Apa yang kita ketahui tentag dosa?
Firman Allah Azza wa Jalla:
فَكُلّاً أَخَذْنَا بِذَنبِهِ فَمِنْهُم مَّنْ أَرْسَلْنَا عَلَيْهِ حَاصِباً وَمِنْهُم مَّنْ أَخَذَتْهُ الصَّيْحَةُ وَمِنْهُم
مَّنْ خَسَفْنَا بِهِ الْأَرْضَ وَمِنْهُم مَّنْ أَغْرَقْنَا وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيَظْلِمَهُمْ وَلَكِن كَانُوا أَنفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ
"Maka masing-masing ( mereka itu ) kami siksa disebabkan dosanya, maka diantara mereka ada yang kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan diantara mereka ada yang di timpa suara keras yang mengguntur , dan diantara mereka kami benamkan kedalam bumi dan diantara mereka ada yang kami tenggelamkan dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri ". (QS.Al Ankabut [29]:40)
Penjelasan
Sumber dosa berasal dari dua hal yaitu;
- Meninggalkan perintah Allah SWT
- Melanggar larangan Allah SWT
Manusia seakan menjadi tabiatnya untuk berbuat dosa sejak manusia pertama Adam a.s yang melanggar larangan Allah SWT karena bisikan iblis, maka manusia cenderung berbuat dosa, kecuali para Rasul yang maksumu yapeni terjaga dari dosa. Meskipun manusia cenderung berbuat dosa, kita tidak mengenal dosa turunan. Karena setiap anak Adam lahir dalam keadaan fitrah dan suci.
Dan konsep Islam mengajarkan agar manusia selalu bertaqwa dengan melaksanakan perintah Allah SWT dan meningglkan larangan Allah SWT. Tetapi kemudian dia masih berbuat dosa karena kelemahannya, maka Allah SWT memberikan jalan-jalan penghapus dosa dari mulai istighfar sampai kepada taubat nasuha.
Rasulullah SAW bersabda: "Setiap anak Adam pasti berbuat dosa, dan sebaik-baik pembuat dosa adalah mereka yang bertaubat". [HR.Tirmidzi, Hasan].
Bedanya iblis yang melanggar perintah Allah SWT tidak bertaubat sedangkan Adam melanggar larangan Allah SWT dia menyadari dan bertaubat.
Bahkan Rasulullah SAW bersabda:
"Jika kalian tidak berbuat dosa, niscaya Allah SWT akan mengganti kalian dengan kaum yang lain (para pembuat dosa), tetapi mereka beristighfar dan Allah SWT mengampuni mereka". [HR.Muslim].
Demikian nilai dosa itu, jika disadari akan menghantarkan manusia kepada ketaatan, karena pendosa itu jiwanya selalu gelisah dan kegelisahan itu yang menghantarkan dia kembali kepada Allah SWT dengan bertaubat. Berbeda dengan ahli bid`ah, karena mereka merasa benar sehingga tidak terasa kalau dia berbuat dosa.
Oleh karena itu Imam Sofyan Atstsani berkata, "Syaitan lebih menyukai seorang tukang bid`ah daripada seribu orang pendosa ".
Suatu bangsa yang berlumuran dosa bisa menjerumuskannya ke jurang malapetaka sebagaimana terjadi dengan malapetaka yang menimpa bangsa-bangsa terdahulu seperti tertera pada ayat diatas. Apabila bangsa kita ingin terhindari dari malapetaka maka segala bentuk dosa harus diupayakan untuk dijauhkan dari kehidupan berbangsa.
Kenapa manusia cenderung berbuat dosa dan bagaimana akibatnya?
Firman Allah SWT:
فَكُلّاً أَخَذْنَا بِذَنبِهِ فَمِنْهُم مَّنْ أَرْسَلْنَا عَلَيْهِ حَاصِباً وَمِنْهُم مَّنْ أَخَذَتْهُ الصَّيْحَةُ وَمِنْهُم مَّنْ خَسَفْنَا بِهِ الْأَرْضَ وَمِنْهُم مَّنْ أَغْرَقْنَا وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيَظْلِمَهُمْ وَلَكِن كَانُوا أَنفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ
"Maka masing-masing (mereka itu) kami siksa disebabkan dosanya, maka diantara mereka ada yang kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan diantara mereka ada yang di timpa suara keras yang mengguntur , dan diantara mereka kami benamkan kedalam bumi dan diantara mereka ada yang kami tenggelamkan dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri ". (QS.Al Ankabut:40)
Penjelasan
Sebagaimana orang senang berbuat kebajikan karena dorongan untuk memperoleh pahala dan balasan serta bertaubat positif dalam diri orang tersebut. Demikian pula berbuat dosa, terdapat beberapa sebab kenapa orang muslim itu, yang seharusnya menjauhi dosa, justru malah terjerumus dalam lumpur dosa.
Pertama, karena dia lupa kepada Allah SWT sehingga tidak terdapat penghalang dalam dirinya untuk terdorong melakukan perbuatan dosa demi meraih kesenangan sesaat. Maka dari itu, kalau dia sadar Allah SWT memperhatikannya, niscaya dia akan malu melakukannya karena merasa diperhatikan Allah SWT. Itulah sebab kenapa orang cenderung bersembunyi ketika melakukan maksiat. Allah SWT mengingatkan, jangan lupa kepada Allah SWT, nanti kamu dihukum oleh dirimu sendiri.
وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنسَاهُمْ أَنفُسَهُمْ أُوْلَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
"Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik."(QS.Al-Hasyr [59]:19).
Kedua, dia lupa bahwa Allah SWT lah yang telah mengkaruniai segala sesuatu kepadanya, untuk hal mana seharusnya dia berterima kasih melalui ketaatan-ketaatan atas perintah-Nya, dan hanya untuk-Nya, ternyata justru ditinggalkan, bahkan tidak jarang malah melanggar berbagai larangan-Nya.
Hal itu seperti pernah disebutkan oleh Nabi Zakaria kepada Bani Israil; "Bagaimana kalau kalian mempunyai budak atau pegawai yang kalian penuhi segala kebutuhannya ternyata dia menyeleweng dan bekerja untuk orang lain. Tentu hal itu tidak wajar dan tidak pantas serta layak dibalas dengan hukuman."
Nikmat yang diberikan Allah SWT kepada hamba-Nya tidak terhitung banyaknya...
وَآتَاكُم مِّن كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوهُ وَإِن تَعُدُّواْ نِعْمَتَ اللّهِ لاَ تُحْصُوهَا إِنَّ الإِنسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ
"Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung ni'mat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (ni'mat Allah)." (QS.Ibrahim [14]:34).
Ketiga, dia lupa kalau Allah SWT itu selain Maha Pengasih juga amat keras siksaan-Nya.
Banyak orang-orang yang gemar berbuat dosa atau si pendosa ketika diingatkan agar berhenti dari maksiatnya serta merta menjawab dengan ayat-ayat: "Allah SWT itu Maha Pengasih dan Maha Penyayang", namun begitu, dia masih saja tetap saja bermaksiat.
اعْلَمُواْ أَنَّ اللّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ وَأَنَّ اللّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
"Ketahuilah, bahwa sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya dan bahwa sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS.Al Maidah [5]:98).
Keempat, dia tidak perduli bahwa setiap perbuatan manusia itu ada catatan yang ditulis oleh malaikat sebagai bukti seluruh perbuatan baik buruknya, sebagaimana Firman Allah:
إِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ الْيَمِينِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيدٌمَا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ
"(yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir." (QS Qof [50]:17-18)
Tidak ada satupun perbuatan kita yang terlepas dari perhatian kedua Malaikat ini. Bahkan di hari akhirat kelak sekuruh anggota tubuh kita akan bersaksi; lidah, tangan, kaki dll (QS Annur:4). Kalau orang merasa bahwa dia telah dijasai, diperhatikan dan bahkan dihadapkan kepada ancaman, niscaya dia akan berhati-hati ntuk tidak terjerumus kedalam kubangan dosa yang berakibat sangat fatal di dunia, apalagi di akhirat.
Macam-macam dosa dan akibat buruk yang ditimbulkannya
Macam-macam dosa dan akibat buruk yang ditimbulkannya
Firman Allah SWT:
فَكُلّاً أَخَذْنَا بِذَنبِهِ فَمِنْهُم مَّنْ أَرْسَلْنَا عَلَيْهِ حَاصِباً وَمِنْهُم مَّنْ أَخَذَتْهُ الصَّيْحَةُ وَمِنْهُم مَّنْ خَسَفْنَا بِهِ
الْأَرْضَ وَمِنْهُم مَّنْ أَغْرَقْنَا وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيَظْلِمَهُمْ وَلَكِن كَانُوا أَنفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ
"Maka masing-masing ( mereka itu ) kami siksa disebabkan dosanya, maka diantara mereka ada yang kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan diantara mereka ada yang di timpa suara keras yang mengguntur , dan diantara mereka kami benamkan kedalam bumi dan diantara mereka ada yang kami tenggelamkan dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri." (QS.Al Ankabut:40)
Penjelasan
Pada kesempatan ini kita akan melihat macam-macam dosa, terutama dosa besar. Karena Nabi SAW pernah mengatkan bahwa antara jum`at sampai jum`at berikutnya, antara Ramadhan sampai Ramadhan berikutnya terdapat pengampunan dosa selama meninggalkan dosa besar.
Terdapat perbedaan pendapat di antara para ulama` tentang jumlah macam-macam dosa besar itu. Ada yang mengatakan 3, ada yang mengatakan 7, ada pula 9 dan ada pula 70 sampai dengan 300 macam. Di antaranya disebutkan Rasulullah SAW seperti yang di riwayatkan oleh Imam Muslim berikut ini:
- Syirik kepada Allah SWT,
- Membunuh anak karena takut miskin,
- Men-zinahi istri tetangga,
- Durhaka terhadap kedua orang tua,
- Bersaksi dusta,
- Membunuh,
- Bermain sihir,
- Memakan harta anak yatim dll.
Adapun bahaya yang di timbulkan oleh maksiat atau perbuatan dosa itu, di sebutkan oleh Ibnu Qoyyim, Rahimullah, sbb:
- Terhalangnya ilmu agama karena ilmu itu cahaya yang diberikan Allah SWT di dalam hati, dan maksiat mematikan itu.
- Terhalangnya rezki, seperti dalam hadits riwayat Imam Ahmad : "Seorang hamba bisa terhalang rezkinya karena dosa yang menimpanya".
- Perasaan alienasi pada diri si pendosa yang tiada tandingannya dan tiada terasa kelezatan.
- Kegelapan yang di alami oleh tukang maksiat di dalam hatinya seperti perasaan di kegelapan malam.
- Terhalangnya ketaatan.
- Maksiat memperpendek umur dan menghapus keberkahannya.
- Maksiat akan melahirkan maksiat lain lagi, demikian kata ulama` salaf : "Hukum kejahatan adalah kejahatan lagi sebagaimana kebaikan akan melahirkan kebaikan lagi."
- Orang yang melakukan dosa akan terus berjalan ke dalam dosanya sampai dia merasa dirinya hina. Itu pertanda-tanda kehancuran.
- Kemaksiatan menyebabkan kehinaan..sedangkan kebaikan melahirkan kebanggaan dan kejayaan.
- Maksiat merusak akal, sedang kebaikan membangun akal. dll.
Pembaca rahimakumulah,
Semoga Allah akan senantiasa mencurahkan rahmat dan menuntun jalan kita semua kearah cahaya bimbingan-Nya, sehingga kita sekalian menjadi hamba-hamba-Nya yang bertaqwa dengan sebenar taqwa, wara' dan berusaha sekuat tenaga untuk menjauhi segala larangan-Nya.
Ya Allah, berilah kami keselamatan di dunia dan kekeselamatan di akhirat, dan lindungilah kami dari siksa api neraka. Amiin.
[Sumber: Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia]
0 Comments:
Post a Comment