Islam, Rahmat Bagi Alam Semesta

Saturday, June 19, 2010

Ana Khairun Minhu - Aku lebih baik dari dia



سْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ


Para sahabat rahimakumullah,
Sombong, barangkali sama tuanya dengan peradaban manusia. Iblis dikutuk dan dikeluarkan dari surga juga lantaran sombong. Ia menolak bersujud kepada Adam as, manusia pertama, karena merasa dirinya lebih baik.

قَالَ يَا إِبْلِيسُ مَا مَنَعَكَ أَن تَسْجُدَ لِمَا خَلَقْتُ بِيَدَيَّ أَسْتَكْبَرْتَ أَمْ كُنتَ مِنَ الْعَالِينَقَالَ أَنَا خَيْرٌ مِّنْهُ خَلَقْتَنِي مِن نَّارٍ وَخَلَقْتَهُ مِن طِينٍ
"Allah berfirman: 'Hai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang (yang) lebih tinggi?' Iblis berkata: 'Aku lebih baik daripadanya, karena engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah'." (QS Shaad [38]: 75-76).

"Ana khoirun minhu (Saya lebih baik dari dia)," kata Iblis. Merasa diri lebih baik dari pada yang lain itulah sombong. Dan akibat sombong, iblis dikutuk!

"Allah berfirman:

قَالَ فَاخْرُجْ مِنْهَا فَإِنَّكَ رَجِيمٌوَإِنَّ عَلَيْكَ لَعْنَتِي إِلَى يَوْمِ الدِّينِ
'Maka keluarlah kamu dari surga, sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang terkutuk, sesungguhnya kutukan-Ku tetap atasmu sampai hari pembalasan." (QS. Shaad [38]: 77--78). 

Kita berlindung kapada Allah dari perbuatan sombong, baik dalam bentuk sifat, sikap maupun perilaku, karena ia dapat menjadi penghalang masuk jannah. Rasulullah saw bersabda, "Tidak akan masuk jannah seseorang yang terdapat dalam hatinya sifat sombong (kibr) meskipun hanya sebesar biji sawi." (HR Muslim). 

Dalam banyak ayat al-Qur'an, Allah SWT mencela orang yang sombong dan sewenang-wenang. Allah Azza wa Jalla berfirman:

سَأَصْرِفُ عَنْ آيَاتِيَ الَّذِينَ يَتَكَبَّرُونَ فِي الأَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ
"Akan Aku palingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku" (QS al-A'raf [7]:146)

كَذَلِكَ يَطْبَعُ اللَّهُ عَلَى كُلِّ قَلْبِ مُتَكَبِّرٍ جَبَّارٍ
"Demikianlah Allah mengunci mati hati orang yang sombong dan sewenang-wenang" (QS Al-Mu'min [40]:35)

إِنَّهُ لاَ يُحِبُّ الْمُسْتَكْبِرِينَ
"Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong". (QS An-Nahl [16]:23)

Berhati-hatilah kita, karena sifat, sikap, dan perilaku merasa lebih baik, lebih mulia bisa menimpa siapa saja. Seorang tokoh yang memiliki pengikut banyak, reputasi yang luas juga berpotensi untuk menyombongkan diri lantaran ketokohannya dan pengikutnya yang banyak. Seorang yang memiliki tubuh kuat, atletis, jawara, kadang tergoda memamerkan bentuk tubuhya, disamping tidak jarang gampang terpancing perkelahian, dalam urusan kecil sekalipun, hanya lantaran merasa dirinya pendekar. Seorang rupawan juga kadang tergoda untuk membanggakan kecantikannya dan meremehkan yang tidak seganteng dan secantik dirinya, bahkan sampai mencacat bentuk fisik orang lain. Seorang hartawan sering tergoda membanggakan pakainnya yang bagus, kendaraannya yang mewah, rumahnya yang mentereng dengan melihat sebelah mata pada kaum alit yang kumal, kotor, kolot dan pinggiran. Seorang pejabat yang kebetulan pangkatnya lebih tinggi kadang merasa lebih baik dari bawahannya. Presiden merasa lebih baik dari menteri, jenderal merasa lebih baik dari kopral, direktur merasa lebih baik dari karyawan dan seterusnya.

Sifat sombong juga dapat menimpa ahli ibadah. Sosok yang secara dhahir wara', zuhud, bertahajud setiap hari, berpuasa senin-kamis, rawatibnya tidak pernah tertinggal. Karena salatnya rajin sekali hingga jidatnya hitam. Namun, ternyata ia tergoda untuk menganggap dirinya orang yang paling suci, paling baik, paling takwa. Orang lain dianggap tidak ada apa-apanya dibanding dia. 

Lantas, atas dasar apa kita membanggakan diri ? Bukankah dunia ini bersifat fana? Bukankah kekayaan, pangkat, kecantikan, keturunan, pengikut, dan ilmu merupakan anugerah sekaligus titipan Allah (amanah) yang bersifat sementara? tidak permanen? dan dapat dicabut sewaktu-waktu jika Allah menghendaki? Lagi pula, bukankah yang dilihat oleh Allah adalah ketakwaan seorang hamba? dan bukan kekayaan, pangkat, fisik, keturunan? Maka adalah aneh sikap anak manusia yang merasa dirinya "ana khairun minhu". 

Ingatlah! Kita semuanya berasal dari air nutfah yang hina dan kelak kita pun akan berakhir sebagai bangkai yang busuk!

Syaikh Abdul Qadir al-Jailani berkata, 
“Tinggalkanlah kesombongan, baik terhadap Allah SWT, maupun terhadap sesama makhluk. Sesungguhnya sombong adalah sifat Iblis serta raja-raja yang aniaya, dimana kelak Allah akan menyeret wajah mereka ke neraka. Jika engkau membuat Allah SWT murka, berati engkau telah berbuat sombong terhadap-Nya. Jika muadzin telah mengumandangkan panggilan shalat (adzan) dan engkau tidak mendatanginya, maka engkau telah berbuat sombong terhadap Allah SWT. Jika engkau telah menganiaya salah seorang dari hamba-Nya, maka engkau juga telah berbuat sombong terhadap-Nya. Bertaubatlah kepada Allah SWT., dan ikhlaskanlah dalam taubat itu, sebelum Dia membinasakan engkau dengan hamba-hamba-Nya yang paling lemah. Dia telah membinasakan Namrud dan raja-raja lainnya, ketika mereka sombong terhadap-Nya. Dia hinakan mereka sesudah berjaya. Dia fakirkan mereka sesudah kaya. Dia siksa mereka sesudah mendapatkan nikmat. Dia matikan mereka sesudah hidup. Jadilah engkau orang yang bertaqwa. Syirik itu adakalanya dalam lahir, dan adakalanya dalam batin. Syrik lahir yaitu menyembah selain Allah SWT., dan syirik batinyaitu menggantungkan nasib kepada makhluk serta menganggap mereka yang mendatangkan bahaya maupun manfaat.

Wahai kaum laki-laki maupun perempuan, sungguh akan Berjaya diantara kamu orang yang memiliki sebutir keikhlasan, sebutir ketaqwaan, sebutir kesabaran, dan sebutir rasa syukur.

Apabila di dalam hatimu masih terdapat kesombongan dan kedengkian, anggota tubuhmu engkau gunakan untuk menyakiti dan menzalimi saudaramu, lidahmu masih sering berkata dusta, ber-ghibah, namimah serta menghardik anak yatim, maka sungguh engkau telah bangkrut..!

Mudah-mudahan Allah Azza wa Jalla memberi karunia-Nya kepada kita memliki sifat yang tawaddu', rendah hati dan selalu terjaga dari sifat-sifat sombong yang merupakan salah satu sifat makhluk yang amat dibenci-Nya. 

Related Posts:

  • Bahaya Miras, Judi, dan mengundi Nasib Segala puji hanya milik Allah Azza wa Jalla, Tuhan seru sekalian alam. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan-Nya kepada junjungan kita, baginda Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam beserta ahlul bait-nya, para shahabat Salaffus Shalih, para tabi'in, tabi'ut tabi'in serta seluruh um… Read More
  • Jangan anggap enteng Para pembaca rahimakumullah, Segala puji bagi Allah Yang membaguskan susunan ciptaan-Nya, Yang menciptakan langit dan bumi, mengatur rezeki dan makanan, Yang menurunkan Kitabullah Al-Qur'anul Kariim, Yang menghidupkan dan mematikan, serta Yang memberi pahala atas perbuatan-perbuatan baik. Shal… Read More
  • Tiada tempat untuk bersembunyi Segala puji hanya milik Allah Azza wa Jalla, Tuhan seru sekalian alam. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan-Nya kepada junjungan kita, baginda Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam beserta ahlul bait-nya, para shahabat Salaffus Shalih, para tabi'in, tabi'ut tabi'in serta seluruh umat Islam… Read More
  • Kita dan Hawa NafsuHawa nafsu senantiasa menyuruh manusia untuk melakukan keburukan. Dia pandai menghiasi dosa dan kemaksiatan, sehingga tampak indah dan menarik di mata manusia. Kita dapat merasakan pengaruh hawa nafsu melalui minimnya kita melakukan ketaatan, condong pada kemaksiatan dan terpesona kepada dunia. Untu… Read More
  • Tuhan pun heran Tuhan Sang Maha Pencipta segala yang ada, Pemilik alam semesta beserta isinya dan Tuhan yang kita "kenal", amatlah tidak memadai untuk menandai isyarat-isyarat keberadaan-Nya. Kepada kita cuma dijejali gambar-gambar tidak utuh perihal Dia Yang Maha Apa Saja ini. Tentu karena keterbatasa… Read More
  • Menuruti Hawa Nafsu Setiap manusia pasti memiliki keinginan terhadap sesuatu. Itulah yang kemudian disebut hawa nafsu. Pada dasarnya manusia boleh saja memenuhi segala keinginannya selama keinginan itu tidak bertentangan dengan aturan Allah dan Rasul-Nya.      Namun, ternyata begitu bany… Read More
  • Shalat Subuh adalah Cahaya Segala puji bagi Allah Yang membaguskan susunan ciptaan-Nya, Yang menciptakan langit dan bumi, mengatur rezeki dan makanan, Yang menghidupkan dan mematikan, serta Yang memberi pahala atas perbuatan-perbuatan baik. Shalawat dan salam bagi junjungan kita, Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassalam, b… Read More
  • Empat perilaku yang dilaknat Allah Abu Thufail berkata, "Suatu ketika Ali bin Abi Thalib di tanya, "Apakah Nabi SAW mengkhususkanmu dengan sesuatu yang seluruh manusia tidak diberinya?" Ali menjawab, "Rasulullah SAW tidak mengkhususkan saya dengan sesuatu yang tidak diberikan kepada seluruh manusia, kecuali sesuatu yang ada… Read More
  • Fiqh Nasehat Para pembaca rahimakumullah, Dari Abu Ruqayyah Tamim ad-Dari, Rasulullah SAW bersabda, “Agama (Islam) itu adalah nasehat.” Beliau mengulanginya tiga kali, lalu kami bertanya, “Untuk siapa, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Untuk Allah, kitab-Nya, rasul-Nya, imam-imam kaum muslimin, dan … Read More
  • Akibat Kufur Nikmat Segala puji hanya milik Allah Azza wa Jalla, Tuhan seru sekalian alam. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan-Nya kepada junjungan kita, baginda Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam beserta ahlul bait-nya, para shahabat Salaffus Shalih, para tabi'in, tabi'ut tabi'in serta seluruh umat Is… Read More

0 Comments:

Post a Comment

Folder Arsip

Rekam Arsip

Rekomendasi Arsip

  • DR. Yusuf Al-Qaradawi
  • Dajjal, pembawa mala petaka menjelang kiamat
  • Adab Doa dan keutamaannya - 1
  • Email Dari Mohammad Taufiq
  • Al-Wala Al-Bara -1
  • Pilar-pilar Keimanan
  • Aqidah Islamiah
  • 003. Rahasia Al-Quran
  • Adab doa dan faedahnya
  • 004. Menghalalkan Yang Haram Penyebab Timbulnya Kejahatan
  • Rabiah Al-Adawiyah Al-Bashriyah
  • Aqidah Salaf As Shalih
  • 006. Membebaskan diri dari rasa takut
  • Menjaga Hati
  • Said Bin Zaid

Followers