Islam, Rahmat Bagi Alam Semesta

Monday, July 12, 2010

Memahami Tauhid


Tauhid (bahasa Arab: توحيد‎) merupakan dasar agama Islam yang secara sempurna diungkapkan dalam frasa “Lā ilāha illallāh” (Tidak ada tuhan selain Allah). Menurut bahasa, Tauhid adalah bentuk masdar dari fi'il wahhada-yuwahhidu yang artinya menjadikan sesuatu jadi satu saja. Sedangkan Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin menambahkan bahwa makna ini akan sempurna jika ditambahkan penafikan segala sesuatu selain yang dijadikan satu tersebut. Dalam konsep Islam Tauhid adalah konsep dalam akidah Islam yang menyatakan keesaan Allah

Islam mengajarkan bahwa Allah Esa (satu) tidak dari segi bilangan. Melainkan dari arti kata Esa itu sendiri yang bermakna sebagai satu-satunya dan tidak ada sesuatu pun yang menyerupai-Nya. Allah satu dari segi Dzatnya, dengan makna bahwa tidak ada dzat yang serupa dengan Dzat Allah. Karena Dzat Allah bukanlah benda dan tidak disifati dengan sifat-sifat benda, karena Allah-lah yang menciptakan seluruh benda beserta segenap sifat-sifatnya. Allah sudah ada sebelum seluruh ciptaan ini ada. Allah tidak dapat dibayangkan karena bayangan benak manusia hanya bisa menjangkau hal-hal yang biasa dijumpai, dilihat, didengar, atau dirasakannya dengan panca indera. Dan Allah tidaklah serupa dengan hal-hal demikian. Mengamalkan Tauhid dan menjauhi syirik merupakan konsekuensi dari kalimat syahadat yang diikrarkan oleh seorang muslim.

Secara teoritis, Tauhid diklarifikasikan dalam tiga dimensi, yakni;

  • Tauhid Rububiyah
  • Tauhid Asma’Wash-Shifat
  • Tauhid Uluhiyah
Dalam Tauhid Rububiyah, Allah diakui sebagai satu-satunya Rabb (Yang Menguasai), sehingga semua selain Allah adalah ‘abd (hamba/budak/yang dikuasai). Allah adalah Rabb Yang Berkuasa dalam penciptaan, pengurusan, dan kerajaan alam semesta. Allah sebagai satu-satunya Pencipta adalah juga Yang Memberi rezeki, Yang Menghidupkan, Yang Mematikan, serta Yang Memberi manfaat dan bahaya. Allah yang mengurus segala sesuatu; semua urusan yang Dia tangani adalah kebaikan; dan Allah Mahakuasa terhadap apa yang Dia kehendaki. Dalilnya adalah ayat dalam Al-Quran, “Segala penciptaan dan urusan menjadi hak-Nya.”[Al-A'raf:54]

Allah juga diakui memiliki kesempurnaan nama dan sifat (sifat perangai dan sifat perbuatan) selain mencipta, mengurus, dan merajai alam semesta; hal ini dibahas dalam Tauhid Asma Wash-Shifat (keesaan nama dan sifat). Nama dan sifat Allah diketahui melalui dan ditetapkan dengan Al-Quran dan Sunnah pada makna tersuratnya dan tidak bisa ditetapkan oleh akal semata.Namun, nama dan sifat Allah tidak terbatas; selain dari yang disebutkan dalam Al-Quran dan Sunnah dirahasiakan dalam ilmu gaib-Nya.

Dalam Tauhid Uluhiyah, Allah diakui sebagai Tuhan Yang Maha Esa dalam segala bentuk peribadahan dari seluruh makhluk-Nya.Pengakuan Allah sebagai satu-satunya Rabb berkonsekuensi penyembahan makhluk kepada Rabbnya semata. Ibadah atau penghambaan diri kepada Allah merupakan perbuatan makhluk untuk merendahkan diri kepada-Nya dengan mengerjakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya seumur hidup. Ibadah tidak boleh ditujukan sedikit pun kepada selain Allah. Beribadah kepada selain Allah, meskipun juga menyembah Allah, adalah dosa yang paling besar dalam Islam yang disebut dengan syirik (mempersekutukan Allah), sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya;
Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, ”Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezhaliman yang besar.” (QS. Luqman:13)

0 Comments:

Post a Comment

Folder Arsip

Loading...

Rekam Arsip

Rekomendasi Arsip

Followers