020. Jihad bukan dengan cara berbuat dzalim
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Salah seorang pemuda pemberani datang kepada MUHAMMAD untuk memohon ikut berjihad fisabilillah. Ia berkata “Ya, Rasulullah! Saya ingin sekali berjihad, tetapi saya tidak mampu”.
Rasulullah menjawab: “Apa masih ada salah seorang dari orangtuamu?” “Ya”, sahut orang itu.
Maka bersabdalah Rasulullah:
“Jumpailah Allah SWT dengan berbakti pada orangtuamu. Apabila engkau telah melakukannya dengan sebaik-baiknya maka samalah ganjarannya seperti engkau telah berhaji, ber’umrah dan berjihad"
Jadi adalah sangat naïf apabila ada pihak-pihak yang menghubungan tindak kejahatan apalagi tindakan terorisme yang sangat biadab dan penuh dengan kezaliman itu, dipropagandakan oleh kaum imperialis barat sebagai produk dari ajaran MUHAMMAD (Islam) khususnya ajaran yang berkaitan dengan perintah JIHAD. Di mana perintah jihad yang ditetapkan Allah dan Rasul-Nya kepada umat manusia, mereka tafsirkan secara sempit dan semaunya, padahal niat tersembunyi atau target yang mendasari propaganda itu adalah semata-mata sebagai pembenaran atas sikap kaum yang serakah dan berkeinginan untuk menguasai kekayaan suatu negara Muslim yang kaya minyak dengan alasan ingin membebaskan rakyat di negeri itu dari penindasan tiran atau yang paling mudah adalah dengan memberikan cap pada negara yang ingin mereka kuasai sebagai negara sarang teroris atau kalau tidak sebagai negara pendukung teroris yang membahayakan perdamaian dan keamanan dunia. Sehingga cukup dengan alasan itu saja, mereka layak diinvasi.Dan, untuk memuluskan tindakan yang penuh kezaliman itu, mereka berlindung dibalik resolusi PBB yang seluruh anggota DK-nya adalah sekutu kaum yang zalim. Dan agar lebih tampak fenomenal bagi pembentukan opini dunia, mereka tentu butuh suatu kelompok militant sebagai “kambing hitam” atas tindakan zalim yang mereka lakukan sendiri. Kaum neo-imperialis barat memiliki motto untuk membohongi opini publik yaitu: “Kebohongan yang disiarkan secara terus menerus, lambat laun akan berubah menjadi kebenaran mutlak!”Dan ini memang terbukti ampuh untuk melicinkan jalan bagi pemuasan nafsu serakah mereka selama ini. Padahal kalau kita mau berfikir jernih, tentunya kita bisa menebak siapakah yang selalu menimbulkan terror dan menciptakan peperangan di dunia ini?
Ummat MUHAMMAD kah atau beberapa kelompok imperialis yang tergabung dalam satu fakta pertahanan Negara-negara barat yang besar? Wallahu alam.., Hanya Tuhanlah yang tahu..!
Menghubungkan terorisme yang terjadi diseluruh dunia selama ini hanya kepada ummat MUHAMMAD yang penuh kasih sayang itu adalah suatu fitnah keji yang sama sekali sangat tidak masuk akal sehat serta telah menyakiti perasaan umat Islam di seluruh dunia! Dan fitnah ini merupakan suatu kezaliman yang besar!
Janganlah karena nila setitik, rusak susu sebelanga…janganlah pula karena perbuatan sekelompok orang fanatik yang menyuarakan jihad dengan cara-cara yang salah kaprah, maka seluruh umat Islam sedunia terkena dampak negatipnya!
Bukankah Allah SWT sendiri memuji akhlak beliau yang teramat mulia? Bukankah MUHAMMAD Shallallahu ‘alaihi wa sallam senantiasa mengajarkan tentang kasih sayang? Bukankah beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Barangsiapa tidak mengasihi dan menyayangi manusia maka dia tidak dikasihi dan tidak disayangi Allah. [HR. Bukhari]
“Tiada dicabut rahmat kasih sayang, kecuali dari (hati) seorang pendurhaka". (HR. Abu Dawud)
“Ar-Rahimun”, Yarhamuhumur Rahman….. Irhamu man fil ardhi, yarhamukum man fis samaa’…” artinya: ~ “Orang-orang yang berhati rahim, -kasih sayang-, akan dikasihani Allah yang bersifat Ar-Rahmaan. Kasihanilah semua makhluk yang ada di muka bumi, agar kalian dikasihani oleh semua makhluk yang ada di langit…”
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Junjungan kita MUHAMMAD Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan kepada bahwasanya Kezaliman ada bermacam-macam corak ragamnya. Ada ke-zaliman dalam tindakan, kezaliman dalam bicara (kejahatan lidah) dan ada pula kezaliman dalam perasaan. Anda bisa berbuat zalim terhadap seseorang dengan tindakan atau tingkah laku anda. Bisa pula dengan kata-kata pedas menyakitkan yang anda ucapkan. Juga anda bisa melakukan kezaliman dengan perasaan busuk yang anda pendam dalam bathin anda.
MUHAMMAD Shallallahu ‘alaihi wa sallam Dengan penuh kebijaksanaan dan semangat keadilannya yang besar menjajaki seluruh bentuk kezaliman itu. Kezaliman dalam bentuk tingkah laku. Termasuk di dalamnya segala tingkah laku seseorang terhadap jiwa orang lain, terhadap kehormatannya, terhadap harta bendanya dan terhadap segala hak-hak azasi-nya. Adapun tindak kezaliman terhadap jiwa seseorang itu, haram hukumnya baik itu berupa pembunuhan, atau hanya sekedar menampai muka orang.
Rasulullah bersabda:
“Kasus pertama yang diadili di Hari Kiamat adalah kasus pembunuhan (kasus darah) “.
Beliau menetapkan hukuman berat terhadap pembunuhan dan menilainya sebagai dosa besar yang setara dengan hukum kemusyrikan. Beliau melarang dengan keras orang-orang melakukan “tujuh dosa besar” dan merenggut nyawa orang tanpa suatu alasan yang dibenarkan syariat, merupakan salah satu dari dosa besar itu. Begitu tingginya MUHAMMAD menilai jiwa manusia itu, nampak ketika beliau mengucapkan perkataannya yang sungguh agung:
“Kiranya lenyap dunia ini seluruhnya, lebih ringan dosanya bagi Allah, ketimbang menumpahkan darah (seseorang) tanpa hak (yang) ditetapkan syari’at Islam”.
Maksud dari hadits ini adalah: Siapa saja yang menghilangkan nyawa satu orang tanpa hak, samalah artinya dia telah menghilangkan nyawa seluruh umat manusia seluruhnya…
Jika sekiranya MUHAMMAD tidak mengucapkan hadits lain selain dari hadits tersebut, maka dengan hadits itu saja sudah cukuplah terlukiskan betapa besarnya cinta dan kesetiaan beliau terhadap hidup dan kehidupan ini yang tak ada tandingannya! Betapa besarnya beliau menghargai kehormatan manusia dan kemanusiaan yang tak ada taranya!
Pada suatu hari penduduk kota Mekkah menjadi gempar karena diketemukan sesosok jenazah yang tidak diketahui siapa pembunuhnya. Rasulullah mengumpulkan orang banyak dan dengan gusar beliau naik ke atas mimbar seraya bersabda:
“Telah terbunuh seseorang dan aku masih hidup di antara kalian.. Dan pembunuhnya tidak diketahui? Kalau penduduk langit dan bumi sepakat mau membunuh seseorang pastilah Allah akan menyiksa mereka karena dosa mereka itu. Dan pastilah muka mereka akan dipanggang dengan api neraka”.
Beliau juga bersabda:
“Kelak di Hari Kiamat, orang yang terbunuh itu akan datang menyeret pembunuhnya, sementara urat nadi lehernya masih mengalirkan darah. Seraya berkata: “Ya, Tuhan-ku! Tanyakan pada orang ini atas dasar(hak) apa ia telah membunuhku?”.
Dan coba renungkan pula hadits yang satu ini:
“Janganlah sampai kalian melihat ada seorang dibunuh secara zalim. Karena Allah akan menjatuhkan laknat pada semua orang yang menyaksikan peristiwa itu, sebab mereka tidak berusaha mencegah terjadinya kezaliman terhadap orang itu. Janganlah kalian menyaksikan peristiwa di mana seseorang di pukul dengan zalim. Karena Allah akan menjatuhkan laknat pada semua orang yang menyaksikan peristiwa itu, sebab mereka tidak berusaha mencegah terjadinya kezaliman terhadap orang itu”.
Bahkan MUHAMMAD Saw memandang bahwa ancaman dengan senjata atau benda tajam, sudah merupakan suatu tindakan yang dikenakan hukuman dan kutukan. Beliau bersabda:
- “Janganlah seseorang dari kalian mengancam saudaranya dengan senjata. Siapa tahu, jangan-jangan setan akan merampas senjata itu dari tangannya, artinya mendorongnya melakukan tindak-kejahatan”.
- “Barangsiapa yang mengancam saudaranya dengan sepotong besi, maka Malaikat akan melaknatnya sampai ia menghentikan ancamannya itu”.
Malah MUHAMMAD Shallallahu ‘alaihi wa sallam minta perhatian orang agar bisa menjauhkan diri dari segala apapun yang bisa menimbulkan permusuhan. Sabda beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
“Kalau salah seorang dari kalian berjalan melewati siding pertemuan atau melewati pasar, sedangkan tangan memegang gagang anak panah, maka hendaklah mata anak panah itu dilepaskan. Agar jangan sampai melukai orang”.
Dengan semangat seperti yang dilukiskan di atas, MUHAMMAD Shallallahu ‘alaihi wa sallam berusaha memelihara kehidupan dan kehormatan orang. Maka amat mustahillah kalau beliau mengajarkan kepada umatnya untuk berbuat kezaliman atau terror (dengan alasan apapun), karena sangat berlawanan atau bertolak belakang dengan ajaran MUHAMMAD Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang penuh berisikan cinta dan kasih sayang kepada sesama makhluk Tuhan itu.
Mari kita ikuti lagi satu episode dari kearifan seorang MUHAMMAD… Pada suatu hari datang pada beliau seorang Badui, yang dengan berani dan terus terang memohon agar hukuman terhadap perbuatan zina (Qishash) itu bisa ditawar. Sebagai seorang lelaki, si orang Badui itu rupanya merasa sulit baginya mengatasi gelora syahwatnya (sex) terhadap kaum wanita.Dalam menghadapi keinginan orang itu, MUHAMMAD malah memperlihatkan inti permasalahannya, yaitu tentang kenapa perzinahan itu merupakan dosa. Bahkan ternyata dosa perzinahan itu merupakan suatu tindak criminal, karena merupakan suatu tindak permusuhan dan suatu kezaliman. ~ Rasulullah menepuk-nepuk pundak orang itu, dan dengan wajah cerah beliau mengajukan beberapa pertanyaan:
“Apakah engkau senang bila perzinahan itu dilakukan ibumu?” Orang itu tegas menjawab:”Tidak!”. “Apakah engkau senang perzinahan itu dilakukan istrimu?” Maka jawab orang itu pula: “Tidak”. “Apakah engkau senang perzinahan itu dilakukan saudarimu?”. Orang itu menjawab: “Tidak”. “Apakah engkau senang perzinahan itu dilakukan anak perempuanmu?”. Orang itu tetap menjawab: “Tidak”. Maka Rasulullah menjelaskan.S abdanya:”Begitu pula dengan semua orang, saudara! Mereka tidak senang ibu mereka berzina (menjadi pelacur). Begitu pula dengan istri-istri mereka, saudari-saudari mereka dan begitu pula dengan anak perempuan mereka!”
Alangkah cerdik dan bijaksananya MUHAMMAD Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam menyampaikan pelajaran budi pekerti luhur, menanamkan keutamaan dan menjelaskan permasalahannya secara gamblang dengan cara yang santun.!
Setelah memperoleh penjelasan yang menakjubkan dan memuaskan hati serta pikirannya itu, lelaki itu pun berkata: “Do’akanlah saya, ya Rasulullah! Agar saya cinta pada kesucian dan benci pada kekotoran”. Dengan penuh rasa kasih, Rasulullah saw. Meletakkan telapak tangan beliau ke dada orang itu, seraya berdo’a untuknya. Setelah kejadian tersebut, kemudian harinya, lelaki itu berkata kepada temannya: “Demi Allah, setelah Rasulullah menuturkan ucapan beliau itu, saya pulang dengan perasaan bahwa tidak ada sesuatu pun yang paling saya benci lebih dari pada perzinahan!”.
Ya, anda tidak senang dengan tindakan permusuhan terhadap diri anda sendiri atau terhadap orang-orang yang berada di sekitar anda. Maka menjadi kewajiban anda pula agar mencegah tindakan itu mengenai atau dikenakan terhadap diri orang lain. Itulah pertimbangannya!
Halaman 20 dari 21
[Dari buku NABI MUHAMMAD JUGA MANUSIA, Karya Khalid Muhammad Khalid]
CATATANTulisan ini merupakan mukadimah dari 21 tulisan lain yang kami turunkan berdasarkan pokok bahasannya masing-masing. Untuk memudahkan anda, halaman selanjutnya dapat diikuti melalui nomor urut di bawah ini, atau melalui lampiran Kata Pengantarnya di sini.
Halaman 20 dari 21
Baca juga
Hakikat Mencintai Rasulullah
0 Comments:
Post a Comment