Islam, Rahmat Bagi Alam Semesta

Friday, January 29, 2010

Surah Al-Mulk


SURAH Al-Mulk (Kekuasaan dalam Pemerintahan) merupakan Surah yang ke-67 di dalam Al Quran, berisi 30 ayat. Di antara isi kandungannya ditegaskan tentang kekuasaan mutlak Allah SWT yaitu menguasai pemerintahan dunia dan akhirat. Seluruh alam telah diciptakanNYA sedemikian rupa tanpa cacat dan cela. Di akhirat kelak, mereka yang kufur dan ingkar akan mendapat balasan azab yang amat buruk dan mengerikan. Sementara mereka yang mentaati Allah akan mendapat ampunan dan balasan yang sebaik-baiknya.

Terdapat banyak hadits Rasulullah SAW yang menyatakan tentang fadhilat, faedah dan hikmah bagi mereka yang membaca surah Al-Mulk ini. Di antaranya diriwayatkan oleh Abu Daud, At Tarmizi, An Nasa’i dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah sebagai berikut:

“Sesungguhnya di dalam Al Quran terdapat tiga puluh ayat yang kandungannya akan memberi syafaat kepada orang yang membacanya sehingga ia akan mendapat ampunan atas dosa-dosanya, yaitu Surah Al Mulk.” 

Dari Ibnu Abbas ra, seorang sahabat Rasulullah SAW menceritakan ia telah mendirikan tenda di atas sebuah makam yang tidak dikenalnya. Dari makam itu ia mendengar suara orang membaca surah Al Mulk hingga khatam. Ia lalu menemui baginda dan berkata: “Wahai Rasulullah, saya mendirikan tenda di atas sebuah makam yang tidak saya kenal, dan di sana saya mendengar seseorang membaca Surah Al Mulk hingga khatam.” Maka Rasulullah SAW bersabda: “Itulah yang menahan (Al-Maa’inah) dan yang menyelamatkan (Al-Manjiah) orang itu dari siksa kubur!” (HR At Tarmizi)

Dari Jabir ra, Sesungguhnya Rasulullah SAW tidak akan tidur sebelum baginda membaca surah Alif Lam Miim, Al Sajdah, dan Al Mulk. (HR At Tarmizi)

Dari Anas Ibnu Malik, Rasulullah SAW bersabda: (“Satu surah di dalam Al Quran menghadiahkan kepada pembacanya sehingga memasukkannya ke dalam surga yaitu Tabarak-al-llazhi.” Surah Al-Mulk) . (HR At Tabrani).

An-Nasa’i juga meriwayatkan, dari Ibnu Mas’ud bahawa Rasullullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang membaca Surah Al Mulk setiap malam, maka Allah mencegahnya dari azab kubur.” Tentang surah ini ada satu riwayat lain yang menyatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Hatiku menghendaki supaya surah ini berada di dalam setiap hati orang-orang yang beriman.” 

Menurut sebuah hadits, seseorang yang membaca dua surah yaitu Tabarak-al-lazhi dan Alif-Lam-Mim-Sajdah di antara sembahyang Maghrib dan Isya adalah seumpama orang yang berdiri sembahyang sepanjang malam Lailatul-Qadar. Diberitakan juga bahawa jika seseorang itu membaca dua surah ini, tujuh puluh kelebihan akan diperolehnya dan tujuh-puluh dosa-dosa akan dihapuskan. Menurut riwayat yang lain, jika seseorang itu membaca dua surah ini, ganjaran pahalanya menyamai orang yang berdiri sembahyang sepanjang malam ‘Lailatul-Qadar’. Ini juga telah disebutkan di dalam Mazahir.

Ta’us rahmatullah ‘alaih berkata: “Kedua surah ini mendatangkan enampuluh kelebihan yang berada di atas segala surah-surah.”

Siksaan di dalam kubur bukanlah satu hal yang biasa. Setelah meninggal dunia, tingkat pertama yang harus dilalui si mati ialah alam barzakh. Tatkala Saidina Usman ra berdiri di atas sebuah makam, ia akan menangis sedemikian rupa hingga janggutnya dibasahi oleh air matanya. Seseorang lalu bertanya kepadanya mengapa ia menangis sedemikian rupa jika disebut kubur daripada disebutkan Surga atau Neraka? Beliau menjawab, “Aku telah mendengar dari Rasulullah SAW bahwa kuburlah tempat persinggahan yang pertama untuk menuju akhirat. Barangsiapa selamat dari azabnya, peristiwa-peristiwa selanjutnya akan mudah baginya. Dan barangsiapa yang tidak selamat daripada azab ini, maka kelak ia akan menghadapi perkara-perkara yang jauh lebih berat. Dan aku juga mendengar bahwa tidak ada satu gambaran yang lebih menakutkan dan mengerikan daripada apa yang ada di dalam kubur.” 

Ya Allah! Selamatkanlah kami daripada azab-Mu dengan keampunan-Mu.

Di Indonesiakan dari: Blog Nursyirah

Sunday, January 3, 2010

Syaikh Abdullah Bin Abdurrahman Al-Jibrin



RIWAYAT SYAIKH AL-JIBRIN


Nama dan silsilah keturunan:
Abu Muhammad Abdullah bin Abdurrahman bin Abdullah bin Ibrahim bin Fahd bin Hamd bin Jibrin. Silsilahnya bersambung sampai ke kabilah Bani Zaid.

Kelahiran:
Lahir tahun 1349 H. di desa Muhairaqa, Qowaiea. Terletak sekitar 180 km dari ibu kota Riyad.

Pendidikan:
Setefah usianya genap satu tahun, mereka pindah ke Rayan. Di kota kecil itu orang tuanya memasukkannya sekolah tahun 1358 H. Mulailah ia belajar membaca dan menulis sampai tahun 1364 H. Setelah itu ia mulai menghafal al-Quran. Sebagian al-Quran berhasil ia hafal khususnya bagian sepertiga terakhir dan sisanya ia belajar dengan ayahnya Syaikh Abdurrahman sambil menghapal hadits nabawi yang empat puluh termasuk mempelajarinya sebagai ilmu ilmu dasar. Pada tahun 1467 H. ia mengajukan permohonan belajar kepada Syaikh Abdul Aziz Sythry -rahimahullah- agar bisa ikut belajar '(menjadi muridnya), akan tapi sang Syaikh tidak mau menerima murid, jika murid tersebut belum hapal al-Quran 30 juz. Akhirnya Syaikh Jibrin berusaha berkonsentrasi menghafal al-Quran hingga ia menghafalnya dengan betul, dan hafalannya selesai tepat pada penghujung tahun.

Setelah itu barulah ia belajar dengan Syaikh Sythry dengan jadwal setiap sehabis sholat Subuh, dilanjutkan lagi di waktu duha (pagi), kemudian satu jam setelah sholat Ashar dan setelah sholat Maghrib hingga masuk waktu sholat Isya. Buku-buku yang dipelajarinya pun bervariasi; mulai dari buku-buku ringkas seperti: Zaadul Mustaqniq, `Umdatul Kalam, al-Arba'in an-Nabawiyah, Kitabut Tauhid, Tsalatsatu Ushul, Syuruth as-Shalah, Adabul Masyi ila as-Shalah, AI Ilqidah al-Wasithiyah dan al-Hamawiyah. Untuk pelajaran Nahwu dan Shorof, ia mempelajari buku Matan AI Ujrumiyah. Dalam hal pelajaran Faraid, ia mempelajari buku ar Rahabiyah. Begitu juga ia belajar pakai buku-buku syarah besar, seperti buku: Subulus Salam, Syarh a!-Arba'in an-Nabawiyah karangan Ibnu Rajab, buku Tarikh karangan Ibnu Katsir berikut dengan kitab Tafsirnya, Tarsir Ibnu Jarir at-Thabari, Syarh Masa'il al-Jahiliyah karangan Mahmud al-Alusi al-Iraqi, buku tafsir an Naisaburi yang berjudul Gharaib al-Quran, dan masih banyak lagi buku-buku syarah dan karangan-karangan ulama baik itu yang masih berupa manuskrip maupun yang sudah dicetak. Selama masa belajar, ia tidak henti-hentinya mengulang hafalan al-Quran. Setelah ayahnya wafat, ia sholat Jum'at dan berjamaah di Mesjid Raya.

Belajar ke luar daerah:
Ia menamatkan studi di Ma'had Imam Dakwah, Riyadh tahun 1381 H. Setelah itu ia diterima menjadi tenaga pengajar di sekolah yang sama. fa bekerja sebagai tenaga pengajar hingga berikutnya ia diminta pindah ke Universitas Imam Muhammad bin Sa'ud Islamiyah menjadi dosen di Fakultas Syariah dan Ushuluddin tahun 1395 H. yaitu sebelum dua kuliah tersebut dipisah menjadi dua. Ia masuk sebagai staf akademik fakultas tersebut dan selama ia aktif di sana telah banyak membimbing disertasi Magister.

Pada tahun 1402 H. ditetapkan sebagai anggota komisi fatwa di Dewan Riset Ilmiah dan Fatwa, dekat dengan gurunya Syaikh Abdul Aziz bin Baz -rahimahullah. Pengabdiannya di dewan tersebut merupakan akhir karimya dan setelah itu ia memasuki masa pensiun di bulan Rajab 1418 H. Semoga Allah senantiasa menjaganya. Syaikh Jibrin meraih gelar Magister dari Perguruan Tinggi Kehakiman tahun 1390 H. dengan judul disertasi "Akhbar al-Aahad fi al-Hadits an-Nabawi" dengan yudisium cumlaud. Gelar doktomya diraih dari perguruan tinggi yang sama pada tahun 1407 H. mentahqiq (investigasi) terhadap buku "Syarah az-Zarkasy 'ala Mukhtashar al-Khuraqi" dengan yudisium cumlaud level pertama. Dalam disertasi itu ia bertugas mentaqhiq dan mentakhrij (foot note) hadits sebanyak 7 jilid buku dan buku-buku itu sekarang dicetak dan beredar di toko-toko buku.

Kegiatan harian:
Jadwal kegiatan harian Syaikh dimulai dari setelah shalat Subuh memberikan ceramah di salah satu masjid sampai matahari terbit, kemudian pulang ke rumah untuk istirahat. Setelah istirahat, berangkat ke kantor Dewan Riset Ilmiah dan Fatwa. Di kantor, ia menjawab pelbagai pertanyaan tentang masalah keagamaan.

Meskipun penanya-penanya itu ramai setiap hari, ia tidak pemah jenuh. [a siap membantu siapapun yang membutuhkan bantuan, dan meringankan beban siapapun yang memerlukan. Ia bersedia mengangkat dering telepon penanya. Pesawat teleponnya tidak pernah berhenti berdering. Demikianlah kesibukannya sehari-hari. Kerap kali ia orang yang paling terakhir pulang dari kantor Fatwa, bahkan ia sendiri yang mematikan lampu-lampu. Setelah shalat Ashar rumahnya terbuka untuk umum, juga ia menjawab pertanyaan-pertanyaan masyarakat tentang masalah agama. Kalau perlu, ia memberikan orientasi, atau memberikan rekomendasi bagi siapa saja yang membutuhkan, sampai masuk waktu Maghrib. Kemudian, ia berangkat ke salah satu masjid di kota Riyad untuk mengisi jadwal pengajian mingguan, mengingat jumlah jadwal pengajiannya dalam seminggu sampai sebelas kali. Setelah sha!at Isya berangkat lagi ke masjid lain, kadang mengisi pengajian, atau seminar dan lain-lain. Demikianlah jadwal harian Syaikh yang sarat dengan muatan dakwah kepada Allah sepanjang pekan. Semoga martabatnya ditinggikan Allah di sisi-Nya.

Keistimewaan Syaikh:
Syaikh dikenal sebagai orang yang tawadhu (rendah hati). la sedikit bicara dan tidak akan bicara, kalau tidak karena menjawab pertanyaan. Kalau ulama lain berseberangan pendapat dengannya mengenai suatu hukum atau fatwa syariah, dengan tawadhu ia mengatakan, "mereka adalah ulama dan kita mesti menghormatinya." Dalam hal menanggapi pendapat ulama lain, ia tidak mau mendebat dengan cara yang kasar dan radikal. Apabila Syaikh Jibrin diundang mengisi pengajian atau ceramah agama di daerah manapun, ia tidak pernah menolak, selama dirinya tidak terikat dengan jadwal atau janji pada pihak lain. Syaikh Jibrin senantiasa berbaik sangka dan tidak pernah merasa iri terhadap siapapun dari kaum ahli sunnah wal jamaah, -sepengetahuan saya dan hanya Allahlah yang lebih tahu- ia selalu tawadhu dalam segala hal. Orang-orang yang mengenalnya pasti menyukainya karena kelapangan hatinya. Tidak mau menolak pelajar atau mahasiswa, atau orang-orang yang minta bantuan. la penuhi permintaan mereka sendirian. Segenap waktunya adalah pengabdian kepada Allah dan agama. Hidupnya dipenuhi dengan kalimat-kalimat Allah atau dengan sabda-sabda Rasulullah saw. Menurut hemat saya - wallahu'alam- martabat dan ketinggian yang ada padanya, dikarenakan ketawadhuannya, mengingat hadits yang diriwayatkan Imam Muslim, Imam Turmudzi dan Imam Ahmad, "Barangsiapa yang bersikap tawadhu', Allah pasti akan mengangkat martabatnya. " Apalagi bagi seorang yang diberi ilmu pengetahuan, wara' dan tawadhu'. Semoga Allah mengampuni kita semua, kita dapat meraih surga dan terhindar dari siksa neraka. ,Washallahu wa sallam `ala Muhammad wa alihi wa shahbihi.

Buku-buku karangan:
1. Syarh az-Zarkasyi 'Ala Mukhtashar al-Khurafi; Dirasah wa Tahqiq.
2. Akhbar al-Ahad fi Hadits an-Nabawi.
3. At-Ta'liqaat Ala Matn Lam'ah al-1'tiqad.
4. Fadhlllmi wa Wujub at-Ta'allum.
5. AhammiyahAl `flmi wa MakanatuAl `Ulama'.
6. Majmu' Fatawa wa Rasa'il as-Syaikh Abdullah al-Jibrin.
7. AI-Mufid fii TaqribAhkam al-Musafir (173 hukum).
8. AI-Mufid fii TaqribAhkam al-Adzaan (123 hukum).
9. Al `llam bi Kufri Man Ibtagha Ghairu al-Islam.
10. As-Siraj al-Wahhaj Lil Mu'tamir wal Hajj.
11. As-Shiyam: Adab waAhkam.
12. Khawathir Ramadhaniyah.
13. Fatawa Adz-Dzakah.
14. AI-Islam baina al-GF.alw wa al-Jafa' wa al-Ifrath wa Tafrith.
15. Fitan Hadza az-Zaman.
16. AI-Wala' wa al-Barra'.
17. Haqiqatullltizam.
18. AI-Adab wa al-Akhlaq asy-Syar'iah.
19. Fatawa waAhkam fi Nabiyullah Isa 'Alaihis Salam.
20. Syarh AI 'Aqidah al-Wasatiyah.
21. Syarh Kitab at-Tauhid.
22. Fawaid min Syarh Kitab Manar as-Sabil.
23. Fawaid min Syarh Kitab at-Tauhid.
24. AI-Amanah.
25. AI-Hajj: Manafi'uhu waAtsaruhu.
26. As-Salaf Ash-Shalih baina al-Ilmu wa al-Iman.
27. AI-Bida' wa al-Muhadditsat fi AI-Aqaid waAl-A'mal.
28. Muharramat Mutamakkinah fi Al Ummah.
29. AI-Jawab al-Faiq fi ar-Radd Ala Mubdil al-Haqaiq.
30. Asy-Syahadatan Ma'nahuma wa Ma Tastalzimuhu Kullu minhuma.
31. Syarh Kitab Minhaju as-Salikin.
32. AI-Irsyad Syarh Lam'atu AI `Itiqad.

Adapun tulisan-tulisan yang pernah diperiksa dan diberinya kata pengantar cukup banyak dan tidak terkira jumlahnya.

Saturday, January 2, 2010

Apa Sajakah Sunnah Rasulullah SAW?




"Makrifat adalah modalku, akal pikiran sumber agamaku, cinta adalah dasar hidupku, rindu kendaraanku, berzikir kepada Allah adalah kawan dekatku, keteguhan perbendaharaanku, duka adalah kawanku, ilmu adalah senjataku, ketabahan adalah pakaianku, kerelaan sasaranku, faqr adalah kebanggaanku, menahan diri adalah pekerjaanku, keyakinan makananku, kejujuran perantaraku, ketaatan adalah ukuranku, berjihad perangaiku, dan hiburanku adalah dalam sembahyang."

(Jawaban Rasulullah SAW ketika ditanya tentang sunnahnya oleh Ali bin Abi Thalib ra dalam H Haekal, MH.: Sejarah Hidup Muhammad, Litera Antar Nusa, cetakan ke 27, 2002, hal. 214) - Dari Dr. Bahar Azwar


Folder Arsip

Loading...

Rekam Arsip

Rekomendasi Arsip

Followers