013. Jangan mudah marah dan saling mendengki
Saudaraku rahimakumullah,
Kejahatan, adalah segala sesuatu yang menyebabkan orang merasa takut. Sehubungan dengan hal ini, MUHAMMAD saw selalu berusaha membasmi kejahatan, baik yang besar maupun yang kecil. Beliau peringatkan akan kejahatan itu dan beliau tunjukkan sumber-sumbernya, yakni:
Keganasan; memutuskan hubungan hubungan; keangkuhan; dan lupa daratan.
Seperti telah kita singgung dalam hadits-hadits sebelum ini. Kemudian beliau menuding tentang Nafsu Amarah.
Sabdanya:
“Orang yang paling jahat di antara kalian ialah orang yang paling cepat marah, lambat maafnya, dan yang paling baik adalah orang yang lambat marahnya, cepat maafnya.”
Ketika pada beliau ditanyakan, amal perbuatan apakah yang bisa memasukkan orang ke dalam Surga, beliau menjawab: “Engkau jangan marah, engkau akan mendapatkan Surga.”
Selanjutnya beliau bersabda:
“Orang yang kuat itu bukanlah karena menang bergulat, akan tetapi karena mampu menguasai nafsu amarahnya.”
Sabdanya pula:
“Maukah kalian aku beritahukan, kepada siapa api Neraka itu di haramkan? Diharamkan pada setiap orang yang bersikap sederhana, lunak dan mudah.”
Sehubungan dengan itu, MUHAMMAD saw menampilkan suatu pemandangan indah, mengasyikkan mata dan memikat hati bagi insan yang mau membuka hati. Sabda beliau:
“Apabila semua makhluk Allah dikumpulkan (kelak), maka ada suara yang menyeru: “Mana yang telah melakukan keutamaan?” Maka bangkitlah sekelompok orang, sambil berjalan cepat mereka terus menuju Surga. Mereka disambut dan ditanya Malaikat: “Kami lihat kalian berjalan cepat menuju Surga. Siapa kalian?” Mereka menjawab: “Kami orang-orang yang senantiasa melakukan keutamaan.” Malaikat itu bertanya pula: “Keutamaan apa yang telah kalian lakukan?”. Maka jawab mereka pula: “Kami bersabar bila dizalimi, dan bersikap bijaksana jika disakiti.” Maka kata para Malaikat pula: “Silahkan masuk ke dalam Surga. Sungguh bahagia pahala pelaku kebajikan itu!”
Rasulullah saw berusaha melenyapkan kedengkian dan persengketaan diantara sesama yang akan mencelakakan banyak orang dan akan menimbulkan murka Allah.
Renungkanlah Sabda beliau:
“Janganlah kalian berdengki-dengkian. Jangan saling merencanakan kejahatan dan jangan saling marah-marah. Dan jadilah semua hamba Allah yang bersaudara. Tidak halal bagi seorang muslim menjauhi saudaranya (sesama muslim) lebih dari tiga hari.”
Allah menggambarkan sikap dengki ini dalam firmanNya:
وَإِن تَصْبِرُواْ وَتَتَّقُواْ لاَ يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْئاً
"Bila kamu memperoleh kebaikan, maka hal itu menyedihkan mereka, dan kalau kamu ditimpa kesusahan maka mereka girang karenanya." (QS Ali Imran: 120)
Hasad (Dengki, iri hati, hasut) adalah penyakit lama yang telah mencelakakan banyak orang dan menyakiti mereka. Pendengki akan selalu murka dan menindas orang yang tidak berdosa. Pendengki dapat berasal dari golongan jin dan dapat pula dari golongan manusia, sebab syetan selalu dengki terhadap orang-orang mukmin, dikarenakan Allah memberikan keutamaan kepada mereka, sebagaimana iblis telah dengki terhadap Nabi Adam Alaihissalam. Rasa dengki pada dasarnya tidak timbul kecuali karena kecintaan kepada dunia.
Dan dengki biasanya banyak terjadi di antara orang-orang terdekat; antar keluarga, antar teman sejawat, antar tetangga dan orang-orang yang berdekatan lainnya. Sebab rasa dengki itu timbul karena saling berebut pada satu tujuan. Dan itu tak akan terjadi pada orang-orang yang saling berjauhan, karena pada keduanya tidak ada ikatan sama sekali. Adapun orang yang mencintai akhirat, yang mencintai untuk mengetahui Allah, malaikat-malaikat, nabi-nabi dan kerajaanNya di langit maupun di bumi maka mereka tidak akan dengki kepada orang yang mengetahui hal yang sama. Bahkan sebaliknya, mereka malah mencintai bahkan bergembira terhadap orang-orang yang mengetahuiNya. Karena maksud mereka adalah mengetahui Allah dan mendapatkan kedudukan yang tinggi di sisiNya. Dan karena itu, tidak ada kedengkian di antara mereka. Sepandai-pandainya seseorang menyimpan kedengkian dihatinya, Allah pasti akan menampakkan kedengkiaannya itu.
أَمْ حَسِبَ الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ أَن لَّن يُخْرِجَ اللَّهُ أَضْغَانَهُمْ
[Am hasiba alladziina fii quluubihim maradhun an lan yukhrija allaahu adhghaanahum.]
"Atau apakah orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya mengira bahwa Allah tidak akan menampakkan kedengkian mereka?" (QS. Muhammad[47]: 29)
Allah Ta’ala berfirman dalam sebagian hadits Qudsi:
“Pendengki adalah musuh nikmat-Ku, orang yang selalu jengkel terhadap perbuatan-Ku dan tidak rela terhadap pemberian (anugerah)-Ku.”
Allah menggambarkan sikap dengki ini dalam firman-Nya:
إِن تَمْسَسْكُمْ حَسَنَةٌ تَسُؤْهُمْ وَإِن تُصِبْكُمْ سَيِّئَةٌ يَفْرَحُواْ بِهَا
"Bila kamu memperoleh kebaikan, maka hal itu menyedihkan mereka, dan kalau kamu ditimpa kesusahan maka mereka girang karenanya." (QS Ali Imran [3]: 120)
Dengki juga merupakan sikap orang-orang ahli Kitab. Allah berfirman:
وَدَّ كَثِيرٌ مِّنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ يَرُدُّونَكُم مِّن بَعْدِ إِيمَانِكُمْ كُفَّاراً حَسَداً مِّنْ عِندِ أَنفُسِهِم مِّن بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ
"Kebanyakan orang-orang ahli Kitab menginginkan supaya mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, disebabkan karena kedengkian (hasad) yang ada dalam jiwa mereka setelah nyata bagi mereka kebenaran." (QS Al Baqarah [2]:109)
أَمْ يَحْسُدُونَ النَّاسَ عَلَى مَا آتَاهُمُ اللّهُ مِن فَضْلِهِ
“Ataukah mereka (orang Yahudi) dengki kepada manusia (MUHAMMAD dan orang-orang mukmin) lantaran karunia yang Allah telah berikan kepada mereka?” (QS.Annisa’ [4]: 54).
Allah juga berfirman tentang hasad mereka:
وَدَّ كَثِيرٌ مِّنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ يَرُدُّونَكُم مِّن بَعْدِ إِيمَانِكُمْ كُفَّاراً حَسَداً مِّنْ عِندِ أَنفُسِهِم مِّن بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ
“Sebagian besar ahli kitab (Yahudi dan Nasrani) menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang timbul dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran.” (QS. Al-Baqarah [2]: 109).
Oleh sebab itu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam melarang umatnya dari sifat hasad tersebut, beliau bersabda: “Janganlah kalian memutuskan tali persaudaraan, saling berpaling ketika bertemu dan saling membenci serta saling dengki, dan jadilah kalian bersaudara sebagaimana yang telah diperintahkan oleh Allah ta’ala. [HR.Muslim]
Mengingat betapa bahayanya akibat dari kedengkian antar sesama, MUHAMMAD Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda kepada Ibnu Abbas Radhiallaahu anhu;
“Ketahuilah, bahwa meskipun sekelompok orang telah bersepakat untuk memberikan suatu manfaat kepadamu dengan sesuatu, maka mereka tidak akan mampu memberikan kemanfaatan itu kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan untukmu. Dan meskipun mereka bersepakat untuk mencelakakanmu dengan sesuatu, maka mereka tidak akan dapat mencelakakanmu, kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan untukmu.” [HR. At-Tirmidzi, beliau mengatakan hadits Hasan Shahih]
Malah beliau berusaha menghilangkan sikap orang yang mau tahu urusan orang lain (sok usil) dalam segala bentuknya.
Pesan beliau:
- “Barangsiapa melihat atau mengintip ke dalam rumah orang lain tanpa izin, maka sudah halal dicabut biji matanya.”
- “Barangsiapa yang telah mendengarkan pembicaraan orang, padahal pembicaraan mereka tidak untuk di dengar orang lain, maka orang yang mendengarkannya itu kelak di hari Kiamat, ke dalam telinganya akan dituangkan cairan timah panas.”
Juga beliau selalu melarang orang mengumpat dan memaki-maki orang lain. Sabdanya:
“Kedua orang yang saling mengumpat adalah setan-setan yang sedang mengikuti hawa nafsunya dan saling berbohong.”
“Dosa Kabaa’ir (dosa besar) yang paling berat ialah orang yang mengutuk kedua orang tuanya sendiri”. Ada yang menanya: “Ya, Rasulullah, bagaimana mungkin ada orang yang mengutuk kedua orang tuanya sendiri?”. Beliau bersabda, menjelaskan: “Orang yang mengutuk bapak orang lain. Lantas orang itu pun balas mengutuk bapaknya. Lalu dia mengutuk ibunya, kemudian orang itu membalas mengutuk ibunya”. Tidakkah itu berarti bahwa (secara tidak langsung), dia telah mengutuk kedua orang tuanya sendiri?”
Aisyah radhiallahu ‘anha meriwayatkan kisah padat ini:
“Rasulullah saw. lewat ketika Abu Bakar As-Siddiq sedang melaknat khaddam (pelayan)-nya. Maka Rasulullah terkejut, seraya bersabda: “Juara laknat dan juara iman? Tidak mungkin demi Allah pemelihara Ka’bah.” Kemudian Abu Bakar membebaskan khaddamnya itu sebagai tebusan dosanya terhadap mereka. Lalu dia pergi menghadap Nabi saw, seraya berkata: “Aku takkan mengulangi perbuatan itu.”
Beliau juga melarang orang menakut-nakuti saudaranya sendiri, walaupun dengan sesuatu yang nampaknya remeh.
Perhatikan:
“Janganlah kalian mencoba mengancam saudara kalian dengan senjata. Siapa tahu jangan-jangan Setan merebut senjata itu (lalu mengenai saudaranya), dan menjerumuskannya ke lubang Neraka.”
Baca pula hadits ini:
“Barangsiapa yang mengacungkan besi terhadap saudaranya. Meskipun saudara sebapak atau seibu, maka Malaikat melaknat orang itu sampai ia menghentikan ancamannya.”
Orang Muslim itu diharamkan darah, harta dan kehormatannya
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda pada waktu haji Wada' yang disaksikan oleh sebagian besar sahabatnya, dimana beliau telah mengharamkan (mensucikan) kehormatan seorang mukmin dan mengaitkannya dengan kesucian hari Arafah, bulan haram, dan tanah haram (tanah suci Makkah).
"Sesungguhnya darah kalian, harta kalian, dan kehormatan kalian adalah haram atas kalian, sebagaimana kemuliannya (haramnya) hari kalian ini, di bulan kalian ini, dan di negri kalian ini. Ingat! Bukankah aku telah menyampaikan?" [HR Bukhari & Muslim].
Hadits di atas menunjukkan bahwa darah, harta dan kehormatan seorang muslim tidak boleh diganggu. Banyak sekali nash yang menunjukkan tentang larangan ini dan tidak terbatas pada waktu dan tempat. Allah SWT telah menjadikan orang-orang mukmin itu bersaudara agar mereka saling kasih-mengasihi dan sayang-menyayangi. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
"Wahai sekalian orang yang telah menyatakan Islam dengan lisannya namun iman belum masuk ke dalam hatinya, janganlah kalian semua menyakiti sesama muslim, janganlah kalian membuka aib mereka, dan janganlah kalian semua mencari-cari (mengintai) kelemahan mereka. Karena siapa saja yang mencari-cari kekurangan saudaranya sesama muslim maka Allah akan mengintai kekurangannya, dan siapa yang diintai oleh Allah kekurangannya maka pasti Allah ungkapkan, meskipun dia berada di dalam rumahnya." [HR. at-Tirmidzi, dishahihkan oleh al-Albani dalam shahih sunan at-Tirmidzi 2/200]
Sabda Nabi Shalallaahu alaihi wasalam:
"Perumpamaan orang-orang mukmin dalam saling cinta-mencintai, sayang-menyayangi dan kasih-mengasihi seperti tubuh, jika salah satu anggota tubuh terasa sakit, maka seluruhnya akan tidak bisa tidur dan demam." [Muttafaq 'Alaih]
Beliau selalu menganjurkan kita agar menghilangkan rasa permusuhan, kedengkian, dan hasud kepada teman, kerabat, sahabat dan tetangga. Sebab, hasud dapat menghapus amal kebaikan.
Sabda-nya;
”Hasud memakan kebaikan seperti api memakan kayu bakar.”
Hasud termasuk penyakit berbahaya di dalam qalbu. Penyakit-penyakit qalbu tidak dapat diobati kecuali dengan ilmu dan amal shaleh.
Semoga shalawat dan salam selalu di limpahkan-Nya bagi junjungan kita Rasulullah SAW beserta ahlul baitnya, para sahabatnya, para tabi’in, tabi’ut tabi’in serta seluruh umat Islam yang taat pada risalahnya hingga di akhir zaman.
Amin.
Halaman 13 dari 21
[Dari buku NABI MUHAMMAD JUGA MANUSIA, Karya Khalid Muhammad Khalid]
CATATANTulisan ini merupakan mukadimah dari 21 tulisan lain yang kami turunkan berdasarkan pokok bahasannya masing-masing. Untuk memudahkan anda, halaman selanjutnya dapat diikuti melalui nomor urut di bawah ini, atau melalui lampiran Kata Pengantarnya di sini.
Halaman 13 dari 21
Baca juga
Hakikat Mencintai Rasulullah
0 Comments:
Post a Comment