi orang-orang ini tidak tahu bahwa Allah melihat mereka setiap waktu, dan Allah bahkan mengetahui pikiran mereka. Setiap orang akan diberi balasan atas perbuatan baik maupun jahat yang mereka lakukan.

Allah memiliki keadilan tak terbatas, dan dalam ayat-ayat Al Qur'an, Allah memberikan kabar gembira, bahwa bahkan perbuatan sekecil apa pun akan diberi balasan yang berlipat ganda. Allah juga memberi tahu kita bahwa manusia akan diberi pahala jika mereka menyesal dan memohon ampun kepada-Nya. Akan tetapi, Allah mengancam orang-orang yang tidak beriman kepada-Nya, tidak mau mematuhi perintah dalam Al Qur'an, dan berpikir bahwa tidak ada kehidupan setelah kematian.

Neraka adalah ganjaran untuk orang-orang berdosa, dan orang-orang yang melakukan kesalahan karena durhaka kepada Allah. Allah menggambarkan keadaan orang-orang ini dalam Al Qur'an sebagai berikut:

"(Yaitu) orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai permainan dan olok-olok, dan kehidupan dunia telah menipu mereka. Maka pada hari (kiamat) ini, Kami melupakan mereka sebagaimana mereka melupakan pertemuan mereka dengan hari ini, dan (sebagaimana) mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami." (QS. Al-A'raf: 51)

Di neraka, siksa yang mengerikan, yang tidak bisa dibandingkan dengan rasa sakit seperti apa pun di dunia ini, telah menunggu penghuni neraka.

Neraka adalah tempat yang penuh dengan api, rasa sakit, putus asa, dan ketidakbahagiaan. Penghuni neraka berdoa kepada Allah dan memohon dikeluarkan dari neraka. Tetapi, begitu telah berada di neraka, sudah terlambat untuk merasa sesal atau sedih. Telah dibahas di depan tentang penyesalan yang dirasakan oleh Firaun.

Allah memberi manusia kesempatan hingga saat kematiannya. Tetapi, begitu ia meninggal dan memulai kehidupan di akhirat, rasa sesal tidak akan lagi berguna. Penghuni neraka menjalani kehidupan yang jauh lebih buruk daripada kehidupan binatang. Satu-satunya makanan yang mereka temui hanyalah buah dari duri pahit dan pohon Zaqqum. Mereka meminum darah dan nanah. Dengan kulit mengelupas, daging terbakar, dan darah berceceran di mana-mana, mereka menjalani kehidupan yang menghinakan. Dengan tangan-tangan terikat pada leher mereka, mereka dimasukkan ke tengah-tengah api. Bahkan, kehidupan seperti ini akan tetap abadi. Banyak orang yang percaya bahwa neraka hanyalah tempat sementara, dan bahwa

ketika mereka telah disiksa karena kesalahan mereka, mereka akan memasuki surga. Benar atau tidaknya hal ini hanyalah diketahui oleh Allah, Yang memberi tahu kita tentang hal berikut ini dalam Al Qur'an: "Mereka berada di dalam neraka yang tertutup rapat." (QS. Al-Balad: 20)

Hal itu adalah karena mereka mengaku, “Kami tidak akan disentuh oleh api neraka, kecuali selama beberapa hari yang bisa dihitung.” Mereka teperdaya dalam agama mereka karena apa yang selalu mereka ada-adakan. (QS. Ali Imran: 24)

Akan tetapi, yang harus dilakukan oleh seorang Muslim yang mengatahui kesalahannya dan perbuatannya yang keliru adalah menyesali semua itu, berdoa, dan memohon pengampunan dari Allah.

Dalam Al Qur'an, Allah memberi tahu kita bahwa Allah mengampuni segala dosa asalkan kita bertobat. Ayat yang menyatakannya adalah sebagai berikut: "Katakanlah, “Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kita berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni segala dosa. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Penyayang." (QS. Az-Zumar: 53)

Manusia perlu mengetahui kesalahannya dan meminta pengampunan dari Allah untuk menghindari sesal yang tak berkesudahan di akhirat, dan untuk menyelamatkan diri mereka dari siksa yang tak tertahankan di neraka.

[Sumber: kumpulan e-book Harun Yahya]

Thursday, February 26, 2009

Muhammad, Profil Tersukses Sepanjang Sejarah

LAMARTINE, Histoire De La Turquie,
Paris, 1854, Vol. II, pp 276-277 
“Dunia telah menyaksikan banyak pribadi-pribadi agung. Namun, dari orang orang tersebut adalah orang yang sukses pada satu atau dua bidang saja misalnya agama atau militer. Hidup dan ajaran orang-orang ini seringkali terselimuti kabut waktu dan zaman. Begitu banyak spekulasi tentang waktu dan tempat lahir mereka, cara dan gaya hidup mereka, sifat dan detail ajaran mereka, serta tingkat dan ukuran kesuksesan mereka sehingga sulit bagi manusia untuk merekonstruksi ajaran dan hidup tokoh-tokoh ini.

Tidak demikian dengan orang ini. Muhammad (SAW) telah begitu tinggi menggapai dalam berbagai bidang pikir dan perilaku manusia dalam sebuah episode cemerlang sejarah manusia. Setiap detil dari kehidupan pribadi dan ucapan-ucapannya telah secara akurat didokumentasikan dan dijaga dengan teliti sampai saat ini. Keaslian ajarannya begitu terjaga, tidak saja oleh karena penelusuran yang dilakukan para pengikut setianya tapi juga oleh para penentangnya. Muhammad adalah seorang agamawan, reformis sosial, teladan moral, administrator massa, sahabat setia, teman yang menyenangkan, suami yang penuh kasih dan seorang ayah yang penyayang - semua menjadi satu. Tiada lagi manusia dalam sejarah melebihi atau bahkan menyamainya dalam setiap aspek kehidupan tersebut - hanya dengan kepribadian seperti dia-lah keagungan seperti ini dapat diraih.”

K. S. RAMAKRISHNA RAO, 
Professor Philosophy dalam bookletnya, “Muhammad, The Prophet of Islam”
Kepribadian Muhammad; sangat sulit untuk menggambarkannya dengan tepat. Saya pun hanya bisa menangkap sekilas saja: betapa ia adalah lukisan yang indah. Anda bisa lihat Muhammad sang Nabi, Muhammad sang pejuang, Muhammad sang pengusaha, Muhammad sang negarawan, Muhammad sang orator ulung, Muhammad sang pembaharu, Muhammad sang pelindung anak yatim-piatu, Muhammad sang pelindung hamba sahaya, Muhammad sang pembela hak wanita, Muhammad sang hakim, Muhamad sang pemuka agama. Dalam setiap perannya tadi, ia adalah seorang pahlawan. Saat ini, 14 abad kemudian, kehidupan dan ajaran Muhammad tetap selamat, tiada yang hilang atau berubah sedikit pun. Ajaran yang menawarkan secercah harapan abadi tentang obat atas segala penyakit kemanusiaan yang ada dan telah ada sejak masa hidupnya. Ini bukanlah klaim seorang pengikutnya tapi juga sebuah simpulan tak terelakkan dari sebuah analisis sejarah yang kritis dan tidak bias.

MICHAEL H. HART, 
The 100: A Rangking of the Most Influential Person in History.
“Pilihan saya pada Muhammad untuk diletakkan di peringkat teratas dari urutan orang-orang yang berpengaruh di dunia boleh jadi mengejutkan sebagian pembaca dan membuat orang lain bertanya-tanya. Tetapi ia adalah satu-satunya manusia dalam sejarah yang meraih sukses yang begitu tinggi, baik dalam bidang agama, maupun dalam bidang keduniaan.”

PROF. SNOUCK HURGRONJE:
Liga bangsa-bangsa yang didirikan Nabi umat Islam telah meletakkan dasar-dasar persatuan internasional dan persaudaraan manusia di atas pondasi yang universal yang menerangi bagi bangsa lain. Buktinya, sampai saat ini tiada satu bangsa pun di dunia yang mampu menyamai Islam dalam capaiannya mewujudkan ide persatuan bangsa-bangsa. Dunia telah banyak mengenal konsep ketuhanan, telah banyak individu yang hidup dan misinya lenyap menjadi legenda. Sejarah menunjukkan tiada satu pun legenda ini yang menyamai bahkan sebagian dari apa yang Muhammad capai. Seluruh jiwa raganya ia curahkan untuk satu tujuan: menyatukan manusia dalam pengabdian kapada Tuhan dalam aturan-aturan ketinggian moral. Muhammad atau pengikutnya tidak pernah dalam sejarah menyatakan bahwa ia adalah putra Tuhan atau reinkarnasi Tuhan atau seorang jelmaan Tuhan - dia selalu sejak dahulu sampai saat ini menganggap dirinya dan dianggap oleh pengikutnya hanyalah sebagai seorang pesuruh yang dipilih Tuhan.


THOMAS CARLYLE,
"Hero-Worship and the Heroic in History", London 1888
"Orang-orang Arab ini, sang lelaki Muhammad, dan satu abad, bukanlah ini seperti percikan, satu percikan, yang jatuh dari langit ke atas bumi padang pasir hitam yang sepele: tapi lihatlah! Pasir itu seakan-akan berubah menjadi bubuk bahan peledak, yang meletus setinggi langit dari New Delhi sampai Granada. Aku katakan Orang Besar ini seperti kilat yang turun dari langit.”

“(Betapa menakjubkan) seorang manusia sendirian dapat mengubah suku-suku yang saling berperang dan kaum nomaden (Baduy) menjadi sebuah bangsa yang paling maju dan paling berperadaban hanya dalam waktu kurang dari dua decade.” “Kebohongan yang dipropagandakan kaum Barat yang diselimutkan kepada orang ini (Muhammad) hanyalah mempermalukan diri kita sendiri.” “Sesosok jiwa besar yang tenang, seorang yang mau tidak mau harus dijunjung tinggi. Dia diciptakan untuk menerangi dunia, begitulah perintah Sang Pencipta Dunia.”

EDWARD GIBBON and SIMON OCKLEY 
speaking on the profession of ISLAM write:
“Saya percaya bahwa Tuhan adalah tunggal dan Muhammad adalah pesuruh-Nya’ adalah pengakuan kebenaran Islam yang simpel dan seragam. Tuhan tidak pernah dihinakan dengan pujaan-pujaan kemakhlukan; penghormatan terhadap Sang Nabi tidak pernah berubah menjadi pengkultusan berlebihan; dan prinsip-prinsip hidupnya telah memberinya penghormatan dari pengikutnya dalam batas-batas akal dan agama.

HISTORY OF THE SARACEN EMPIRES, 
London, 1870, p. 54.
Muhammad tidak lebih dari seorang manusia biasa. Tapi ia adalah manusia dengan tugas mulia untuk menyatukan manusia dalam pengabdian terhadap satu dan hanya satu Tuhan serta untuk mengajarkan hidup yang jujur dan lurus sesuai perintah Tuhan. Dia selalu menggambarkan dirinya sebagai ‘hamba dan pesuruh Tuhan’ dan demikianlah juga setiap tindakannya.

D.C. SHARMA, 
The Prophets Of The East, Calcutta, 1935, pp. 12
“Muhammad adalah sosok penuh kebaikan, pengaruhnya dirasakkan dan tak pernah dilupakan orang-orang terdekatnya.

JAMES A. MICHENER, 
“Islam: The Misunderstood Religion,” in READER’S DIGEST (American edition), May 1955, pp. 68-70.
Muhammad, seorang inspirator yang mendirikan Islam, dilahirkan pada tahun 570 masehi dalam masyarakat Arab penyembah berhala. Yatim semenjak kecil dia secara khusus memberikan perhatian kepada fakir miskin, yatim piatu dan janda, serta hamba sahaya dan kaum lemah. Di usia 20 tahun, dia sudah menjadi seorang pengusaha yang sukses, dan menjadi pengelola bisnis seorang janda kaya. Ketika mencapai usia 25, sang majikan melamarnya. Meski usia perempuan tersebut 15 tahun lebih tua Muhammad menikahinya dan tetap setia kepadanya sepanjang hayat sang istri.

“Seperti halnya para nabi lain, Muhammad memulai tugas kenabiannya dengan sembunyi2 dan ragu2 karena menyadari kelemahannya.Tapi “Baca” adalah perintah yang diperolehnya, -dan meskipun sampai saat ini diyakini bahwa Muhammad tidak bisa membaca dan menulis - dan keluarlah dari mulutnya satu kalimat yang akan segera mengubah dunia: “Tiada tuhan selain Tuhan.”

“Dalam setiap hal, Muhammad adalah seorang yang mengedepankan akal. Ketika putranya, Ibrahim, meninggal disertai gerhana dan menimbulkan anggapan ummatnya bahwa hal tersebut adalah wujud rasa belasungkawa Tuhan kepadanya, Muhammad berkata: “Gerhana adalah sebuah kejadian alam biasa, adalah suatu kebodohan mengkaitkannya dengan kematian atau kelahiran seorang manusia.”

“Sesaat setelah ia meninggal, sebagian pengikutnya hendak memujanya sebagaimana Tuhan dipuja, akan tetapi penerus kepemimpinannya (Abu Bakar-pen.) menepis keingingan ummatnya itu dengan salah satu pidato relijius terindah sepanjang masa: ‘Jika ada diantara kalian yang menyembah Muhammad, maka ketahuilah bahwa ia telah meninggal. Tapi jika Tuhan-lah yang hendak kalian sembah, ketahuilah bahwa Ia hidup selamanya”. (Ayat terkait: Q.S. Al Imran, 144 - pen.)

W. MONTGOMERY WATT, 
Mohammad At Mecca, Oxford, 1953, p. 52.
“Kesiapannya menempuh tantangan atas keyakinannya, ketinggian moral para pengikutnya, serta pencapaiannya yang luar biasa - semuanya menunjukkan integritasnya. Mengira Muhammad sebagai seorang penipu hanyalah memberikan masalah dan bukan jawaban. Lebih dari itu, tiada figur hebat yang digambarkan begitu buruk di Barat selain Muhammad”

ANNIE BESANT, 
The Life And Teachings Of Muhammad, Madras, 1932, p. 4.
“Sangat mustahil bagi seseorang yang memperlajari karakter Nabi Bangsa Arab, yang mengetahui bagaimana ajarannya dan bagaimana hidupnya untuk merasakan selain hormat terhadap beliau, salah satu utusan-Nya. Dan meskipun dalam semua yang saya gambarkan banyak hal-hal yang terasa biasa, namun setiap kali saya membaca ulang kisah-kisahnya, setiap kali pula saya mersakan kekaguman dan penghormatan kepada sang Guru Bangsa Arab tersebut.”

BOSWORTH SMITH, 
Mohammad And Mohammadanism, London, 1874, p. 92.
“Dia adalah perpaduan Caesar dan Paus; tapi dia adalah sang Paus tanpa pretensinya dan seorang caesar tanpa Legionnaire-nya: tanpa tentara, tanpa pengawal, tanpa istana, tanpa penghasilan tetap; jika ada seorang manusia yang pantas untuk berkata bahwa dia-lah wakil Tuhan penguasa dunia, Muhammad lah orang itu, karena dia memiliki kekuatan meski ia tak memiliki segala, instrument atau penyokongnya.”

JOHN WILLIAM DRAPER, M.D., L.L.D., 
A History of the Intellectual Development of Europe, London 1875, Vol.1, pp.329-330
“Empat tahun setelah kematian Justinian, pada 569 AD, telah lahir di Mekkah Arabia seorang manusia yang sangat besar pengaruhnya terhadap ummat manusia … Muhammad”

JOHN AUSTIN, 
“Muhammad the Prophet of Allah,” in T.P. ’s and Cassel’s Weekly for 24th September 1927.
“Dalam kurun waktu hanya sedikit lebih dari satu tahun, ia telah menjadi pemimpin di Madinah. Kedua tangannya memegang sebuah tuas yang siap mengguncang dunia.”

PROFESSOR JULES MASSERMAN,

“Pasteur dan Salk adalah pemimpin dalam satu hal (intelektualitas-pen). Gandhi dan Konfusius pada hal lain serta Alexander, Caesar dan Hitler mungkin pemimpin pada kategori kedua dan ketiga (reliji dan militer pen.). Jesus dan Buddha mungkin hanya pada kategori kedua. Mungkin pemimpin terbesar sepanjang masa adalah Muhammad, yang sukses pada ketiga kategori tersebut. Dalam skala yang lebih kecil Musa melakukan hal yang sama.”

SAROJINI NAIDU, 
Penyair terkenal India (S. Naidu, IDEALS OF ISLAM, vide Speeches & Writings, Madras, 1918, p. 169):
“Inilah agama pertama yang mengajarkan dan mempraktekkan demokrasi; di setiap masjid, ketika adzan dikumandangkan dan jemaah telah berkumpul, demokrasi dalam Islam terwujud lima kali sehari ketika seorang hamba dan seorang raja berlutut berdampingan dan mengakui: ‘Allah Maha Besar’… Saya terpukau lagi dan lagi oleh kebersamaan Islam yang secara naluriah membuat manusia menjadi bersaudara.”

Dikutip oleh O. HASHEM, 
“Muhammad Sang Nabi”, Tama Publisher 2005
Ia hidup sangat sederhana; makanan sehari-harinya hanyalah roti dan air; kadang-kadang selama sebulan tiada api menyala di tungku. Mereka mencatat bagaimana ia memperbaiki sendiri sepatunya dan menambal jubahnya… Tiada kaisar dalam kebesarannya lebih ditaati dari lelaki yang menambal jubahnya sendiri ini.”

Folder Arsip

Loading...

Rekam Arsip

Rekomendasi Arsip

Followers