Islam, Rahmat Bagi Alam Semesta

Wednesday, December 28, 2011

Al-Quran, Tentang Kontroversi Masa Pembangunan Masjidil Aqsha


Tentang Masjidil Aqsa dan Masjid Pertama
Adalah kekeliruan besar ketika para pengritik Islam menyebut Al-Aqsha adalah sebuah masjid yang dikenal dengan nama Dome of the Rock atau Qubat As Sakhra Mosque. Padahal di Yerusalem terdapat dua masjid bersejarah dan tentunya ini adalah dua bangunan yang berbeda. Bahkan masjid Al Aqsha adalah masjid yang diklaim Yahudi ekstrimis dibangun di atas tanah yang dulunya adalah bekas Kuil Sulaiman yang dibangun pada masa pemerintahan Sulaiman as (Salomo, lihat 2 tawarikh 3,4,5 ). Meski tidaklah ada bukti yang mendukung klaim Yahudi ini akan tetapi hal ini jelas menunjukkan bahwa Al Aqsha bukanlah Dome of Rock itu sendiri. Di Wikipedia juga disebutkan bahwa Dome of the Rock adalah Masjid Umar dan bukan Al-Aqsa. Dari sini secara jelas sumber Encylopedia Britannica melakukan kesalahan analisis sejarah dengan menyebut bahwa Dome of Rock adalah Masjid Al Aqsha.

Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia. (QS. Ali-Imran 3:96)

Adapun bangunan yang disebut Ka'bah ini adalah bangunan tua yang dibuat oleh para malaikat sebelum Adam turun ke bumi (yang kemudian diangkat ke langit) atau Adam yang membangun Ka'bah seperti yang dibangun para malaikat tadi. Dan ini sangat logis karena begitu Adam turun ke bumi beliau belum memiliki tempat perlindungan. Hanya seiring berjalannya waktu Ka'bah mengalami erosi dan tak terurus dan dibangun kembali oleh nabi Ibrahim dan anak sulungnya yaitu Ismail. Tulisan ini ditujukan untuk menjelaskan kaitan masjidil Aqsha pada peristiwa Isra Mi'raj nabi dalam surat 17:1, dimana yang disebut masjidil Al Aqsha itu apakah sebuah masjid yang berada di Yerusalem ataukah sebuah tempat sujud (masjid) ditempat yang lain?

  • Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami.Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS.Al-Isra' 17:1)

Referensi sejarah (setidaknya kita hanya mengacu dari Enyclopedia Britannica (1956) vol.13 hal.8 waktu artikel ini ditulis, yang masih perlu diperiksa lagi kebenarannya karena antara Encyclopedia Britannica dan Wikipedia tidak sama keterangannya) menunjukkan bahwa masjid Aqsha yang sekarang (yang berada di Yerusalem) dibangun antara tahun 637/638-687/688 M dan ini bersesuaian dengan isi sahih bukhari, Volume 4, Book 55, Number 585 yang menyatakan bahwa masjid kedua yang dibangun setelah masjidil Haram adalah masjid Aqsha dalam jarak waktu sekitar 40 tahun.

Sementara masjidil Haram "secara resmi dibangun" sejak ditaklukkannya/direbutnya Mekah oleh umat Islam (mulai tahun 630 M dan tidak dijelaskan sejak mulai tahun berapa sebuah bangunan masjid utuh didirikan disekeliling Ka'bah.

Kalau begitu apakah ada kesalahan atau ada pergantian oleh pihak-pihak tertentu dalam ayat 17:1?

Jawaban yang benar adalah bahwa saat Alqur’an menyebut kata masjidil Aqsha (wahyu ini diturunkan pada tahun sebelum 622 M, yaitu sebelum nabi SAW hijrah ke Medinah - atau periode Mekah) jelas menunjukkan bahwa peristiwa Isra' Mi'raj terjadi sebelum masjid Al Aqsha di Yerusalem dibangun. 

Dengan demikian kata Aqsha yang dimaksud di sini tidak menunjuk kepada masjid Aqsha di Yerusalem yang dibangun pada tahun 637/638-687/688 M.

Jika disimak dalam ayat 17:1 disebutkan bahwa perjalanan nabi adalah dari masjidil Haram ke masjidil Aqsha, sementara 'diketahui' bahwa masjidil Haram dimasa itu hanya sebuah Ka'bah (dan belum seperti sebuah Masjid seperti yang tampak seperti saat ini di Mekah Al Mukaromah) karena perintah shalat baru turun tahun 621 M dan Ka'bah berada di bawah kekuasaan suku-suku Quraisy, sehingga kata "masjid" disini lebih bermakna tempat/daerah sujud (masjid berasal dari akar kata sajdah, yang artinya sujud). Tentang penggunaan kata masjid yang tidak lebih berarti tempat sujud juga dimengerti dari ayat lain dalam surah sesudah 17:1 yaitu surah 18:21 yaitu:

  • Dan apabila kamu meninggalkan mereka dan apa yang mereka sembah selain Allah, maka carilah tempat berlindung ke dalam gua itu, niscaya Tuhanmu akan melimpahkan sebagian rahmat-Nya kepadamu dan menyediakan sesuatu yang berguna bagimu dalam urusan kamu. Dan kamu akan melihat matahari ketika terbit, condong dari gua mereka ke sebelah kanan, dan bila matahari terbenam menjauhi mereka ke sebelah kiri sedang mereka berada dalam tempat yang luas dalam gua itu. Itu adalah sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Allah.  Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang disesatkan-Nya, maka kamu tidak akan mendapatkan seorang pemimpinpun yang dapat memberi petunjuk kepadanya. Dan demikian (pula) Kami mempertemukan (manusia) dengan mereka, agar manusia itu mengetahui, bahwa janji Allah itu benar, dan bahwa kedatangan hari kiamat tidak ada keraguan padanya. Ketika orang-orang itu berselisih tentang urusan mereka, orang-orang itu berkata: "Dirikan sebuah bangunan di atas (gua) mereka, Tuhan mereka lebih mengetahui tentang mereka." Orang-orang yang berkuasa atas urusan mereka berkata: "Sesungguhnya kami akan mendirikan sebuah masjid (tempat sujud, pen. muslim) di atasnya." (QS. 18:16-17, 21 )

Adapun istilah masjidil aqsha sendiri secara terminologi (arabic) berarti tempat sujud yang jauh dan arti asal kata masjid itu sendiri bukan bangunan tapi tempat untuk bersujud (beribadah). Karena itu arti kata masjidil Aqsha sendiri dalam surah 17:1 tidak selalu berarti itu adalah masjid Al Aqsha di Yerusalem. Dan dalam ayat 17:1 diatas Allah juga tidak menyebut kata Ka'bah akan tetapi menggunakan kata masjidil Haram yang juga menunjukkan tempat sujud di sekitar Ka'bah. Dengan demikian sudah jelas bahwa masjidil Aqsha (yang wahyu ini diturunkan tahun sebelum 622 SM) bukan menunjuk ke masjid al Asha di Yerusalem (yang baru dibangun tahun 637/638-687/688 M).

jika demikian, tempat sujud yang mana yang dimaksud masjid Al Aqsha dalam surah 17:1 tersebut? 

Ada beberapa petunjuk seperti berikut:

1. Tempat sujud tersebut tepat berada di atas tanah masjid Al Aqsha yang baru akan dibangun secara resmi dan dalam bentuk yang permanen tahun 637/638-687/688 M dan kemungkinan Umar (jika memang benar Umar yang membangunnya??) pada masa kekhalifannya mengabadikan isi surah 18:1 tersebut dan hadis-hadis (perkataan) nabi SAW tentang 3 tempat yang paling baik untuk dikunjungi salah satunya Yerusalem, kepada nama masjidnya yaitu masjid Aqsha.

2. Masjid Al Aqsha sudah berdiri saat itu meski  bentuknya belum sempurna dan para analis sejarah kristen melakukan kekeliruan logika atau mengaburkan fakta. Sebab apa yang dimaksud oleh Alqu’ran dengan masjid "al Aqsa" sesungguhnya menunjuk ke posisi Baitul Maqdis (Bait Suci) yang terletak di Yerusalem yang pernah dikenal baik oleh umat Yahudi dan umat Nasrani saat itu dan di atas tanah bekas atau disekitar Bait Suci ini didirikanlah masjid (baik dalam bentuk bangunan atau sekedar tempat sujud) atau kemungkinan lain Bait Suci ini sendirilah yang dijadikan tempat shalat dan telah diperbaiki kembali, setelah sebelumnya mungkin dirusak oleh Chosroes II dari Persia (614 M) atau pasukan Romawi (i.e Titus) sebelumnya. Apalagi setelah dirusak, mungkin ada yang membangun kembali tempat ibadah diatas tanahnya (bekas Bait Suci). Karena itulah nabi dapat melakukan penggambaran secara tepat sewaktu ditanya oleh orang-orang Quraisy bentuk dari Bait Suci tersebut.

  • Markus 15:29-31

15:29 Orang-orang yang lewat di sana menghujat Dia, dan sambil menggelengkan kepala mereka berkata: "Hai Engkau yang mau merubuhkan Bait Suci dan mau membangunnya kembali dalam tiga hari,
15:30 turunlah dari salib itu dan selamatkan diri-Mu!"
15:31 Demikian juga imam-imam kepala bersama-sama ahli Taurat mengolok-olokkan Dia di antara mereka sendiri dan mereka berkata: "Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan!

3. Tempat tersebut berada di suatu tempat tertentu yang tidak dijelaskan oleh Alqur’an.

4. Tempat sujud tersebut berada disuatu batas langit atau diatas langit tertentu di alam semesta dan tidak berada di bumi (tempat sujud yang jauh). Hal ini seperti ditunjukkan dalam Sahih Muslim, Book 001, Number 0328 diatas dimana secara visioner/virtual (karena nabi SAW lupa untuk mengingat-ingat tempat sujud tersebut), nabi ditunjukkan gambaran dimana para nabi seperti Musa, Ibrahim, dan Isa mengajak nabi SAW shalat diatasnya dan merupakan tempat yang diberkati disekelilingnya.

Dan menurut al Hadis [Sahih Muslim Book 001, Number 0309, Sahih Muslim Book 001, Number 0314, Sahih Bukhari Volume 5, Book 58, Number 227, Sahih Bukhari Volume 5, Book 58, Number 227] memang ada juga Ka'bah yang berada di langit yang digunakan oleh para malaikat untuk beribadah dengan satu menaranya yang tingginya 500 tahun yang mana menara tersebut dinamakan Baitul Ma'mur [Surah 52:4].

Wallahu'alambissawab.

Folder Arsip

Loading...

Rekam Arsip

Rekomendasi Arsip

Followers