Islam, Rahmat Bagi Alam Semesta

Gunakan tanda panah di sudut kanan bawah halaman untuk melanjutkan penelusuran artikel dalam kategori ini
Showing posts with label Surga. Show all posts
Showing posts with label Surga. Show all posts

Saturday, December 29, 2012

Allah Menjamin Sorga Bagi Seluruh Umat Nabi Muhammad SAW

 
Di dalam Al-Quran Al-Karim dan Hadits-hadits Nabi shallallahu alaihi wasallam terdapat sekian banyak kabar gembira dan ancaman dari Allah kepada  hamba-Nya yang beriman dan bertakwa kepada-Nya. Jika Allah telah berjanji, maka tidak ada keraguan bahwa Dia pasti akan menepatinya. Demikian pula jika Dia telah memberi peringatan dan ancaman kepada hamba-Nya maka Dia pasti akan membuktikan ancaman tsb jika Dia tidak berkenan mengampuni kesalahan-kesalahan hamba-Nya.

Di antara janji Allah kepada seluruh hamba-Nya tanpa membedakan antara satu dengan yang lainnya adalah; kabar gembira bahwa siapa pun dijamin akan masuk surga jika sungguh-sungguh beriman dan bertakwa kepada-Nya serta mengikuti dan mentaati syariat Rasul-Nya, shallallahu alaihi wasallam.

Berikut ini adalah beberapa di antara ayat-ayat Al-Quran dan hadits shahih yang menerangkan hal itu. 

1. Allah ta’ala berfirman:
“Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan: “Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu”. Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-Baqarah: 25)

2. Allah ta’ala berfirman:
“Allah menjanjikan kepada orang-orang yang mu’min lelaki dan perempuan, (akan mendapat) surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya, dan (mendapat) tempat-tempat yang bagus di surga ‘Adn. Dan keridhaan Allah adalah lebih besar; Itu adalah keberuntungan yang besar.” (QS. At-Taubah: 72)

3. Allah ta’ala berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa berada dalam surga dan kenikmatan, mereka bersuka ria dengan apa yang diberikan kepada mereka oleh Rabb mereka; dan Rabb mereka memelihara mereka dari azab neraka. Dikatakan kepada mereka): “Makan dan minumlah dengan enak sebagai balasan dari apa yang telah kamu kerjakan”. Mereka bertelekan di atas dipan-dipan berderetan dan Kami kawinkan mereka dengan bidadari-bidadari yang cantik bermata jeli.” (QS. Ath-Thuur: 17-20)

4. Allah ta’ala berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal. Mereka kekal di dalamnya, mereka tidak ingin berpindah daripadanya.” (QS. Al-Kahfi: 107-108)

5. Allah ta’ala berfirman:
“Sesungguhnya mereka yang beriman dan beramal shalih, tentulah Kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengerjakan amalan(nya) dengan baik. Mereka itulah (orang-orang yang) bagi mereka surga ‘Adn, mengalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat istirahat yang indah.” (QS. Al-Kahfi: 30-31)

6. Allah ta’ala berfirman:
“Dan orang-orang yang bertaqwa kepada Rabbnya dibawa ke surga berombong-rombongan (pula). Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: “Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu, berbahagialah kamu! maka masukilah surga ini, sedang kamu kekal di dalamnya. “Dan mereka mengucapkan: “Segala puji bagi Allah yang telah memenuhi janji-Nya kepada kami dan telah (memberi) kepada kami tempat ini sedang kami (diperkenankan) menempati tempat dalam surga di mana saja kami kehendaki”. Maka surga itulah sebaik-baik balasan bagi orang-orang yang beramal.” (QS. Az-Zumar: 73-74)

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

كُلُّ أُمَّتِى يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ ، إِلاَّ مَنْ أَبَى » . قَالُوا : يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَنْ يَأْبَى قَالَ : « مَنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ الْجَنَّةَ ، وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أَبَى

“Semua umatku pasti akan masuk surga kecuali orang yang enggan.” Para shahabat bertanya, “Ya Rasulullah, siapakah orang yang enggan itu?” Beliau menjawab, “Barangsiapa mentaatiku pasti masuk surga, dan barangsiapa mendurhakaiku maka dialah orang yang enggan (tidak mau masuk surga).” [HR. Al-Bukhari no.6851, dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu].

BEBERAPA PELAJARAN PENTING 
DARI FIRMAN ALLAH DAN HADITS NABI 
DALAM PERKARA INI


PELAJARAN PERTAMA
Orang-orang yang dijanjikan oleh Allah pasti masuk Surga dan bebas dari siksa api Neraka adalah siapa saja yang memiliki sifat dan perilaku sebagai berikut:
  1. Beriman kepada Allah dengan baik dan benar.
  2. Selalu giat dalam beramal shalih atau bertakwa kepada Allah kapan dan dimana pun ia berada.
  3. Selalu bersikap taat dan tunduk serta mengikuti syariat yang diajarkan oleh Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam di dalam Al-Quran Al-Karim dan Al-Hadits yang shohih.
PELAJARAN KEDUA
Amal Shalih atau perbuatan baik adalah bagian dari makna dan hakekat iman. Bahkan amal shalih adalah konsekuensi dan tanda kejujuran iman seorang hamba. Maka dari itu, dalam banyak ayat, Allah ta’ala selalu menyebutkan amal shalih berdampingan dengan iman.

PELAJARAN KETIGA
Makna iman menurut Ahlus Sunnah wal Jama’ah ialah: Pembenaran dengan hati, ucapan dengan lisan, dan perbuatan dengan anggota badan. Iman dapat bertambah dan menguat dengan melaksanakan ketaatan kepada Allah dan akan berkurang dan melemah dengan berbuat maksiat kepada Allah, dan mengikuti seruan-seruan setan.

Dengan demikian, seorang muslim yang berbuat maksiat atau dosa besar selain kesyirikan, kekufuran dan kemunafikan yang besar, maka tidak boleh "dikeluarkan" dari agama Islam atau divonis sebagai orang kafir dan musyrik atau murtad. Akan tetapi menurut aqidah dan manhaj Ahlus Sunnah wal Jama’ah bahwa muslim yang berbuat dosa besar hanya dihukumi di dunia ini sebagai muslim fasiq, atau mukmin yang lemah dan tidak sempurna imannya. Sedangkan di akhirat ia berada di bawah kehendak Allah, atau terserah kepada Allah.

Jika Allah, insha Allah, berkehendak mengampuni dosa-dosanya, maka ia akan terbebas dari siksa api Neraka dan berhak masuk surga secara langsung. Namun jika Allah tidak mengampuninya, maka ia akan disiksa di dalam api Neraka sesuai dengan kadar dosa-dosanya, lalu setelah itu ia akan dikeluarkan dari Neraka dan dimasukkan ke dalam Surga-Nya yang penuh dengan kenikmatan yang hakiki dan kekal abadi.

PELAJARAN KEEMPAT
Jalan yang dapat mengantarkan seorang hamba memasuki  Surga Allah hanya  satu, yaitu jalan yang ditempuh oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan diikuti oleh para sahabat beliau radhiyallahu anhum ajma’in. Hal ini diterangkan dalam salahsatu sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam:

« مَنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ الْجَنَّةَ »
“Barangsiapa mentaatiku, ia pasti masuk Surga!”

Ini sesuai dengan firman Allah ta’ala yang artinya: “Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka jannah (surga-surga) yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar.” (QS. At-Taubah: 100).

PELAJARAN KELIMA
Barangsiapa yang mengaku CINTA RASUL dan ingin masuk Surga, akan tetapi pada kenyataannya ia selalu menyelisihi dan menentang ajaran beliau dalam masalah aqidah, ibadah, muamalah, akhlak dan adab, maka pengakuan cintanya kepada Rasul itu bohong, dan ia dipastikan jatuh dalam kesesatan dan berakhir di Neraka. Hal ini ditegaskan oleh Allah dalam firman-Nya:

“Barangsiapa menentang Ar-Rasul setelah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan selain jalannya kaum mukminin, maka Kami biarkan dia leluasa bergelimang dalam kesesatan (berpaling dari kebenaran), dan Kami masukkan dia ke dalam Jahannam. Dan Jahannam adalah seburuk-buruk tempat kembali.” (QS. An-Nisa’ : 115).

Demikian beberapa pelajaran penting dari ayat-ayat di atas secara ringkas. Semoga dapat dipahami dan bermanfaat bagi kita semua.
Amin, Ya, Rabbal Alamin.


[Klaten, 21 April 2012 | Muhammad Wasitho Abu Fawaz]


Friday, June 15, 2012

Jaminan Sorga Bagi Nabi Muhammad Saw Dan Umatnya



  • Allah memberikan jaminan bahwa Nabi Muhammad akan masuk sorga
Agar Allah mengampuni dosamu (Muhammad) yang telah lalu dan yang akan datang serta menyempurnakan nikmatNya kepadamu dan menunjukimu jalan yang lurus. (QS. 48:2)
 
  • Allah memberikan jaminan bahwa Nabi Muhammad yang pertama masuk sorga.
Hadits riwayat Anas bin Malik, ia berkata: “Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: “Aku datang ke pintu sorga pada hari kiamat, lalu aku meminta supaya pintu sorga dibuka. Penjaga sorga bertanya: “Engkau siapa?” Saya menjawab: “Muhammad!” Lalu dia berkata: “Saya diperintahkan, supaya tidak membukakan pintu sorga kepada siapapun sebelum engkau.”
 
  • Allah memberikan jaminan bahwa 10 sahabat Nabi masuk sorga.
“Dan orang-orang yang terdahulu lagi yang petama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridho kepada mereka dengan mereka dan mereka ridho kepada Allah. Allah menyediakan bagi mereka sorga-sorga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang agung.” (QS. At-Taubah: 100)
 
  • Allah memberikan jaminan bahwa 70.000 umat Nabi Muhammad akan masuk sorga tanpa hisab
Imam Bukhari di dalam kitab shahihnya telah meriwayatkan sebuah hadits dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘Anhu, dari Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bahwa beliau berkata: “Ditampakkan beberapa umat kepadaku, maka ada seorang Nabi atau dua orang Nabi yang berjalan dengan diikuti oleh antara 3-9 orang. Ada pula seorang Nabi yang tidak punya pengikut seorangpun, sampai ditampakkan kepadaku sejumlah besar. Aku pun bertanya apakah ini? Apakah ini ummatku? Maka ada yang menjawab: ‘Ini adalah Musa dan kaumnya,’ lalu dikatakan, ‘Perhatikanlah ke ufuk.’ Maka tiba-tiba ada sejumlah besar manusia memenuhi ufuk kemudian dikatakan kepadaku, ‘Lihatlah ke sana dan ke sana di ufuk langit.’ Maka tiba-tiba ada sejumlah orang telah memenuhi ufuk. Ada yang berkata, ‘Inilah ummatmu, di antara mereka akan ada yang akan masuk sorga tanpa hisab, sejumlah 70.000 orang. Kemudian Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam masuk tanpa menjelaskan hal itu kepada para shahabat. Maka para shahabat pun membicarakan tentang 70.000 orang itu. Mereka berkata, ‘Kita orang-orang yang beriman kepada Allah dan mengikuti rasul-Nya maka kitalah mereka itu atau anak-anak kita yang dilahirkan dalam Islam, sedangkan kita dilahirkan di masa jahiliyah.’ Maka sampailah hal itu kepada Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam, lalu beliau keluar dan berkata, ‘mereka adalah orang yang tidak minta diruqyah (dimanterai), tidak meramal nasib dan tidak minta di-kai, dan hanya kepada Allahlah mereka bertawakkal.” [HR. Bukhari  No. 8270]

Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, dia berkata: "aku mendengar Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda: “Akan masuk sorga sekelompok dari ummatku sejumlah 70.000 orang. Wajah-wajah mereka bercahaya seperti cahaya bulan.” [HR. Bukhari]
 
  • Allah memberikan jaminan bahwa umat Islam masuk sorga
Hadits Nabi,
يأبى قال من أطاعني دخل الجنة ومن عصاني فقد أبى رواه البخاري
Dari Abi Hurairah ra. berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Setiap ummatku pasti akan masuk sorga, kecuali yang tidak mau.” Shahabat bertanya, “Ya Rasulallah, siapa yang tidak mau?” Beliau menjawab, “Mereka yang mentaatiku akan masuk sorga dan yang menentangku maka dia telah enggan masuk sorga.”

Dari Abi Said bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Bila ahli sorga telah masuk sorga dan ahli neraka telah masuk neraka, maka Allah SWT akan berkata, Orang yang di dalam hatinya ada setitik iman, hendaklah dikeluarkan. Maka mereka pun keluar dari neraka.”

Dari Anas ra. bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Dikeluarkan dari neraka orang yang mengucapkan dan di dalam hatinya ada seberat biji dari kebaikan.”

Rasulullah Saw bersabda: “Semua ummatku akan masuk sorga, kecuali orang yang enggan (tidak mau).” [HR. Bukhori 22/248]

Dari sedikit penjelasan di atas, maka sangat jelas bagi siapa saja yang mengerti bahasa Indonesia, bahwa Nabi Muhammad saw sudah dijamin oleh Allah sebagai penghuni Sorga!

Adapun kaum kuffar dan kaum munafik yang selalu berteriak-teriak menyerukan pemahaman mereka yang keliru tentang Nabi Muhammad saw yang menurut mereka belum dijamin masuk sorga, sebenarnya adalah bukti nyata betapa jauh mereka terperangkap dalam kebodohan diri sendiri sehingga sama sekali tidak mampu melihat kebenaran sejati sebagai akibat terlalu banyak dicekoki dogma "melawan akal" oleh para Bapa Gereja! 


Salam bagi kaum yang mengikuti petunjuk![Sumber: Islam Menjawab Fitnah]

BACA JUGA


Thursday, July 29, 2010

Sekilas tentang Surga



Segala puji hanya milik Allah Azza wa Jalla, Tuhan seru sekalian alam. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan-Nya kepada junjungan kita, baginda Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam beserta ahlul bait-nya, para shahabat Salaffus Shalih, para tabi'in, tabi'ut tabi'in serta seluruh umat Islam yang setia dan menegakkan ajaran-risalah beliau hingga akhir zaman.


KEBERADAAN SURGA

Keberadaan surga ditunjukkan dengan dalil dari Al-Qur'an dan As-Sunnah. Dari Al-Qur'an, di antaranya adalah firman Allah subhanahu wata’ala:

وَلَقَدْ رَآهُ نَزْلَةً أُخْرَىعِندَ سِدْرَةِ الْمُنْتَهَىعِندَهَا جَنَّةُ الْمَأْوَى
“Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratil Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal." (QS. An-Najm [53]:13-15) 

Disebutkan di dalam as-Shahihain (riwayat al-Bukhari dan Muslim) dari hadits Anas radhiyallahu ‘anhu dalam kisah Isra' Mi’raj, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melihat Sidratil Muntaha dan melihat di sisinya ada Jannatul Ma'wa.

Beliau SAW bersabda,
"Kemudian Jibril membawaku pergi hingga berhenti d Sidratil Muntaha, maka Sidratil Muntaha itu diliputi warna-warni yang aku sendiri tidak mengetahui apa itu. Lalu beliau bersabda, "Kemudian aku masuk ke dalam surga dan ternyata di dalamnya bertahtakan mutiara dan debunya terbuat dari misik." [HR al-Bukhari dan Muslim]

Dan di dalam riwayat lain, dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

"Sesungguhnya salah seorang di antara kalian apabila mati maka akan diperlihatkan kepadanya tempat kembalinya setiap pagi dan sore. Kalau diperlihatkan bahwa dia termasuk penghuni neraka, maka dia akan menjadi penghuni neraka. Dan Jika diperlihatkan sebagai penghuni surga, maka dia akan menjadi penghuni surga. Lalu dikatakan, "Inilah tempatmu hingga Allah membangkitkanmu pada hari Kiamat." [HR al-Bukhari dan Muslim]

Dan masih banyak lagi ayat-ayat dan hadits yang menunjukkan bahwa surga adalah makhluk Allah subhanahu wata’ala yang telah diciptakan, sebagaimana pula dengan neraka.

Maka orang yang menyelisihi keyakinan ini adalah termasuk ahli bid'ah, seperti mu'tazilah yang mengatakan bahwa surga belum diciptakan, tetapi baru diciptkan pada hari Kiamat kelak.

Pintu-Pintu Surga 
Allah subhanahu wata’ala berfirman;

وَسِيقَ الَّذِينَ اتَّقَوْا رَبَّهُمْ إِلَى الْجَنَّةِ زُمَراً حَتَّى إِذَا جَاؤُوهَا وَفُتِحَتْ أَبْوَابُهَا وَقَالَ
لَهُمْ خَزَنَتُهَا سَلَامٌ عَلَيْكُمْ طِبْتُمْ فَادْخُلُوهَا خَالِدِينَ
“Dan orang-orang yang bertaqwa kepada Rabbnya dibawa ke surga berombong-rombongan (pula). Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya, "Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu, berbahagialah kamu! maka masukilah surga ini, sedang kamu kekal di dalamnya" (QS. Az-Zumar [39]:73)

Di dalam ayat ini Allah subhanahu wata’ala menyebutkan bahwa surga memiliki pintu-pintu, sebagaimana juga neraka. Dan pintu-pintu surga apabila nanti telah terbuka, maka akan terus dibiarkan terbuka tidak sebagaimana pintu neraka, ia akan ditutup rapat sebab neraka merupakan penjara. Allah subhanahu wata’ala berfirman;

هَذَا ذِكْرٌ وَإِنَّ لِلْمُتَّقِينَ لَحُسْنَ مَآبٍجَنَّاتِ عَدْنٍ مُّفَتَّحَةً لَّهُمُ الْأَبْوَابُ 
“Ini adalah kehormatan (bagi mereka). Dan sesungguhnya bagi orang-orang yang bertaqwa benar-benar (disediakan) tempat kembali yang baik, (yaitu) surga 'Adn yang pintu-pintunya terbuka bagi mereka.” (QS. Shaad [38]:49-50)

Adapun neraka, maka tidaklah demikian, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala, 

نَارُ اللَّهِ الْمُوقَدَةُالَّتِي تَطَّلِعُ عَلَى الْأَفْئِدَةِإِنَّهَا عَلَيْهِم مُّؤْصَدَةٌ
“(Yaitu) api (disediakan) Allah yang dinyalakan, yang (naik) sampai ke hati. Sesungguhnya api itu ditutup rapat atas mereka.” (QS. Al-Humazah [104]:6-8)

Rahasia di balik terbukanya pintu surga bagi para penghuninya adalah karena mereka dapat mondar-mandir, datang dan pergi ke mana saja sesuka mereka.

Dan yang ke dua adalah karena malaikat masuk ke dalam surga setiap waktu dengan penuh sikap lembut dan ramah. Ini menunjukkan bahwa surga merupakan tempat aman dan kedamaian yang tidak butuh untuk dikunci (ditutup) pintunya. 

Di dalam sebuah hadits, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

"Di dalam surga terdapat delapan pintu, salah satunya sebuah pintu yang disebut dengan "ar-Rayyan". Tidak memasuki pintu tersebut kecuali orang-orang yang berpuasa."

Di Manakah Surga Berada? 
Allah subhanahu wata’ala berfirman;
وَلَقَدْ رَآهُ نَزْلَةً أُخْرَىعِندَ سِدْرَةِ الْمُنْتَهَىعِندَهَا جَنَّةُ الْمَأْوَى 
“Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratil Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal." (QS. An-Najm [53]:13-15)

Ayat ini menunjukkan bahwa surga itu berada di atas langit, karena Sidratil Muntaha berada di atas langit. Dan juga firman Allah subhanahu wata’ala;
وَفِي السَّمَاء رِزْقُكُمْ وَمَا تُوعَدُونَ“
"Dan di langit terdapat (sebab-sebab) rezkimu dan terdapat (pula) apa yang dijanjikan kepadamu.” (QS. Adz-Zariyaat [51]:22)

Imam Mujahid berkata, "Yang dimaksudkan adalah surga."

Dan Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu juga berkata, " Surga itu berada di atas langit yang ke tujuh." 
Kunci Surga 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
"Kunci Surga adalah persaksian tiada ilah yang berhak disembah kecuali Allah." [HR Ahmad 5/242].

Dikatakan kepada Wahb bin Munabbih; "Bukankah kunci surga itu adalah kalimat la ilaha illallah?
Maka dia menjawab, " Ya, akan tetapi tiadalah suatu kunci itu kecuali dia mempunyai gigi-gigi. Jika engkau datang dengan kunci yang bergigi, maka surga akan terbuka, jika tidak, maka tidak akan terbuka". 

Yang beliau maksudkan dengan "gigi" di sini adalah rukun-rukun Islam.

Jalan Menuju Surga 
Jalan menuju surga telah disepakati oleh para rasul dari awal hingga akhir hanyalah satu.
Sedangkan jalan ke neraka amatlah banyak tidak terhitung.

Oleh karena itu Allah subhanahu wata’ala menyebutkan bahwa jalan yang lurus itu hanyalah satu dan menyebutkan jalan kesesatan adalah banyak.

Allah subhanahu wata’ala berfirman;

وَأَنَّ هَـذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيماً فَاتَّبِعُوهُ وَلاَ تَتَّبِعُواْ السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَن سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُم بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
"Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertaqwa." (QS. Al an'am [6]:153) 

Dan Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu pernah berkata;
"Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam membuatkan kami sebuah garis lurus lalu bersabda, "Ini adalah jalan Allah". Kemudian beliau membuat banyak garis di sebelah kanan dan kirinya lalu bersabda, "Ini adalah jalan-jalan, dan pada setiap jalan itu terdapat syetan yang menyeru ke sana." Lalu beliau membacakan ayat tersebut di atas.

Tingkatan Surga 
Surga memiliki tingkatan-tingkatan, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala, 

هُمْ دَرَجَاتٌ عِندَ اللّهِ واللّهُ بَصِيرٌ بِمَا يَعْمَلُونَ
”(Kedudukan) mereka itu bertingkat-tingkat di sisi Allah, dan Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.” (QS. Ali Imran [3]:163) 

أُوْلَـئِكَ هُمُ الْمُؤْمِنُونَ حَقّاً لَّهُمْ دَرَجَاتٌ عِندَ رَبِّهِمْ وَمَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ
"Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Rabbnya dan ampunan serta rejeki (nikmat) yang mulia.” (QS. Al-Anfaal [8]:4)

Tingkatan surga tertinggi adalah surga Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yaitu "Al Wasilah" sebagaimana dalam hadits riwayat imam Muslim dari Amr bin al-Ash radhiyallahu ‘anhu bahwa dia mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

"Apabila kalian mendengar muadzin (sedang adzan) maka ucapkanlah seperti yang dia ucapkan kemudian bershalawatlah kepadaku, karena barangsiapa yang bershalawat kepadaku satu kali maka Allah akan bershalawat untuknya sepuluh kali. Kemudian mintalah untukku Al-Wasilah, Karena ia merupakan kedudukan di surga yang tidak layak kecuali hanya untuk seorang hamba saja dari hamba-hamba Allah, dan aku berharap orang itu adalah aku. Barangsiapa yang meminta untukku al-Wasilah maka dia berhak mendapatkan syafa'atku.” [HR. Muslim].

Nama-nama Surga 
Surga biasanya disebut dengan Jannah, dan inilah nama yang umun digunakan untuk menyebut tempat ini dan segala yang terdapat di dalamnya berupa kenikmatan, kelezatan, kemewahan, dan kebahagiaan. Nama-nama lain dari Surga di antaranya adalah:

1. Darus Salam 
Sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala,

لَهُمْ دَارُ السَّلاَمِ عِندَ رَبِّهِمْ وَهُوَ وَلِيُّهُمْ بِمَا كَانُواْ يَعْمَلُونَ
“Bagi mereka (disediakan) Darussalam (surga) pada sisi Rabbnya dan Dialah Pelindung mereka disebabkan amal-amal sholeh yang selalu mereka kerjakan.” (QS.Al-An'am [6]:127)

Surga adalah Darussalam (negri keselamatan) dari segala musibah, kecelakaan, dan segala hal yang tidak disukai, dan dia merupakan negri Allah subhanahu wata’ala, diambil dari nama Allah “as-Salam”. Allah subhanahu wata’ala pun mengucapkan salam atas mereka, 

لَهُمْ فِيهَا فَاكِهَةٌ وَلَهُم مَّا يَدَّعُونَسَلَامٌ قَوْلاً مِن رَّبٍّ رَّحِيمٍ
“Di surga itu mereka memperoleh buah-buahan dan memperoleh apa yang mereka minta. (Kepada mereka dikatakan), "Salam", sebagai ucapan selamat dari Rabb Yang Maha Penyayang.” (QS. Yasiin [36]:57-58)

2. Jannatu 'adn
Sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala;

جَنَّاتُ عَدْنٍ يَدْخُلُونَهَا وَمَنْ صَلَحَ مِنْ آبَائِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ وَالمَلاَئِكَةُ يَدْخُلُونَ
عَلَيْهِم مِّن كُلِّ بَابٍسَلاَمٌ عَلَيْكُم بِمَا صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِ
"(Yaitu) surga 'Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang sholeh dari bapak-bapaknya, istri-istrinya, dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu, (sambil mengucapkan), "Salamun 'alaikum bima shabartum". Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.” (QS. Ar-Ra'd [13]:23-24)

3. Jannatul Khuld
Karena penduduknya kekal di dalamnya dan tidak akan berpindah ke alam (tempat) lain. Allah subhanahu wata’ala berfirman;

قُلْ أَذَلِكَ خَيْرٌ أَمْ جَنَّةُ الْخُلْدِ الَّتِي وُعِدَ الْمُتَّقُونَ كَانَتْ لَهُمْ جَزَاء وَمَصِيراً
”Katakanlah, "Apakah (azab) yang demikian itu yang baik, atau surga yang kekal yang dijanjikan kepada orang- orang yang bertaqwa?" Surga itu menjadi balasan dan tempat kembali bagi mereka.” (QS. Al-Furqan [25]:15)

4. Darul Muqamah
Sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala; 

وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَذْهَبَ عَنَّا الْحَزَنَ إِنَّ رَبَّنَا لَغَفُورٌ شَكُورٌ
الَّذِي أَحَلَّنَا دَارَ الْمُقَامَةِ مِن فَضْلِهِ لَا يَمَسُّنَا فِيهَا نَصَبٌ وَلَا يَمَسُّنَا فِيهَا لُغُوبٌ
“Dan mereka berkata:"Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan duka cita dari kami.Sesungguhnya Rabb kami benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.” Yang menempatkan kami dalam tempat yang kekal (surga) dari karunia-Nya; di dalamnya kami tiada merasa lelah dan tiada pula merasa lesu". (QS. Faathir [35]:34-35)

5. Jannatul Ma'wa
Al-Ma’wa artinya adalah tempat menetap sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala dalam surat an-Najm di atas. Disebut demikian karena surga merupakan tempat menetapnya orang-orang mukmin

6. Jannatun Na'im

7. Al Muqamul Amin

Sumber: Buku “Biladul Afrah”, Sulaiman bin Shalih al-Khurasyi, Gambaran surga secara ringkas dari kitab “Hadil Arwah” Imam Ibnul Qayyim.

Friday, May 21, 2010

Syafaat Rasulullah Saw


Para pembaca yang mulia,
Semoga Allah SWT senantiasa menjaga kita diatas agama yang lurus, agama yang Haq dan yang di ridhoi-Nya. “Inad- diina indal laahil islam”

Segenap puji dan syukur diperuntukkan hanya bagi Allah ‘Azza wa alla, karena dengan taufiq dan ‘inayah-Nya jualah yang telah menggerakkan hati kami untuk selalu berusaha menyampaikan yang haq, meskipun hanya berupa sepenggal ayat maupun hadits, dengan harapan agar kita sekalian dapat lebih memahami segala sesuatu tentang cara beribadah kepada Allah dan beramal shalih sesuai dengan petunjuk Al-Qur’an dan tuntunan As-Sunnah, yaitu sebagaimana yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad Shalallaahu Alaihi Wassallam kepada kita sekalian sebagai ummatnya.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, utusan Allah yang menjadi rahmat bagi sekalian alam, yaitu baginda Nabi Muhammad Shalallaahu Alaihi Wassallam, juga kepada keluarga beliau serta seluruh umat yang setia mengikuti risalah yang dibawa oleh beliau Shalallaahu Alaihi Wassallam sampai akhir jaman.

SYAFAAT (PEMBELAAN)

Syafa’at merupakan suatu anugerah yang diberikan Allah SWT kepada setiap Nabi yaitu berupa Do’a yang mustajab (do’a yang pasti diperkenankan). Karena itu para Nabi, segera memanfaatkan do’anya itu. “Tetapi aku (kata Rasulullah Saw), insya’allah akan mengundurkan do’aku itu untuk membela umatku kelak di hari kiamat.” [Lihat Shahih Muslim no.160]

Dalil: Shahih Muslim No.152; Jabir bin Abdullah r.a., mengatakan bahwa Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassallam bersabda: "Sesungguhnya Allah akan mengeluarkan suatu kaum dari neraka karena Syafa’at."

Shahih Muslim No.157; Dari Anas bin Malik r.a., katanya Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassallam bersabda: "Aku adalah orang yang pertama-tama menjadi pembela di surga kelak. Dan aku adalah Nabi yang paling banyak pengikutnya dari sekalian Nabi-nabi.”

Para pembaca yang dimuliakan Allah,
Janganlah berputus asa dari rahmat Allah! Sebagai manusia biasa, kita tentu tidak akan luput dari perbuatan dosa, baik disengaja atau pun tidak. Namun, betapapun besarnya dosa-dosa yang pernah kita lakukan, bahkan hingga memenuhi langit dan bumi, ingatlah bahwa Allah ‘Azza wa Jalla adalah Dzat Yang Maha pengampun serta Maha kasihsayang kepada hamba-hamba-Nya yang mau bertaubat dengan sebenar taubat! Manakah yang lebih besar, dosa-dosa kita ataukah Pengampunan-Nya?

Dalam salah satu hadits Qudsi, Allah berfirman: “Rahmat-Ku mendahului murka-Ku.” Setiap kali kita berbuat kesalahan, malaikat pencatat dosa memberi tenggang waktu beberapa saat, menunggu hingga kita mau bertaubat, sebelum mencatatnya kedalam kitab “dosa-dosa” kita. Dan bila kita menyesali perbuatan dosa itu dan kemudian bertaubat, maka Allah Yang ‘Ghafurrur Rahiim’, niscaya akan mengampuni setiap dosa, kecuali dosa-dosa yang bersifat ‘Syiriq’.

Dalam satu hadits Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassallam bersabda:

“Akan dikeluarkan dari neraka, orang yang mengucapkan ‘LA ILAAHA ILALLAH,’ sedangkan dalam hatinya terdapat iman seberat biji gandum. Kemudian orang yang mengucapkan ‘LA ILAAHA ILALLAH’, sedangkan dalam hatinya terdapat iman seberat beras. Kemudian yang mengucapkan ‘LA ILAAHA ILALLAH’, , sedangkan dalam hatinya terdapat iman seberat debu.” (Shahih Muslim no.154)

Berikut ini adalah petikan dari hadits-hadits Nabi Shalallaahu Alaihi Wassallam yang berhubungan dengan ‘SYAFA’AT’ (Pembelaan) yang kami tuliskan untuk para pembaca sekalian dengan harapan semoga dapat menjadi penyejuk hati dan selalu yaqin bahwa Allah SWT akan selalu bertindak Adil kepada hamba-hamba-Nya yang beriman dan bertaqwa, serta yang bertawakkal hanya kepada-Nya semata.

Dari ‘Abdullah bin ‘Amru bin ‘Ash r.a., katanya: “Nabi Shalallaahu Alaihi Wassallam membaca firman Allah yang menyebutkan doa Ibrahim As:

رَبِّ إِنَّهُنَّ أَضْلَلْنَ كَثِيراً مِّنَ النَّاسِ فَمَن تَبِعَنِي فَإِنَّهُ مِنِّي وَمَنْ عَصَانِي فَإِنَّكَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
“Ya, Tuhanku! Sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan kebanyakan manusia; maka siapa yang mengikutiku, sesungguhnya orang itu termasuk golonganku.” (QS Ibrahim:36).

Dan doa Isa As:
إِن تُعَذِّبْهُمْ فَإِنَّهُمْ عِبَادُكَ وَإِن تَغْفِرْ لَهُمْ فَإِنَّكَ أَنتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
“Jika Engkau siksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba-Mu, dan jika Engkau ampuni mereka, maka sesungguhnya Engkau Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS Al-Maidah: 118).

Lalu Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassallam mengangkat kedua tangannya seraya berkata, “Allahumma, ummati, ummati!” (Wahai, Allah! umatku! umatku!). Dan sesudah itu Nabi Shalallaahu Alaihi Wassallam menangis. Maka berfirmanlah Allah ‘Azza wa Jalla kepada Jibril a.s., : “Hai, Jibril! Pergilah kepada Muhammad!--dan sesungguhnya Tuhanmu Maha Tahu -- Tanyalah kepadanya mengapa ia menangis.”

Maka pergilah Jibril kepada Nabi Shalallaahu Alaihi Wassallam menanyakan kenapa dia menangis. Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassallam lalu menceritakan kepada Jibril kenapa beliau menangis dan mengatakan: "Padahal Allah Maha Tahu." Maka firman Allah, “Hai, Jibril! Pergilah kepada Muhammad, katakan kepadanya: “Aku akan membolehkanmu membela umatmu dan tidak akan mengecewakanmu.”

Dari Abu Hurairah r.a., katanya: “Nabi Shalallaahu Alaihi Wassallam bersabda:

“Aku adalah pemimpin umat manusia di hari kiamat. Tahukah kalian, mengapa Allah mengumpulkan semua umat sejak yang pertama sampai yang terakhir di dalam satu lapangan? Di sana diperdengarkan kepada mereka teriak orang yang memanggil-manggil, yang menyebabkan segala pemandangan tertuju kepada mereka; matahari dekat sekali kepada mereka, sehingga mereka berkeluh-kesah karena tak sanggup menanggung derita. Mereka berkata kepada sesamanya, “Bagaimana kalau kita mohon syafa’at kepada Tuhan kita. Semoga Dia membebaskan kita dari tempat ini? Berkata yang lain, ”Datanglah kepada Adam!”

Maka mereka pun pergi kepada Adam, lalu kata mereka, “Wahai, Adam! Anda adalah Bapak manusia yang diciptakan Allah dengan tangan-Nya sendiri. Kemudian ditiupkan-Nya ruh-Nya di tubuh Anda, dan diperintah-Nya malaikat supaya sujud kepada Anda, lalu mereka sujud. Belalah kami di hadapan Tuhanmu. Bukankah Anda telah menyaksikan bagaimana pedihnya penderitaan yang kami alami ini?” Jawab Adam, “Sesungguhnya pada hari ini Tuhan sangat marah kepadaku. Tidak pernah DIA marah semarah ini. Dia melarangku mendekati sebatang pohon, tetapi aku mendurhakai-Nya. Wahai, aku salah! Aku salah! Karena itu pergilah kepada yang lain. Pergilah kepada Nuh!”

Mereka pun pergi kepada Nuh, seraya berkata, “Wahai, Nuh! Anda adalah Rasul yang pertama-tama dikirim ke bumi. Dan Allah menjuliki Anda dengan “Abdan Syakuran’ (hamba yang bersyukur). “Belalah kami di hadapan Tuhanmu. Bukankah Anda telah menyaksikan bagaimana pedihnya derita kami ini?” Jawab Nuh a.s. kepada mereka: “Sesungguhnya pada hari ini Tuhan sangat marah kepadaku. Tidak pernah DIA marah semarah ini. Aku mengembang tugas memanggil umatku (kedalam agama Allah). Tetapi apalah dayaku, aku berdo’a agar umatku dimusnahkan. Karena itu pergilah kepada Ibrahim a.s.!”

Karena itu mereka datang kepada Ibrahim, lalu berkata, “Wahai, Ibrahim! Anda adalah ‘Nabiyullah wa Khalilullah” (Nabi Allah dan kekasih-Nya) dari penduduk bumi. Karena itu belalah kami di hadapan Tuhanmu. Bukankah Anda telah melihat penderitaan kami sudah sampai di puncaknya?” Jawab Ibrahim As. kepada mereka: “Sesungguhnya pada hari ini Tuhanku sangat marah kepadaku. Tidak pernah DIA marah semarah ini sebelum dan sesudahnya.” Lalu dia menyebutkan beberapa kebohongannya dan sesudah itu dia berkata, “Wahai malang diriku! Malang diriku! Pergilah kamu sekalian kepada Musa As!"

Mereka pun pergi mendatangi Musa a.s.dan berkata kepadanya, “Wahai, Musa! Anda adalah ‘Rasulullah wa Kalamullah” (Rasul Allah dan kawan-Nya berbicara). Karena itu belalah kami di hadapan Tuhanmu. Bukankah Anda telah menyaksikan derita kami sudah sampai di puncaknya?” Jawab Musa a.s. kepada mereka: “Sesungguhnya pada hari ini Tuhan sangat marah kepadaku. Tidak pernah DIA marah semarah ini sebelum dan sesudahnya.” Aku pernah membunuh orang yang tidak diperintahkan membunuhnya. Wahai, malang kiranya aku, malang kiranya aku! Karena itu, temuilah Isa As.”

Mereka pun pergi kepada Isa As lalu berkata, “Wahai, Isa! Anda adalah ‘Ruhullah wa Kalimatuhu” (Ruh Allah dan Kalimah-Nya). Dan Anda sanggup berbicara dengan manusia selagi Anda masih dalam buaian. Dan anda adalah Kalimah Allah yang ditujukan-Nya kepada Maryam serta setiap ruh dari pada-Nya. Karena itu belalah kami di hadapan Tuhanmu. Bukankah Anda telah menyaksikan derita kami sudah sampai di puncaknya?” Jawab Isa a.s. kepada mereka: “Sesungguhnya Tuhanku sedang marah hari ini. Tidak pernah DIA semarah ini sebelum dan sesudahnya.” (Tetapi Isa a.s. tidak menyebutkan dosanya). Karena itu, pergilah kepada yang lain. Pergilah kepada Muhammad Shalallaahu Alaihi Wassallam! Seorang hamba Allah yang telah diampuni dosa-dosanya baik yang lama maupun yang baru.”

Kata Nabi Shalallahu’Alaihi Wassalam selanjutnya, “Karena itu mereka datang kepadaku lalu berkata, “Ya, Muhammad! Anda adalah Rasulullah dan penutup segala nabi. Allah telah mengampuni dosa Anda yang telah lalu dan yang baru. Karena itu belalah kami di hadapan Tuhan Anda. Bukankah Anda telah menyaksikan derita kami sudah sampai di puncaknya?" Mendengar permintaan mereka itu, maka aku pergi sehingga tiba di bawah ‘Arasy. Di sana aku sujud kepada Tuhanku. Lalu Allah membukakan hijab (penutup) bagiku serta mengilhamkan kepadaku kalimah-kalimah pujian dan sanjungan-sanjungan yang indah terhadap-Nya, yang belum pernah diajarkan-Nya kepada orang lain sebelumku. Kemudian Allah berfirman, “Ya, Muhammad! Angkatlah kepalamu! Mintalah! Permintaanmu akan dikabulkan, Belalah! Pembelaanmu akan diterima.” Maka kuangkat kepalaku seraya berkata, “Wahai, Tuhanku! Umatku! Umatku!”

"Lalu difirmankah Allah kepadaku, “Ya, Muhammad! Masukkanlah ke surga umatmu yang tidak perlu lagi di hisab (diadili), melalui pintu-pintu sebelah kanan, sedangkan yang lain, secara bersama-sama dari pintu-pintu yang lain.” Demi Allah, yang jiwa Muhammad ada ditangan-Nya, sesungguhnya jarak dua daun pintu dari pintu-pintu surga itu adalah kirakira sejauh antara Makkah dengan Hajar (nama suatu desa di Madinah) atau antara Makkah dengan Bushra.” (Shahih Muslim no. 155)

Dalam hadits lain dengan perawi yang sama, Nabi Shalallaahu Alaihi Wassallam berkata: “... Kemudian Allah berfirman, Ya, Muhammad! Angkatlah kepalamu! Mintalah! Permintaanmu akan dikabulkan, Belalah! Pembelaanmu akan diterima.” Maka kuangkat kepalaku seraya memuji Tuhanku dengan puji-pujian yang diajarkan-Nya kepadaku. Kemudian kumohonkan pembelaan kepada umat manusia, sesuai dengan ketentuan yang digariskan Allah bagiku. Sesudah itu aku keluarkan mereka dari neraka lalu kumasukkan ke surga. Sesudah itu aku sujud kembali, dan Allah membiarkanku sujud sampai lama. Setelah itu Dia berfirman, “Ya, Muhammad! Angkatlah kepalamu! Mintalah! Permintaanmu akan dikabulkan, Belalah! Pembelaanmu akan diterima.” Lalu kuangkat kepalaku seraya memuji Tuhanku dengan puji-pujian yang diajarkan Allah kepadaku. Sesudah itu barulah kumohonkan pembelaan kepada umat manusia, sesuai dengan ketentuan yang digariskan Allah bagiku. Lalu aku keluarkan mereka dari neraka lalu kumasukkan ke surga. Kata Kata Nabi Shalallaahu Alaihi Wassallam melanjutkan, “Aku lupa apakah kali yang ketiga atau yang keempat, dimana sesudah itu aku berkata: "Ya, Allah! Tidak ada lagi yang tinggal dalam neraka, kecuali orang-orang yang memang ditentukan Al-Qur’an harus kekal tinggal di dalamnya.” (Shahih Muslim no. 153)

UMAT YANG ISTIMEWA

Kaum muslimin itu merupakan kaum yang terakhir menerima Kitab (Al-Qur’an), Akan tetapi kelak mereka akan terlebih dahulu di hisab dan lebih dahulu masuk surga.

Dari ‘Abdullah bin ‘Amru bin ‘Ash r.a., katanya: “Nabi Shalallaahu Alaihi Wassallam bersabda: “Aku akan datang nanti ke surga, lalu kuminta supaya pintu dibukakan. Penjaga (malaikat) bertanya, “Siapakah Anda?” Jawabku, “Muhammad!” Lalu kata penjaga, “Aku diperintahkan supaya tidak membuka pintu ini sebelum Anda datang,”

Wallahu A’lam Bis Shawab.

Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Azza wa Jalla. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw.beserta keluarga dan shahabatnya.

Para pembaca yang di muliakan Allah,
Syafa’at Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassallam sangatlah penting bagi kita yang belum mengetahui masalah yang ghaib, termasuk apakah kita kelak akan bernuntung menjadi ahli surga atau sebaliknya akan tergolong menjadi orang yang merugi karena besarnya dosa-dosa dan belum sempat bertaubatan nashuha, sehingga kelak akan terlempar mengisi jurang-jurang neraka yang azabnya tak terperikan rasanya?

Barangsiapa yang inginkan pembelaan dari Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassallam, maka perbanyaklah mengucapkan shalawat dan salam kepada beliau, agar kelak di yaumil akhir, kita akan memperoleh syafaat dari beliau Shalallaahu Alaihi Wassallam.

إِنّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِي ماً َ
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi
dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”

(QS Al-Ahzab [33]:5)


Saturday, April 10, 2010

Pintu-pintu Surga




Dari Mu'az bin Jabal radhiallahuanhu dia berkata: Saya bertanya: "Ya Rasulullah, beritahukan (kepada) saya tentang perbuatan yang dapat memasukkan saya ke dalam surga dan menjauhkan saya dari neraka." (Maka) beliau bersabda: "Engkau telah bertanya tentang sesuatu yang besar, dan perkara tersebut mudah bagi mereka yang dimudahkan Allah ta'ala. Beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya sedikitpun, menegakkan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji."

Kemudian beliau menambahkan: "Maukah engkau aku beritahukan tentang pintu-pintu surga? Puasa adalah benteng, sodaqoh akan mematikan (menghapus) kesalahan sebagaimana air mematikan api, begitu juga shalatnya seseorang di tengah malam (qiyamullail). Kemudian beliau membacakan ayat (yang artinya) "Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya".  

Kemudian beliau bersabda lagi: "Maukah kalian aku beritahukan pokok dari segala perkara, tiangnya, dan puncaknya? Aku menjawab: "Mau ya Nabi Allah." Lalu beliau bersabda; "Pokok perkara adalah Islam, tiangnya adalah shalat dan puncaknya adalah Jihad."

Kemudian beliau bersabda: "Maukah kalian aku beritahukan sesuatu (yang jika kalian laksanakan) kalian dapat memiliki semua itu? Aku berkata: "Mau ya Rasulullah." Maka Rasulullah memegang lisannya lalu bersabda: "Jagalah ini (dari perkataan kotor dan buruk)."

Aku berkata: "Ya Nabi Allah, apakah kita akan dihukum juga atas apa yang kita bicarakan?" Beliau bersabda: "Adakah yang menyebabkan seseorang terjungkel wajahnya di neraka?" Atau sabda lain beliau: "Di atas hidungnya - selain buah dari yang diucapkan oleh lisan-lisan mereka?"


[Hadits 29 ~ Kumpulan Hadits Arbain Oleh Imam Nawawi]

Folder Arsip

Loading...

Rekam Arsip

Rekomendasi Arsip

Followers