Makna kalimat 'La Ilaha Ilallah'
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah,
Amma Ba'du:
Sesungguhnya yang dimaksud dengan kalimat ikhlas adalah kalimat: ‘La ilaha ilallah” sebab kalimat ini mengandung makna mengikhlaskan ibadah semata-mata karena Allah Ta'ala, meng-Esa-kan-Nya dalam beribadah dan arti kalimat ini adalah tiada yang berhak disembah dengan sebenarnya kecuali Allah subhanahu wata'ala. ~Kalimat ini sangat agung, dengan sebab kalimat inilah para Rasul diutus, Kitab-Kitab diturunkan dan dalam rangka menegakkan kalimat ini maka Allah Subhanahu wata'ala memerintahkan orang-orang yang beriman untuk berjihad, pedang-pedang terhunus dan kuda-kuda dikendalikan.
"Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu , melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan yang hak melainkan AKU, maka sembahlah olehmu sekalian akan AKU." (QS. Al-Anbiya': 25)
"Hai kaumku, sembahlah oleh kamu Allah, karena sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain DIA."(QS. Al-Mu'minun: 23)
"Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: " Siapakah yang menciptakan mereka, niscaya mereka menjawab: "ALLAH", maka bagaimanakah mereka dapat dipalingkan (dari menyembah Allah?". (QS. Az-Zukhruf: 87)
"Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan Yang Haq melainkan Allah". (QS. Muhammad: 19).
Di antara kaum muslimin ada yang mengucapkan kalimat ini, mendirikan shalat, berpuasa, berhaji dan bersedeqah namun bersamaan dengan hal tersebut mereka memalingkan sebagian dari ibadah kepada selain Allah Ta'ala, seperti istigotsah kepada selain Allah.., kepada para wali dan orangorang yang shaleh, bernazar untuk mereka atau berdo'a kepada selain Allah Subhanahu Wa Ta'ala, maka orang-orang yang mengerjakan perbuatan seperti ini sebenarnya belum mewujudkan makna ‘La ilaha ilallah” , sebab kalimat tersebut menuntut mengesakan Allah dalam beribadah dan memalingkan segala bentuk ibadah hanya kepada Allah semata dan orang yang memalingkan bagian tertentu dari ibadah ini kepada selain Allah maka dia Musyrik sekalipun dirinya mengucapkan ‘Laila hailallah” mendirikan shalat, berpuasa dan mengakui dirinya sebagai muslim. ~ Sesungguhnya seorang hamba tidak dikatakan sebagai muslim yang sebenarnya dan tidak akan selamat dari kekekalan di dalam api neraka Jahannam kecuali dengan iman yang bersih yang tidak bercampur kesyirikan dan tidak pula dihapuskan oleh kekafiran."Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukkan iman mereka dengan kelaliman (syirik), mereka itulah orang- orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk" (QS. Al-An'am: 82).
"Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada nabi-nabi) yang sebelummu: "Jika kamu mempersekutukan Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi" (QS. Az-Zumar: 65)
Syarat kalimat 'La ilaha ilallah"
Syarat kalimat Tauhid ini ada 8 (delapan), yaitu:
Pertama
~ Memahami maknanya, maksudnya dan apa-apa yang dilarangnya serta apa-apa yang menjadi tuntutannya.
"Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (Yang Hak melainkan Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi dosa) orangorang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat tinggalmu. (QS. Muhammad: 19).
"Barangsiapa yang mati dan dia mengetahui bahwa tiada tuhan yang berhak disembah dengan sebanarnya kecuali Allah maka dia pasti masuk surga".
Kedua
~ Keyakinan yang menghilangkan keraguan,yaitu orang yang mengucapkannya harus meyakini apa-apa yang ditunjukkan oleh makna kalimat ini. Dan jika di dalam hatinya terdapat keraguan terhadap apa yang ditunjukkan oleh makna kalimat ini maka ucapannya tersebut tidak memberikan manfaat apapun baginya.
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu". (QS. Al-Hujurat: 15).
"Aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya kecuali Allah, dan sesungguhnya aku adalah utusan Allah, maka tidaklah seorang hamba yang bertemu Allah dengan meyakini kalimat tersebut dan dirinya tidak ragu dengannya kecuali dia akan masuk surga".[HR Muslim no: 26]
~ Ikhlas yang menghapuskan kesyirikan.Seseorang tidak mengucpakannya karena riya' atau sum'ah.
"Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada -Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus. (QS. Al-An'am: 5).
"Orang yang paling bahagia dengan syafa'atku pada hari kiamat kelak adalah orang yang mengucapkan "Laila hailallah" dengan ikhlas dari dirinya".
~ Kebenaran yang menghapuskan kebohongan.Dia mengucapkan kalimat "La ilaha ilallah" dengan benar bersumber dari hatinya.
"Alif laam miim.. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?. Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta." (QS. Al‑Ankabut: 1-3).
"Tidak ada seorangpun yang bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah dengan ucapan yang benar-benar dari hatinya kecuali Allah mengharamkan dirinya dari api neraka". [HR. Muslim no: 26 / Al- Bukhari)
Kelima
~ Cinta yang menghapuskan kebencian.Dia mencintai kalimat ini dan apa yang ditunjukkan oleh kalimat ini serta orang-orang yang berbuat dengan tuntutan kalimat ini.
"Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah". (QS. Al-Baqarah: 165).
~ Tunduk terhadap apa yang ditunjukkan oleh kalimat ini,yaitu tunduk yang menghapuskan sikap meninggalkan tuntutan kalimat ini. Maka wajib bagi orang yang beriman untuk tunduk terhadap makna yang dikandung oleh kalimat "Laila hailallah" baik secara lahiriyah atau bathiniyah.
"Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia pun mengerjakan kebaikan, (QS. An-Nisa': 125)
Kepasrahan adalah bentuk ketundukan kepada perintah Allah Subahanahu Wa Ta'ala.
~ Penerimaan yang menghapuskan penolakan.Maka wajib menerima apa yang menjadi tuntutan kalimat ini baik berupa ibadah kepada Allah Subahanahu Wa Ta'ala semata tanpa mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun dan meninggalkan peribadatan kepada selain Allah Subahanahu Wa Ta'ala, maka barangsiapa yang mengucapkannya namun dia tidak menerima apa yang menjadi tuntutan kalimat ini maka dia termasuk orang yang dikatakan oleh Allah Subahanahu Wa Ta'ala di dalam firman -Nya:
"Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka :Laa ilaaha illallah" (Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah) mereka menyombongkan diri". (QS. Al-Shoffat: 35)
~ Mengingkari setiap sesembahan selain Allah Subahanahu Wa Ta'ala, seperti penyembahan terhadap thagut dan menetapkan ibadah hanya kepada Allah Subahanahu Wa Ta'ala semata.
"..sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu, barang siapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat". ( QS. Al-Baqarah: 256).
Pertama
Akan dibukakan bagi orang yang mengucapkannya, delapan pintu surga.
"Barangsiapa yang mengucapkan tiada tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya selain Allah Subahanahu Wa Ta'ala semata, tiada sekutu bagi-Nya dan Muhammad adalah hamba dan utusan -Nya, dan ISA a.s. adalah hamba Allah Subahanahu Wa Ta'ala dan anak dari hamba Allah Subahanahu Wa Ta'ala dan kalimat-Nya yang dihunjamkan kepada Maryam dan ruh dari-Nya, dan surga itu benar adanya, neraka itu benar adanya, maka Allah Subahanahu Wa Ta'ala akan memasukkannya ke dalam surga dari pintu manapun dari delapan pintu surga yang disukainya". (Shahih Muslim: no: 28 dan Bukhari no: 3435)
Orang yang mengakui kebenaran kalimat ini sekalipun dia seorang pelaku maksiat dan dimasukkan ke dalam neraka akibat kemaksiatannya namun mereka tetap akan dikeluarkan dari api neraka.
"Allah subahanhu wa ta'ala berfirman: "Demi Keperkasaan -Ku, demi kemuliaan -Ku, demi kebesaran - Ku, demi keagungan -Ku, Aku akan mengeluarkannya dari neraka orang yang mengatakan 'Laila hailallah'.
"Barangsiapa yang mengucapkan 'Laila hailallah' maka ucapannya itu akan memberikannya manfaat pada suatu masa dan sebelum itu dia akan mendapatkan apa yang sebelumnya diperbuat oleh dirinya". [Al-Thabrani 6/274 no: 6369 dishahihkan oleh Al-Albani di dalam kitab shahihul jami's shagir 2/1098 no: 2434]
Barangsiapa yang mengucapkannya sebelum kematiannya dan dia meninggal atasnya maka dia masuk surga.
Barangsiapa yang akhir kalamnya ‘LA ILAHA ILALLAH' maka dia pasti masuk surga". [HR. Sunan Abu Dawud no: 3116]
~ Penerimaan yang menghapuskan penolakan.Maka wajib menerima apa yang menjadi tuntutan kalimat ini baik berupa ibadah kepada Allah Subahanahu Wa Ta'ala semata tanpa mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun dan meninggalkan peribadatan kepada selain Allah Subahanahu Wa Ta'ala, maka barangsiapa yang mengucapkannya namun dia tidak menerima apa yang menjadi tuntutan kalimat ini maka dia termasuk orang yang dikatakan oleh Allah Subahanahu Wa Ta'ala di dalam firman -Nya:
"Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka :Laa ilaaha illallah" (Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah) mereka menyombongkan diri". (QS. Al-Shoffat: 35)
~ Mengingkari setiap sesembahan selain Allah Subahanahu Wa Ta'ala, seperti penyembahan terhadap thagut dan menetapkan ibadah hanya kepada Allah Subahanahu Wa Ta'ala semata.
"..sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu, barang siapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat". ( QS. Al-Baqarah: 256).
Di antara keutamaan kalimat agung ini
Pertama
Akan dibukakan bagi orang yang mengucapkannya, delapan pintu surga.
"Barangsiapa yang mengucapkan tiada tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya selain Allah Subahanahu Wa Ta'ala semata, tiada sekutu bagi-Nya dan Muhammad adalah hamba dan utusan -Nya, dan ISA a.s. adalah hamba Allah Subahanahu Wa Ta'ala dan anak dari hamba Allah Subahanahu Wa Ta'ala dan kalimat-Nya yang dihunjamkan kepada Maryam dan ruh dari-Nya, dan surga itu benar adanya, neraka itu benar adanya, maka Allah Subahanahu Wa Ta'ala akan memasukkannya ke dalam surga dari pintu manapun dari delapan pintu surga yang disukainya". (Shahih Muslim: no: 28 dan Bukhari no: 3435)
Orang yang mengakui kebenaran kalimat ini sekalipun dia seorang pelaku maksiat dan dimasukkan ke dalam neraka akibat kemaksiatannya namun mereka tetap akan dikeluarkan dari api neraka.
"Allah subahanhu wa ta'ala berfirman: "Demi Keperkasaan -Ku, demi kemuliaan -Ku, demi kebesaran - Ku, demi keagungan -Ku, Aku akan mengeluarkannya dari neraka orang yang mengatakan 'Laila hailallah'.
"Barangsiapa yang mengucapkan 'Laila hailallah' maka ucapannya itu akan memberikannya manfaat pada suatu masa dan sebelum itu dia akan mendapatkan apa yang sebelumnya diperbuat oleh dirinya". [Al-Thabrani 6/274 no: 6369 dishahihkan oleh Al-Albani di dalam kitab shahihul jami's shagir 2/1098 no: 2434]
Barangsiapa yang mengucapkannya sebelum kematiannya dan dia meninggal atasnya maka dia masuk surga.
Barangsiapa yang akhir kalamnya ‘LA ILAHA ILALLAH' maka dia pasti masuk surga". [HR. Sunan Abu Dawud no: 3116]
- Barangsiapa mengatakan: ‘Laa ilaaha illallahu allahu akbar’, Allah membenarkan dia dan berfirman: ’Tidak ada tuhan kecuali Aku’ dan ‘Aku Maha Besar’.
- Bila ia berkata: ’Laa ilaaha illallahu wahdah’, Allah berfirman: ‘Tidak ada tuhan kecuali Aku sendiri’.
- Jika ia berkata: ‘Laa ilaaha illallahu wahdahu laa syarikallah’, Allah berfirman: ‘Tidak ada tuhan kecuali Aku Sendiri dan tidak ada sekutu bagi-Ku’.
- Bila ia berkata: ‘Laa ilaaha illallahu, lahul-mulku wa lahul-hamdu’, Allah berfirman: ‘Tidak ada tuhan kecuali Aku, bagi-Ku kerajaan-Ku dan bagi-Ku segala puji’.
- Bila ia berkata: ’Laa ilaaha illallahu, laa haula walaa quwwata illaa billah’, Allah berfirman: ‘Tidak ada tuhan kecuali Aku, tidak ada upaya dan tidak pula kekuatan kecuali dengan izin-Ku’.
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, semoga shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad dan kepada keluarga, shahabat serta seluruh pengikut beliau hingga akhir zaman.
[Dr. Amin bin Abdullah Asy-Syaqawi]
Bismillah. izin copy
ReplyDeleteberlatihlah menyertakan dalil aslinya bertuliskan huruf Alquran
ReplyDelete