Islam, Rahmat Bagi Alam Semesta

Sunday, March 6, 2011

006. Membebaskan diri dari rasa takut





Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Kadang-kadang Rasulullah memaparkan rahmat itu dalam gaya filosofis yang mengatasi segala tingkah-laku kebajikan manusia. Dan menjadikan semua perbuatan yang bersifat rahim sebagai pengabdian, ibadat yang paling luhur.

Dalam ajaran MUHAMMAD ‘alaihis salam, semua perbuatan kita yang bersifat rahim yang dipersembahkan untuk orang lain, yang hakikatnya adalah merupakan hamba-Nya, maka perbuatan itu dinilai Allah sebagai perbuatan ‘taqarrub’, pendekatan diri kepada Dzat Allah SWT. Jika anda pergi menjenguk orang sakit, samalah halnya dengan anda mengunjungi Allah. Kalau anda memberi makan orang yang lapar, maka anda seakan-akan memberi makan pada Allah SWT.

Rasulullah SAW bersabda, ”Allah SWT berfirman pada Hari Kiamat: 
“Hai anak Adam! Aku sakit, tapi tidak engkau jenguk.” Maka ia berkata:”Wahai, Pemeliharaku, bagaimana mungkin aku menjenguk-Mu, sedangkan Engkau Pemelihara alam semesta?” Allah SWT berfirman pula: “Apakah kau tidak tau bahwa hamba-Ku si fulan sakit, tapi kau tidak menjenguknya. Apakah kau tidak tahu sekiranya kau menjenguknya, pastilah engkau menemukan AKU di sana?” 

“Hai anak Adam! Aku lapar, tapi tidak engkau beri Aku makan.” Maka ia berkata:”Wahai, Pemeliharaku, bagaimana mungkin aku memberi Engkau makan, sedangkan Engkau Pemelihara alam semesta ini?” Allah SWT berfirman pula: “Apakah kau tidak tau bahwa hamba-Ku si fulan minta makan padamu, tapi tidak kau berikan! Apakah engkau tidak tahu sekiranya kau memberi dia makan, pastilah engkau menemukan AKU di sana?” 

“Hai anak Adam! Aku haus, tapi tidak engkau beri Aku minum.” Maka ia berkata: ”Wahai, Pemeliharaku, bagaimana mungkin aku memberi Engkau minum, sedangkan Engkau Pemelihara alam semesta ini?” Allah SWT berfirman pula: “Hamba-Ku si fulan minta minum padamu, tapi tidak kau berikan! Apakah kau tidak tahu sekiranya kau memberi dia minum, pastilah kau akan menjumpai semua itu di sisi-Ku!” 

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam bersabda: “Sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman pada hari Kiamat kelak:

“Mana orang-orang yang saling mencinta karena keagungan-Ku? Hari ini kunaungi mereka, di mana tidak ada naungan yang lain selain naungan-Ku.”

“Siapa mengunjungi orang sakit, maka dia senantiasa berada dalam sebuah taman surga penuh dengan buah-buahan yang dapat dipetik sampai dia pulang kembali”. 

Manusia adalah makhluk yang selalu dirundung rasa takut; takut miskin. takut rugi, takut kehilangan, takut malu, takut sakit, takut mati, serta berbagai rasa takut lainnya. Kehidupan manusia penuh dengan hal-hal menakutkan yang tak berujung pangkal. Membebaskan orang secara maksimal dari rasa takut, adalah suatu rahmat maha agung yang bisa di persembahkan. Bagaikan hantu, rasa takut merasuk dan merusak rasa aman dan perasaan nyaman bagi hampir setiap orang. Kengerian yang mencekam, yang seakan-akan merontokkan jantung, menimbulkan rasa hampa. Membikin orang kehilangan pegangan dan keyakinan pada hidup ini. Lantas akibat pengaruh buruk dari situasi kondisi yang menimbulkan rasa takut yang berlebihan itu, mucullah gejala stress, frustrasi bahkan depresi yang menyebabkan orang mudah menyerah bahkan tak jarang berujung hara-kiri, mencari jalan pintas dengan jalan bunuh diri.

Manusia takut pada siapa? Mereka takut pada Allah! Dan mereka takut pada diri sendiri. Yang kami maksudkan ialah, mereka takut pada sesama mereka! Menghadapi rasa takut pada Allah Azza wa Jalla, MUHAMMAD yang senantiasa menyerukan tingkah laku utama - akhlakul karimah, sudah merintiskan cara yang tidak memberatkan jiwa. Pada zamannya, sudah dipakai pendekatan lewat metode pendidikan, yang mempergunakan rasa takut sebagai alat penghukum, alat mendidik dan alat untuk menciptakan perbaikan mental.

MUHAMMAD telah berhasil mengimbangi rasa takut pada siksaan Allah dengan harapan mendapatkan rahmat-Nya. Kalau kita mempelajari semua hadits yang berisi harapan-harapan besar pada rahmat Allah, kita dapat melihat upaya besar yang berhasil menundukkan dan melenyapkan rasa takut yang berlebihan itu. Rasulullah SAW telah memberikan gambaran tentang rahmat Allah. Beliau SAW menganjurkan kita semua agar senantiasa menggantungkan harapan pada rahmat-NYA dan agar selalu mencintai-NYA. 

Itulah dasar utama hubungan kita dengan Allah yang dalam salah satu hadits Qudsi ada berfirman: “Rahmat-KU mendahului Murka-KU.”

Menurut hemat kami, tekanan MUHAMMAD pada pengharapan mendapatkan rahmat dari Allah itu, merupakan salah satu alternative untuk menangkal dan menenangkan rasa takut. Suatu alternative yang pada gilirannya akan membawa manusia pada puncak kejiwaan dan kerohanian, di mana rasa takut itu telah teratasi dengan sebaik-baiknya. Dan dengan penuh rasa cinta, penuh harap serta ikhlas, semuanya itu akan menghantarkan manusia ke sisi Allah.

Rahmat MUHAMMAD tampak jelas ketika beliau bersabda:
“Jangan takut! Tuhan kalian Maha Pengampun, lagi Maha Pengasih”.

Dan dalam ucapan-ucapannya tentang harapan, beliau saw mengutarakannya dengan tutur kata yang lembut santun, manis, bijaksana, indah, dengan penampilan yang meyakinkan, yang menimbulkan rasa tenteram di hati para pendengar dan para pembaca haditsnya.

Ada kalanya beliau memerintahkan kita untuk berharap, dan memandang rasa takut yang meluap-luap pada siksaan Allah kelak, merupakan suatu dosa. Ada kalanya pula beliau memberikan contoh-contoh dengan akal budi seorang manusia besar yang jenius ini.

Sesungguhnya, kesalahan dan dosa yang sebesar isi bumi ini bisa hancur lenyap.., dosa yang memenuhi rongga langit akan lenyap sama sekali, bila berhadapan dengan hanya setitik atom Rahmat Allah SWT. 

Baca dan renungkanlah hadits ini:
Telah berdosa seorang hamba, lalu ia berdoa dengan khusyuk dan berlinangan air mata: 

“Allahummaghfirli dzanbi, Ya Allah, Wahai Tuhanku yang Penyayang, ampunilah dosaku.”

Allah SWT berfirman: “Hamba-KU telah mengetahui bahwa ia punya Tuhan yang bisa mengampuni dosanya? AKU telah mengampuni dosanya.”

Kemudian ia kembali berbuat dosa. Lalu katanya lagi: "Ya Allah, Ya Tuhanku, ampunilah dosaku.”
Allah SWT berfirman: 

“Hamba-KU telah mengetahui bahwa ia punya Tuhan yang bisa mengampuni dosanya? AKU telah mengampuni dosanya”. Kemudian ia mengulang lagi berbuat dosa. Lalu katanya lagi: “Ya Allah, Ya Tuhanku, ampunilah dosaku.” Allah SWT berfirman:

“Hamba-KU telah mengetahui bahwa ia punya Tuhan yang bisa mengampuni dosanya? AKU telah mengampuni dosa hamba-KU, dan ia boleh melakukan apa yang dikehendakinya.”

Manusia yang digambarkan junjungan kita MUHAMMAD SAW dalam hadits diatas, -yaitu manusia yang berulang-ulang berbuat dosa itu-, tak lain tak bukan adalah “refleksi diri kita sendiri”, yang secara rutin juga tak luput dari berbuat dosa. Suatu gambaran dari kelemahan manusia yang selalu tergoda oleh rayuan hawa nafsu dan syahwatnya. Namun, jauh di lubuk hatinya, sang manusia itu merasa jijik dengan perbuatan dosanya itu. Dia berseru khusyuk: “Ya Allah! Ampunilah dosaku”. Kemudian dia tergelincir, Lantas dia pun sadar kembali. Begitulah, hidupnya merupakan perjalanan panjang yang tiada henti antara berbuat kebaikan dan keburukan. Namun demikian, hanya dengan merasakan dosanya dan hanya dengan keteguhan imannya, dia bisa memperoleh rahmat dan ampunan dari Tuhannya, yaitu Allah SWT. Yang Maha Pengasih lagi Maha Pengampun. Harapan dan keyakinannya pada kemurahan Allah SWT telah menyelamatkannya. Karena rahmat Allah Azza wa Jalla itu maha luas. 

Demikian kandungan makna hadits nabi saw di atas. “AKU telah mengampuni dosa hamba-KU, dan ia boleh melakukan apa saja yang ia kehendaki!”.

Hari demi hari kita lalui, tak pernah luput dari dosa. Tapi alhamdulillah, agama islam yang mudah ini datang membawa kemudahan. Pintu – pintu taubat yang maha luas itu terbuka lebar bagi siapa saja yang ingin memasukinya. Amalan – amalan pelebur dosa begitu banyak, siapa yang mengamalkannya niscaya akan selalu bersih dari noda – noda dosa.

Dalam sebuah hadits Qudsi, Allah berfirman: 
“Rahmat-KU mendahului murka-KU.” 

Hadist ini menyiratkan bahwa bagi hamba-hamba-Nya yang tergelincir dan berbuat kesalahan, Allah dengan kasihsayang-Nya, selalu membuka pintu ampunan dan menahan murka-Nya bagi sang hamba. Bila dia bertaubat, maka Dia akan memberi ampunan sebanyak dosa yang dilakukan sang hamba.

Pembaca yang budiman, Akan kami hadirkan di hadapan anda sebuah dzkir yang sangat diucapkan namun sangat berat di timbangan amal dan dapat meleburkan 2500 dosa. Demikian, silahkan disimak.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda; 
“Ada dua hal yang apabila dihafal atau dijaga oleh seorang hamba maka ia akan masuk ke dalam surga. Dua hal yang mudah, namun sangat sedikit manusia yang mengerjakannya, yaitu setiap selesai shalat maka ia bertasbih (mengucapkan subhanallah) sebanyak 10 kali, bertahmid (mengucapkan alhamdulillah) 10 kali dan bertakbir (mengucapkan Allahu Akbar) 10 kali. Yang demikian itu nilainya adalah 150 di lisan dan 1500 di mizan (timbangan catatan amal). Dan jika beranjak menuju tempat tidurnya, ia bertasbih 33 kali, bertahmid 33 kali dan bertakbir 33 kali, maka yang demikian itu bernilai 100 di lisan dan 1000 di mizan.” Kemudian nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata,” Siapakah di antara kalian yang beramal kejelekan dalam sehari semalam sebanyak 2500 kejelekan?” Berkata ‘Abdullah,” Saya melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menghitung dengan tangannya. Lalu para sahabat bertanya,” Wahai rasulullah, kenapa mereka tidak menjaga amalan itu padahal amalan itu mudah?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,” Setan mendatangi salah seorang di antara kalian yang sedang shalat, lalu dia berkata,” Ingatlah ini dan itu (dan jangan berdzikir)” kemudian setan juga mendatanginya ketika hendak tidur serta membuatnya ketiduran.” [HR. Abu Dawud, no. 5065 dan Tirmidzi, no. 3410 dalam kitab Shahih Abi Dawud, hadits no. 1346]
Di antara kebaikan yang terkandung dalam hadits di atas adalah: 

  • Dalam siang & malam, banyak sekali pintu – pintu kebaikan dunia dan akhirat. Seorang hamba tinggal memilih dari pintu mana ia akan masuk. 
  • Kebanyakan manusia lalai dari melakukan amal yang dapat mengantarkan dirinya menuju kebahagiaan akhirat, meski amal itu sebenarnya ringan dikerjakan. 
Di antara bentuk amal ringan dikerjakan namun berat di timbangan adalah: 

  • Ucapan dzikir subhanallah, alhamdulillah dan allahu akbar, masing-masing sebanyak 10 kali setiap selesai shalat. 
  • Ucapan subhanallah, alhamdulillah, masing-masing sebanyak 33 kali dan allahu akbar sebanyak 34 kali setiap hendak tidur. 
  • Jika seseorang melakukan kedua amalan tersebut dalam sehari semalam, maka akan dihapus 2500 dosa dari dirinya. 
Wallahu a’lam.

Semoga shalawat dan salam selalu di limpahkan-Nya bagi junjungan kita Rasulullah SAW beserta ahlul baitnya, para sahabatnya, para tabi’in, tabi’ut tabi’in serta seluruh umat Islam yang taat pada risalahnya hingga di akhir zaman.
Amin.

[Dari buku NABI MUHAMMAD JUGA MANUSIA, Karya Khalid Muhammad Khalid]
CATATAN
Tulisan ini merupakan mukadimah dari 21 tulisan lain yang kami turunkan berdasarkan pokok bahasannya masing-masing. Untuk memudahkan anda, halaman selanjutnya dapat diikuti melalui nomor urut di bawah ini, atau melalui lampiran Kata Pengantarnya di sini.

Halaman 6 dari 21
1    2    3    4    5    6    7    8    9    10    11    12    13    14    15    16    17    18    19    20    21   


Baca juga
Hakikat Mencintai Rasulullah

0 Comments:

Post a Comment

Folder Arsip

Loading...

Rekam Arsip

Rekomendasi Arsip

Followers