Islam, Rahmat Bagi Alam Semesta

Friday, June 25, 2010

Jangan anggap enteng


Para pembaca rahimakumullah,
Segala puji bagi Allah Yang membaguskan susunan ciptaan-Nya, Yang menciptakan langit dan bumi, mengatur rezeki dan makanan, Yang menurunkan Kitabullah Al-Qur'anul Kariim, Yang menghidupkan dan mematikan, serta Yang memberi pahala atas perbuatan-perbuatan baik. Shalawat dan salam bagi junjungan kita, Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassalam, pemilik mukjizat yang nyata, yang dari cahayanya diperoleh eksistensi segala ciptaan. 
Allah SWT berfirman:

وَلاَ تَطْرُدِ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُم بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ مَا عَلَيْكَ مِنْ حِسَابِهِم مِّن شَيْءٍ وَمَا مِنْ حِسَابِكَ عَلَيْهِم مِّن شَيْءٍ فَتَطْرُدَهُمْ فَتَكُونَ مِنَ الظَّالِمِينَ
"Dan janganlah kamu mengusir orang-orang yang menyeru Rabb-nya di pagi dan di petang hari karena mengharap keridhaan-Nya. Kamu tidak memikul tanggung jawab sedikitpun terhadap perbuatan mereka, dan merekapun tidak memikul tanggung jawab sedikitpun terhadap perbuatanmu. (Jika) kamu mengusir mereka (padahal keadaan mereka demikian), maka jadilah kamu termasuk orang-orang yang zhalim." (Al-An'am: 52) 

Pemuka Quraisy datang kepada Rasulullah saw. Mereka dimasyhurkan sebagai golongan papan atas. Tercatat nama-nama antara lain: Abu Sufyan, Amru bin Hisyam, dan Akhnas bin Syariq dari Bani Zuhrah. Saat itu Rasulullah tengah bermajlis dengan para duafa dari kalangan sahabat. Mereka antara lain: Bilal bin Rabah, Suhaib, Ammar, dan Khabbab. Para "eksekutif" Quraisy itu berkata kepada Rasulullah, "Sungguh kami ingin engkau membuat majlis untuk kami, hanya, engkau tahu orang Arab menghormati kami, dan kami malu jika Bangsa Arab mengetahui kami bermajlis dengan para budak itu. Maka kami usulkan, jika kami mendatangimu maka singkirkan mereka, dan jika kami telah pergi, duduklah bersama mereka sesukamu. Jika engkau setuju, kabari kami melalui surat".

Hampir Rasulullah memenuhi usulan mereka. Ali bin Abi Thalib bahkan telah dipanggil untuk menulis jawaban dalam secarik kertas. Tiba-tiba Jibril as datang menegur, "Dan janganlah kamu mengusir orang-orang yang menyeru Rabb-nya di pagi dan di petang hari karena mengharap keridhaan-Nya?" Demikian diceritakan oleh banyak ahli tafsir, termasuk oleh Ibnu Katsir dalam tafsirnya. 

Allah memiliki mizan(barometer), manusia pun demikian juga. Bangsa Arab menjuluki orang semacam Hisyam dengan Abul Hakam (bapak kebijaksanaan), namun Allah SWT menjulukinya dengan Abu Jahal (bapak kebodohan). Amerika menyebut pejuang Palestina dengan teroris, Islam menyebut mereka dengan mujahid. Arab jahiliyah mensejajarkan Bilal dengan binatang ternak yang tak berharga, namun, Bilal disisi Allah memiliki timbangan yang sangat berat. 

Dalam riwayat Muslim disebutkan, pada futuh Makkah, Bilal, Ammar dan Shuhaib melontarkan kalimat pedas kepada Abu Sufyan, "Demi Allah, pedang-pedang Allah belum sedikitpun memperoleh korban dari musuh-musuh-Nya." Sontak Abu Sufyan marah mendengarnya. Ia mengadu kepada Abu Bakar r.a., untuk menegur mereka.

Abu Bakar datang menegur, "Adakah kalian mengatakan demikian kepada pemuka Quraisy?" Abu Bakar meneruskan aduan "penghinaan" kepada Rasulullah. Namun, tidak seperti yang dibayangkan, Beliau saw justru berkata: "Barangkali engkau telah membuat mereka marah. Sungguh jika itu terjadi maka engkau telah membuat murka Allah." Kontan Abu Bakar takut akan murka Allah. Karena dia khawatir tindakannya membuat marah ketiga sahabat. Dia segera mendatangi mereka untuk meminta maaf. Mereka menjawab, "semoga Allah memaafkanmu." 

Ketinggian macam apakah yang menghantarkan manusia semacam Bilal, yang hina dina di mata kafir Arab, namun dapat membuat murka Allah jika ada yang membuat si budak itu murka? Dalam mizan Allah, Bilal adalah hamba Allah yang memiliki ketinggian takwa. Meski dimata manusia, Bilal adalah sosok budak miskin yang hitam legam. 

Manusia umum mengukur ketinggian dan kemuliaan manusia dengan kedudukan, harta, pangkat dan pekerjaan. Semakin kaya seseorang, ia semakin terpandang. Semakin tinggi pangkat seseorang, ia semakin disegani. Demikianlah manusia, kemuliaan seseorang banyak diukur dengan tolak ukur dunia. Sementara Allah mengukur manusia atas takwanya. Bukan atas harta, pangkat, dan jabatan yang dimiliki si hamba. 

Mencapai mizan Allah juga bukan perkara mudah, ia memerlukan kesabaran yang berat. Mencapai mizan Allah menuntut seseseorang mencintai apa yang dicintai Allah, membenci apa yang dibenci Allah, berwali kepada siapa saja yang berwali kepada Allah, dan memusuhi siapa saja yang memusuhi Allah. Ringkasnya, seperti banyak dikemukakan Para Mufassir; bimtistalil awamirihi, wajtinabi nawahihi -dengan menjalankan perintah-perintahNya, dan menjauhi larangan-larangan-Nya. 

Peringatan Allah diatas patut dijadikan pelajaran. Untuk tidak terjebak mengukur kemuliaan seseorang atas mizan manusia belaka, melainkan mizan Allah ta'ala. Jangan anggap enteng apalagi meninggalkan mereka yang tak berduit, tak tampil menarik, rakyat jelata, pekerja kasar? hanya karena di depan mata ada kelompok elit eksekutif dan konglomerat. Bisa jadi, mereka yang tampak hina dimata manusia itu, sangat serius mengharap ridha Allah, sementara mereka yang papan atas itu penuh pertimbangan untuk mencari ridha Allah. 

Jangan pula terjebak pada simbol-simbol formal untuk menilai seseorang. Apa yang engkau kenal sebagai tokoh, bisa jadi ia adalah manusia yang hina. Apa yang engkau kenal sebagai pengibar bendera Islam, bisa jadi ia adalah pengikis nilai Islam. Jangan terjebak hanya pada eksistensi mereka dalam lembaga A, atau sebutan kiyai untuk mereka, atau atribut-atribut yang biasa mereka sandang. Untuk tidak terjebak pada kesalahan penilaian, maka perlu memahami mizan Allah itu sendiri. Dengan apa? tentu dengan memahami nilai kebenaran Islam, seperti nasihat Ali bin Abi Thalib: "Kebenaran tidak diukur berdasarkan rijal (figur), pelajarilah kebenaran itu, niscaya engkau akan tahu siapa sejatinya pemanggul kebenaran." Wallau a'lam. 


[Dipetik dari artikel: Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia]

Related Posts:

  • Tuhan pun heran Tuhan Sang Maha Pencipta segala yang ada, Pemilik alam semesta beserta isinya dan Tuhan yang kita "kenal", amatlah tidak memadai untuk menandai isyarat-isyarat keberadaan-Nya. Kepada kita cuma dijejali gambar-gambar tidak utuh perihal Dia Yang Maha Apa Saja ini. Tentu karena keterbatasa… Read More
  • Kita dan Hawa NafsuHawa nafsu senantiasa menyuruh manusia untuk melakukan keburukan. Dia pandai menghiasi dosa dan kemaksiatan, sehingga tampak indah dan menarik di mata manusia. Kita dapat merasakan pengaruh hawa nafsu melalui minimnya kita melakukan ketaatan, condong pada kemaksiatan dan terpesona kepada dunia. Untu… Read More
  • Makna Kehidupan Banyak manusia yang tidak memahami arti kehidupan di dunia. Mungkin kita sendiri termasuk dalam golongan mereka yang hanya berlomba-lomba untuk mendapatkan kesenangan hidup duniawi. Orang-orang yang lebih banyak mencari pemuasan hawa nafsu (semu), daripada berikhtiar memenuhi fitrahnya sebagai hamb… Read More
  • Fiqh Nasehat Para pembaca rahimakumullah, Dari Abu Ruqayyah Tamim ad-Dari, Rasulullah SAW bersabda, “Agama (Islam) itu adalah nasehat.” Beliau mengulanginya tiga kali, lalu kami bertanya, “Untuk siapa, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Untuk Allah, kitab-Nya, rasul-Nya, imam-imam kaum muslimin, dan … Read More
  • Tiada tempat untuk bersembunyi Segala puji hanya milik Allah Azza wa Jalla, Tuhan seru sekalian alam. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan-Nya kepada junjungan kita, baginda Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam beserta ahlul bait-nya, para shahabat Salaffus Shalih, para tabi'in, tabi'ut tabi'in serta seluruh umat Islam… Read More
  • Empat perilaku yang dilaknat Allah Abu Thufail berkata, "Suatu ketika Ali bin Abi Thalib di tanya, "Apakah Nabi SAW mengkhususkanmu dengan sesuatu yang seluruh manusia tidak diberinya?" Ali menjawab, "Rasulullah SAW tidak mengkhususkan saya dengan sesuatu yang tidak diberikan kepada seluruh manusia, kecuali sesuatu yang ada… Read More
  • Pelajaran dari umat terdahulu Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah,Allah berfirman, "Sesungguhnya, pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Alquran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, … Read More
  • Enam pertanyaan Imam Al-Ghazali Para sahabat rahimakumullah, Suatu hari, Imam al-Ghazali berkumpul dengan murid-muridnya. Lalu Beliau bertanya beberapa hal kepada para murid-muridnya itu. Pertama, "Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?"  Murid-muridnya ada yang menjawab orang tua, guru, teman, … Read More
  • Bahaya Miras, Judi, dan mengundi Nasib Segala puji hanya milik Allah Azza wa Jalla, Tuhan seru sekalian alam. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan-Nya kepada junjungan kita, baginda Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam beserta ahlul bait-nya, para shahabat Salaffus Shalih, para tabi'in, tabi'ut tabi'in serta seluruh um… Read More
  • Akibat Kufur Nikmat Segala puji hanya milik Allah Azza wa Jalla, Tuhan seru sekalian alam. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan-Nya kepada junjungan kita, baginda Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam beserta ahlul bait-nya, para shahabat Salaffus Shalih, para tabi'in, tabi'ut tabi'in serta seluruh umat Is… Read More

0 Comments:

Post a Comment

Folder Arsip

Rekam Arsip

Rekomendasi Arsip

  • Fatimah Az Zahra ra
  • Makna ‘Rahmat’ dalam Rahmatan lil ‘Alamin
  • 004. Sunnah dan Bid'ah
  • Jauhilah Bid'ah!
  • Rasulullah dan Ummu Khadijah, Suami Isteri Teladan
  • Kisah Penciptaan Nabi Muhammad Saw
  • Manisnya 10 Buah Keimanan
  • Melaksanakan Shalat
  • Mengapa hanya Rasulullah Saw yang memiliki syafaat paling besar?
  • Rahasia angka 'bilangan sujud'
  • Komentar Muslimologi
  • Almarhum, sudah benarkah sebutan ini?
  • Hukum bertanya pada Dukun dan Peramal
  • Jangan anggap enteng
  • Hadits Qudsi

Followers