Islam, Rahmat Bagi Alam Semesta

Saturday, November 21, 2020

Imam Al Ghazali, 5 Langkah menjadi Awam yang baik sekaligus Sufi yang baik


Imam Al-Ghazali memberikan penjelasan pendek yang menjadi pokok-pokok dalam tasawuf. Ia menyebutkan Hablu min Allah dan Hablu min An-Nas sebagai ajaran pokok dalam tasawuf.

Dua pilar utama tasawuf ini disebutkan Imam Al-Ghazali dalam kitab Ayyuhal Walad untuk mengenalkan dunia tasawuf dan sufi kepada anak-anak. Dua ajaran pokok dalam tasawuf ini disampaikan dengan bahasa singkat dan sederhana agar mudah dimengerti kalangan anak-anak.

Meski demikian, bobot penjelasan singkat ini cukup bermanfaat juga bagi orang dewasa. Pasalnya penjelasan singkat dan sederhana ini tidak mengurangi substansi tasawuf. Penjelasan sederhana itu berbunyi sebagai berikut:

ثم اعلم أن التصوف له خصلتان الاستقامة مع الله تعالى والسكون عن الخلق٬ فمن استقام مع الله عز وجل وأحسن خلقه بالناس وعاملهم بالحلم فهو صوفي
“Ketahuilah tasawuf memiliki dua pilar, yaitu istiqamah bersama Allah dan harmonis dengan makhluk-Nya. Dengan demikian siapa saja yang istiqamah bersama Allah SWT, berakhlak baik terhadap orang lain, dan bergaul dengan mereka dengan santun, maka ia adalah seorang sufi,” [Imam Al-Ghazali, Ayyuhal Walad (Singapura-Jeddah-Indonesia, Al-Haramain: 2005), halaman 15].

Bagi Imam Al-Ghazali, upaya menemukan inti dari tasawuf tidak sulit. Pasalnya, ia memahami benar apa yang dia bicarakan berpanjang-panjang selama ini dalam semua karyanya, terutama Ihya Ulumiddin.

Istiqamah bersama Allah baik secara lahir dan batin menuntut kebulatan hati dan kesatuan perbuatan yang sesuai garis agama Islam. Sedangkan interaksi secara baik dengan empati terhadap makhluk-Nya merupakan sisi lain tasawuf yang sulit dipisahkan dari yang pertama, yaitu istiqamah.

Tasawuf bukan semata persoalan lahiriah yaitu soal jubah, serban, biji tasbih, rida hijau yang diselempangkan di bahu, berjenggot, bertongkat, menunjukkan lafal tauhid, memotong celana hingga di atas mata kaki, mengubah ejaan menjadi lebih islami dalam media sosial, atau soal kekuatan ghaib akrobatik dengan pelbagai kecenderungan khariqul adat.

Tasawuf, bagi Imam Al-Ghazali, juga bukan fenomena hijrah lalu dipahami secara sempit sebagai tindakan meninggalkan aktivitas yang dianggap tidak islami atau uzlah menjauhi manusia dan pelbagai aktivitas yang dipersangkakan haram.

Imam Al-Ghazali menggariskan bahwa orang yang menjaga perilakunya untuk senantiasa taat kepada Allah lahir dan batin, serta bermasyarakat dengan kepedulian terhadap sesama dan alam sekitar secarta lahir batin adalah seorang Sufi.

Dengan pengertian sederhana ini, setiap orang dapat menjadi atau menyandang status sufi tanpa harus mengubah penampilan dan meninggalkan aktivitas keseharian yang telah dijalani selama ini selagi tidak melanggar syariat.

Tentang kebaikan masyarakat, kebaikan umat Islam.
Dalam “Iljamul awam al-ilmi al-kalam” Imam Ghazali mengajak kita untuk membiasakan bercermin diri. Introspeksi diri sampai kita sadar betapa awamnya kita. Yang dimaksud awam adalah menyadari bahwa hal tersebut bukan bidangnya. Alias, seseorang mengakui tidak memahami tentang sesuatu. Bisa jadi seseorang ahli di teknik dan awam di bidang kesehatan, ahli pertanian namun awam di bidang pendidikan.

Pemikiran ini merupakan anti-tesis dari pemikiran barat yang selalu menuntut menjadi profesional. Namun Imam Ghazali mengajak untuk menjadi awam yang baik. Menjadi orang awam yang tidak sadar akan keawamannya akan memperkeruh permasalah di masyarakat.
Kini, banyak sekali orang, terutama di dunia maya, berbicara mengenai politik, ekonomi hingga tafsir Al-Qur’an seolah-olah dirinya seorang ahli dalam bidang tersebut. Ini yang sudah sejak sedari dahulu kala menjadi peringatan imam Ghazali lewat tulisan-tulisannya.
Imam al-Ghazali menjelaskan 5 langkah menjadi awam yang baik yaitu:

1. Taqdis (Menyucikan diri)
Seorang Muslim dalam agama pasrahkan segala sesuatu pada Allah saja.

2. Al-’iman wa tasdiq (beriman dan percaya)
Seorang Muslim percaya dan membenarkan, sebagaimana ketika kita sakit dan pergi ke dokter maka kita harus manut dengan anjuran dan resep dokter tanpa perlu berdebat dan mencari dalil jika ingin sembuh dari penyakitnya.

3. Al-i’tiraf bi al-Ajri (mengakui kelemahan)
Seorang Muslim sadari kelemahan diri bahwa ternyata saya tidak ahli dalam masalah ini, jujurlah terhadap diri bahwa bukan ahlinya dalam bidang tersebut.

4. Al-sukut ‘an su’al (tidak mempertanyakan)
Seorang Muslim jangan cerewet terhadap sesuatu yang tidak kamu ketahui, bertanya boleh namun secukupnya.

5. Al-imsak ‘an tsarruf fi al-alfad (menahan diri untuk ‘menggarap’ nash yang tidak dipahami).

Dari lima pokok pentingnya ini, kita dapat belajar bagaimana mengendalikan diri kita, sebelum mengkritik misal “pemimpin sekarang tidak ada yang tak baik,”.

Kita seharusnya dapat mengambil pelajaran di dalam shalat berjamaah. Betapa repot dan beratnya menjadi imam. Bila ada salah satu makmum yang tidak suka dengan imam satu, itu sudah menggugurkan hakikat shalat.

[Catatan dari Ngopi Bareng]

Related Posts:

  • Khusuk dalam Shalat Puji dan syukur bagi Allah semata, yang telah menjadikan Sholat’ “Seutama-utama peribadatan, kunci ibadah, tiang agama, penggenap dan penentu diterimanya amal-amal shalih, serta menjadi cahaya bagi pelakunya di Hari Kiamat kelak. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada ju… Read More
  • 001. Penjelasan unsur-unsur Taubat PENJELASAN - I Dari penuturan Al Gazhali dan ulama lainnya dapat ditarik pengertian: bahwa hakikat taubat yang diperintahkan Allah SWT bagi seluruh kaum mu'minin agar mereka beruntung, serta memerintahkan agar mereka bertaubat dengan taubat nasuha, terdiri dari beberapa unsur dan faktor ya… Read More
  • Enam pertanyaan Imam Al-Ghazali Para sahabat rahimakumullah, Suatu hari, Imam al-Ghazali berkumpul dengan murid-muridnya. Lalu Beliau bertanya beberapa hal kepada para murid-muridnya itu. Pertama, "Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?"  Murid-muridnya ada yang menjawab orang tua, guru, teman, … Read More
  • Imam GhazaliRIWAYAT IMAM AL-GHAZALIIMAM AL GHAZALI, sebuah nama yang tidak asing di telinga kaum muslimin. Tokoh terkemuka dalam kancah filsafat dan tasawuf. Memiliki pengaruh dan pemikiran yang telah menyebar ke seantero dunia Islam. Ironisnya sejarah dan perjalanan hidupnya masih terasa asing. Kebanyakan … Read More
  • 005. Penjelasan unsur-unsur Taubat PENJELASAN - V Allah SWT memuji nabi-nabi-Nya dalam Al Qur'an dengan tindakan mereka yang melakukan istighfar itu. Mereka adalah manusia yang paling bersegera dalam melakukan istighfar dan yang paling senang melakukannya. Dalam kisah Adam, nenek moyang manusia, beliau beristighfar ketik… Read More
  • Menjaga Hati MENJAGA HATI,  LISAN, MATA DAN TELINGA Imam Al-Ghazali mengatakan, mereka yang selamat dalam Ramadhan jika berada dalam kategori khususul khusus atau al-Khawwas. Mereka menjaga telinga, mata, lisan, tangan dari maksiat. Jika ada yang bertanya, sudah berapa kali anda berpuasa Ra… Read More
  • 006. Penjelasan unsur-unsur Taubat PENJELASAN - VI Istighfar yang diterima oleh Allah SWT harus memenuhi syarat-syarat dan etikanya; yaitu, antara lain:  SYARAT PERTAMA Adalah niat yang benar dan ikhlas semata ditujukan kepada Allah SWT. Karena Allah SWT tidak menerima amal perbuatan manusia kecuali jika amal i… Read More
  • Mengingat Kematian Setiap jiwa pasti akan menemui ajalnya. Tiada satu jiwa pun yang kekal abadi hidup di dunia yang fana ini. Bila ajal telah tiba, tak ada yang bisa menghindar dan lari darinya. Bukan berarti kehidupan kita telah berakhir sampai disini. Tetapi telah berpindah dari alam fana ke alam berikutn… Read More
  • 002. Penjelasan unsur-unsur Taubat PENJELASAN II Dalam hal ini ada dua pendapat, Satu kelompok berpendapat: ia kembali menanggung dosa yang telah ia mintakan taubatnya dahulu itu, karena taubatnya telah rusak dan batal ketika ia mengulangi dosanya.Mereka berkata: karena taubat dari dosa adalah seperti keislaman dengan kekafi… Read More
  • Keutamaan Para Fakir Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah,  Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: “Orang-orang terbaik dari umatku ini adalah orang-orang fakir dan yang paling segera berbaring di surga adalah orang-orang lemah di antara mereka.”  Dalam hadits lain, beliau bersabda: “Aku … Read More

0 Comments:

Post a Comment

Folder Arsip

Rekam Arsip

Rekomendasi Arsip

  • Al-Kufru Al-Asghar (Kafir Kecil)
  • Shalat dan  kekuatan Iman
  • 004. Menghalalkan Yang Haram Penyebab Timbulnya Kejahatan
  • Dahsyatnya Shalat Berjamaah
  • Kisah Maling yang Ahli Fiqih
  • Keutamaan Al-quran
  • Taubat dari Kemunafikan
  • Menikah karena buah apel
  • Rasulullah Saw memohonkan syafaat untuk seluruh umat manusia
  • 002. Sunnah dan Bid'ah
  • Fatimah Az Zahra ra
  • Nasehat Khalifah Umar RA Kepada Putrinya
  • Wanita dambaan Surga -2
  • Seputar pendidikan Anak - I
  • 014. Kitab Putus Perkara

Followers