Rumah yang menyantuni anak Yatim
ANAK-ANAK YATIM perlu mendapatkan kasih sayang dan kepedulian. Mengabaikan kepedulian terhadap mereka termasuk golongan orang-orang yang mendustakan agama. Allah SWT berfirman:
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِوَلَا يَحُضُّ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ فَذَلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ أَرَأَيْتَ الَّذِي يُكَذِّبُ بِالدِّينِ
”Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim. Dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.” (QS Al-Mâ’ûn [107]: 1-3).
Menurut ayat ini ada dua hal yang menyebabkan seseorang tergolong “pendusta agama”, yaitu menghardik anak yatim dan tidak mau menganjurkan memberi makan orang miskin. Mengapa dikatakan pendusta agama? Karena anak yatim memiliki status yang sangat mendasar dalam Islam menyangkut keperibadian Rasulullah itu sendiri. Rasulullah dilahirkan dalam keadaan yatim, dan ketika ibundanya meninggal juga beliau masih dalam keadaan anak yatim. Saat beliau dalam keadaan yatim tidak ada seorang pun peduli terhadap beliau, kecuali keluarganya sendiri. Perlakuan semena-mena terhadap anak yatim dan tidak adanya kepedulian kepada fakir miskin merupakan sebab utama manusia tergolong sebagai pendusta agama. Muhammad SAW diutus menjadi rasul, yang salah satu syari’at-nya mewajibkan kepedulian terhadap anak yatim.
Menjalin rumah tangga yang harmonis tidak lepas dari kepedulian terhadap anak yatim dan fakir miskin. Kepedulian dalam arti adanya kemauan untuk mengurus mereka, dan berlaku baik terhadap mereka. Dari sana akan muncul nilai-nilai positif bagi keluarga yang peduli terhadap mereka berupa keharmonisan, ketenangan, dan keberkahan dalam keluarga. Rasulullah SAW bersabda, ”Sebaik-baik rumah orang Muslim, yaitu rumah yang di dalamnya ada anak yatim yang diasuh dengn baik. Dan sejelek-jelek rumah orang Muslim, yaitu rumah yang di dalamnya ada anak yatim yang tidak diasuh dengan baik.”
Rasulullah SAW. menilai bahwa rumah yang paling baik adalah rumah yang di dalamnya ada anak yatim yang diasuh dengan baik. Sebaliknya, seburuk-buruk rumah adalah jika ada anak yatim di rumah tersebut, akan tetapi tidak diasuh dengan baik. Rasulullah SAW menjelaskan bahwa di surga nanti, rumah yang digunakan mengasuh anak yatim dengan baik disebut “Rumah Kesenangan” karena mereka memberikan kesenangan kepada anak yatim sewaktu di dunia. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya di dalam surga terdapat rumah yang disebut “Rumah Kesenangan”. Tidak ada yang bisa memasukinya kecuali orang yang menyenangkan anak-anak yatim-mukmin.” Hadist ini menjelaskan bahwa Allah SWT memberikan ganjaran yang paling berharga berupa “Rumah Kesenangan” di surga. Ini merupakan puncak keberkahan bagi mereka yang peduli terhadap nasib anak yatim.
Kebersamaan dengan anak yatim ketika di dunia yang diasuh dengan baik menunjukkan bahwa mereka akan ditempatkan bersama-sama dengan Rasulullah SAW di surga. Sebab, Allah Azza wa Jalla akan membangkitkan manusia di akhirat kelak bersama-sama dengan orang yang menyertainya. Sungguh perbuatan yang sangat mulia apabila mau berbagi kasih sayang dengan anak-anak yatim yang banyak ditelantarkan oleh keluarganya karena keterbatasan biaya. Beliau SAW mengisyaratkan kedekatannya dengan pengasuh anak yatim bagaikan kedekatan jari telunjuk dengan jari tengah atau jari telunjuk dengan ibu jari. Rasulullah SAW bersabda, “Aku bersama orang yang mengurus anak yatim di surga seperti ini--Nabi mengisyaratkan dua jarinya, telunjuk dan jari tengah, atau jari telunjuk dan ibu jari.” [HR Malik dalam Al-Muwaththa’ juz 6 h.8]
Dituturkan dari Ibn Abbas r.a. bahwa Rasulullah SAW.bersabda, “Barang siapa memelihara anak yatim di tengah kaum muslim dengan memberimakan dan minum, maka Allah akan memasukkannya ke surga kecuali ia melakukan dosa yang tidak diampuni Allah (dosa musyrik).” [HR Al-Tirmidzi dalam Sunan Al-Tirimidzi juz 7h.152]
Dituturkan dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah SAW.bersabda, “Demi Allah yang mengutusku dengan haq, Allah tidak akan menyiksa pada hari kiamat pada orang yang mengasihi anak yatim, ramah, manis tutuk katanya dan benar-benar menyayangi anak yatim dan memaklumi kelemahannya. Juga tidak menyombongkan tetangganya dengan kekayaan yang diberikan Allah kepadanya.” [HR Al-Baihaqi dalam Al-Mu’jam Al-Kabir lil Baihaqi juz 20 h.20]
Demikianlah wahai saudaraku, semoga risalah yang singkat ini bermanfaat bagi kita semua. Marilah kita tingkatkan rasa kepedulian kita kepada para anak yatim dan orang-orang miskin dengan cara menyantuninya dengan baik. Yaitu sesuai dengan perintah Allah SWT dan tuntunan baginda Rasulullah SAW., agar kita tidak termasuk kedalam golongan kaum yang “Mendustai Agama”, sebagaimana yang di isyaratkan oleh QS Al-Mâ’ûn [107]: 1-3 di atas.
Marilah kita memberikan kesenangan kepada anak yatim agar kelak kita memperoleh ganjaran berupa “Rumah Kesenangan” yang letaknya dekat dengan Nabi SAW di akhirat kelak.
Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Azza wa Jalla. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw.beserta keluarga dan shahabatnya.
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”
(QS Al-Ahzab [33]:56)
astagfirllah... jadi menangis sejadi jadinya saya.. apalah saya yang begitu jahat terhadap anak yatim.. dia tinggal bersama sama di dalam rumah kami. tapi, dia masih kecil seumuran dengan kedua anak saya. tapi, saya sudah dibutakan dengan blm nalarnya anak kecil. astaghfirllah...ampuni saya ya Allah... begitu banyak rizki yang engkau beri pada kami, tapi hanya kau titipkan 1 anak kecil saja hamba tak mampu.. saya merasa begitu jahatnya saya.
ReplyDelete