Islam, Rahmat Bagi Alam Semesta

Monday, July 26, 2010

Mengingat Kematian



Setiap jiwa pasti akan menemui ajalnya. Tiada satu jiwa pun yang kekal abadi hidup di dunia yang fana ini. Bila ajal telah tiba, tak ada yang bisa menghindar dan lari darinya. Bukan berarti kehidupan kita telah berakhir sampai disini. Tetapi telah berpindah dari alam fana ke alam berikutnya, yaitu alam kubur atau alam barzakh, yang termasuk salah satu bagian dari beriman kepada yaumil akhir (hari kemudian).

Para pembaca rahimakumullah,
Segala puji bagi Allah Yang membaguskan susunan ciptaan-Nya, Yang menciptakan langit dan bumi, mengatur rezeki dan makanan, Yang menghidupkan dan mematikan, serta Yang memberi pahala atas perbuatan-perbuatan baik. Shalawat dan salam bagi junjungan kita, Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassalam, pemilik mukjizat yang nyata, yang dari cahayanya diperoleh eksistensi segala ciptaan.

MENGINGAT KEMATIAN

كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَن زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ
وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَما الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلاَّ مَتَاعُ الْغُرُورِ
"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan". (QS Ali Imran [3]:185)

Tidak ada satu makhluk pun yang akan hidup kekal abadi selamanya. Semua makhluk yg bernyawa pastilah akan merasakan pedihnya kematian.

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ثُمَّ إِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan".(QS Al-Ankabut [29]:57)

Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda, “Perbanyaklah mengingat sesuatu yang membinasakan kelezatan.”

Maksudnya, dengan mengingatnya, tinggalkanlah kelezatan-kelezatan duniawi yang menautkan hati kita padanya hingga terputus anggota-anggota badan kita darinya. Kemudian, hadapkanlah diri Anda sepenuhnya kepada Allah Azza wa Jalla.

Beliau SAW juga bersabda, “Kalaulah bintang liar mengetahui kematian sebagaimana halnya anak Adam, niscaya ia tidak akan berselera untuk makan sampai kenyang.” 

‘Aisyah, bertanya kepada Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam, “Ya Rasulullah, adakah seseorang bisa berkumpul dengan para syuhada?”

Beliau SAW menjawab,“Ya, orang yang mengingat mati dua puluh kali dalam sehari semalam”.

Alasan keutamaan dari semua ini adalah karena mengingat mati akan menyebabkan seseorang menjauhkan diri dari kesenangan duniawi dan melakukan persiapan untuk kebahagiaan akhiratnya. Sedangkan lupa kepada kematian akan mengajak manusia kepada ketekunan dalam mereguk kesenangan duniawi yang melalaikan.

Syaikh Abdul Qadir al-Jailani berkata: “Seorang Mu’min adalah orang yang merasa asing di dunia, dan seorang zuhud adalah orang merasa asing di akhirat. Sedangkan orang yang ma’rifat adalah orang yang merasa asing terhadap segala sesuatu selain Allah SWT".

Hamba-hamba Allah yang arif dan waspada menyadari bahwa dunia yang fana ini adalah penjara bagi orang Mukmin, meskipun keluarganya bergelimang dengan harta dan menikmati kedudukannya, dan mereka tertawa dan bergembira di sekelilingnya, sesungguhnya bathin mereka merasa bagai berada dalam penjara. Kegembiraan tampak di wajahnya, tetapi hatinya berduka. Karena ia telah mengenal dunia, maka dunia itu telah ia ceraikan dari hatinya. Semula ia menthalaq dunia itu satu kali karena ia khawatir keadaannya akan berubah. Namun, manakala dibukakan baginya akhirat dan ia mendapatkan rezeki yang lebih baik, maka ia menthalaq dunia dua kali. Tetapi tampaknya dunia justru datang kepadanya dan memeluknya, lalu ia pun menthalaqnya tiga kali. Ia berdiri sepenuhnya bersama akhirat.

Ketika ia berdiri dalam keadaan seperti itu, tiba-tiba bersinarlah cahaya Allah SWT., sehingga ia ceraikan pula akhirat. Dunia berkata kepadanya, “Mengapa engkau menceraikan aku?” Ia menjawab “Karena aku melihat yang lebih cantik dan lebih nikmat daripada kamu.”

Akhirat juga bertanya kepadanya, “Mengapa engkau menceraikan aku?” Ia menjawab, ”karena kamu hanyalah gambar. Kamu bukanlah hakikat yang sebenarnya".

Ditempat lain Rasulullah SAW bersabda, "Persembahan orang Mukmin adalah bisa dipercaya”. 
Beliau mengatakan demikian karena dunia adalah penjara bagi orang Mukmin, sebaliknya dunia adalah surga bagi orang-orang kafir. Sebab, dunia itu senantiasa menjadi tempat untuk menahan kekerasan dirinya, mengendalikan syahwatnya, dan melawan setannya. Dengan demikian, kematian akan membebaskannya dari kesengsaraan ini, dan kebebasan itu merupakan persembahan baginya.
Beliau SAW juga bersabda,”Kematian adalah penebusan dosa bagi setiap Muslim”. Dengan ungkapan ini, yang dimaksudkan adalah seorang Muslim yang benar-benar taqwa.


Lihat artikel terkait di sini
[Dipetik dari Kitab: Mukasyafah al-Qulub, karya Imam al-Ghazali].

Related Posts:

  • Imam Al Ghazali, 5 Langkah menjadi Awam yang baik sekaligus Sufi yang baik Imam Al-Ghazali memberikan penjelasan pendek yang menjadi pokok-pokok dalam tasawuf. Ia menyebutkan Hablu min Allah dan Hablu min An-Nas sebagai ajaran pokok dalam tasawuf.Dua pilar utama tasawuf ini disebutkan Imam Al-Ghazali dalam kitab Ayyuhal Walad untuk mengenalkan dunia tasawuf dan sufi kepad… Read More
  • 002. Penjelasan unsur-unsur Taubat PENJELASAN II Dalam hal ini ada dua pendapat, Satu kelompok berpendapat: ia kembali menanggung dosa yang telah ia mintakan taubatnya dahulu itu, karena taubatnya telah rusak dan batal ketika ia mengulangi dosanya.Mereka berkata: karena taubat dari dosa adalah seperti keislaman dengan kekafi… Read More
  • 004. Penjelasan unsur-unsur Taubat PENJELASAN - IVTAUBAT DITUJUKAN KEPADA ALLAH SWT Ada rukun yang dituntut untuk dipenuhi dalam taubat, meskipun banyak orang tidak menyebutkannya, yang aku dapati diungkapkan secara implisit, tidak secara eksplisit. Yaitu agar meninggalkan dosa, menyesal darinya, dan bertekad untuk tidak meng… Read More
  • 003. Penjelasan unsur-unsur Taubat PENJELASAN - III SISI PRAKTIS DALAM TAUBAT Jika dalam taubat ada sisi atau unsur pengetahuan; yang terwujudkan dalam ilmu tentang maqam Allah SWT dan kebesaran hak-Nya atas hamba-hamba-Nya, serta nikmat-nikmat-Nya yang banyak atas mereka pada satu segi, dan pada segi lain pengetahuan tentang… Read More
  • Imam GhazaliRIWAYAT IMAM AL-GHAZALIIMAM AL GHAZALI, sebuah nama yang tidak asing di telinga kaum muslimin. Tokoh terkemuka dalam kancah filsafat dan tasawuf. Memiliki pengaruh dan pemikiran yang telah menyebar ke seantero dunia Islam. Ironisnya sejarah dan perjalanan hidupnya masih terasa asing. Kebanyakan … Read More
  • Mengingat Kematian Setiap jiwa pasti akan menemui ajalnya. Tiada satu jiwa pun yang kekal abadi hidup di dunia yang fana ini. Bila ajal telah tiba, tak ada yang bisa menghindar dan lari darinya. Bukan berarti kehidupan kita telah berakhir sampai disini. Tetapi telah berpindah dari alam fana ke alam berikutn… Read More
  • 001. Penjelasan unsur-unsur Taubat PENJELASAN - I Dari penuturan Al Gazhali dan ulama lainnya dapat ditarik pengertian: bahwa hakikat taubat yang diperintahkan Allah SWT bagi seluruh kaum mu'minin agar mereka beruntung, serta memerintahkan agar mereka bertaubat dengan taubat nasuha, terdiri dari beberapa unsur dan faktor ya… Read More
  • Khusuk dalam Shalat Puji dan syukur bagi Allah semata, yang telah menjadikan Sholat’ “Seutama-utama peribadatan, kunci ibadah, tiang agama, penggenap dan penentu diterimanya amal-amal shalih, serta menjadi cahaya bagi pelakunya di Hari Kiamat kelak. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada ju… Read More
  • 005. Penjelasan unsur-unsur Taubat PENJELASAN - V Allah SWT memuji nabi-nabi-Nya dalam Al Qur'an dengan tindakan mereka yang melakukan istighfar itu. Mereka adalah manusia yang paling bersegera dalam melakukan istighfar dan yang paling senang melakukannya. Dalam kisah Adam, nenek moyang manusia, beliau beristighfar ketik… Read More
  • 006. Penjelasan unsur-unsur Taubat PENJELASAN - VI Istighfar yang diterima oleh Allah SWT harus memenuhi syarat-syarat dan etikanya; yaitu, antara lain:  SYARAT PERTAMA Adalah niat yang benar dan ikhlas semata ditujukan kepada Allah SWT. Karena Allah SWT tidak menerima amal perbuatan manusia kecuali jika amal i… Read More

0 Comments:

Post a Comment

Folder Arsip

Rekam Arsip

Rekomendasi Arsip

  • Memurnikan Iman
  • 009. Nasehat menjelang Ramadhan
  • Kerasulan Nabi Muhammad Saw Di Tengah-Tengah Bangsa Jahiliyah Arab
  • Imam Abu Hanifah
  • Nabi Muhammad juga Manusia
  • Para Rasul Ulu Al-Azmi
  • 005. Kitab Puasa
  • Tuhan pun heran
  • Imam Ibnu Majah
  • Riwayat Para Imam Ahlul Hadits
  • Taubat dari Kemunafikan
  • Jangan malu belajar Agama
  • Imam Ghazali
  • Dahsyatnya Shalat Berjamaah
  • Jauhilah Bid'ah!

Followers